BAB 14

12 2 0
                                    

Ratna masuk mendudukan diri di kursi dan disusul Rico, mereka menghela nafas lega karena masalah sudah selesai.
" Gue gak nyangka Pak Joko bisa menggelapkan dana, padahal kelihatannya orang baik. "

    " Semua gak seperti apa yang kita lihat Ric, semua orang bakal tergoda kalau diberi kekuasaan kaya Pak Joko. Tapi gue bakal awasi gantinya Pak Joko biar kejadian ini gak terulang lagi. "

" Iya lo benar kita harus waspada sama tuh orang, sebaiknya kita cek laporan lagi siapa tahu ada yang terlewat. "

     Ratna dan Rico mengecek laporan dengan teliti dan mengawasi kinerja pekerja lewat cctv, tanpa sadar waktu menunjukkan makan siang. Mereka kembali ke hotel untuk makan siang dengan Rara dan Rizwan.

     Setelah makan mereka memutuskan pergi ke pantai, sampai disana Ratna, Rizwan, dan Rara bermain di pinggir pandai juga membuat istana pasir. Sedangkan Rico pergi menjauh untuk mengangkat telepon dari kekasihnya.

   " Na gue angkat telepon dari ayang beib. " Katanya seraya pergi meninggalkan mereka.

     " Pa… Bangun istananya yang tinggi, oh iya Pa nanti kita beli gelang kaya anak itu ya. Kayaknya itu bagus deh. "

" Oke manisnya Papa. "

     Mereka tampak seperti keluarga bahagia meskipun Rizwan menolak Ratna yang sesekali mendekatinya. Saat Rizwan pergi membeli minuman, ada pria yang mendekati Ratna yang duduk di kursi pantai dengan Rara.
" Mami… Aku seneng banget bisa liburan bareng, kita kayak keluarga bahagia. Kapan Mami mau nikah sama Papa? "

" Kalau itu kamu tanya Papa kamu, Mami mah siap kapan pun Papa kamu lamar. "

   " Ehemmm… Maaf Nona boleh kenalan. " Kata pria yang menyela percakapan mereka.

    " Om siapa? Gak usah dekat-dekat Mami. " Ucapnya dengan ketus.

" Rara ngomong yang baik sama Om nya, maaf Putri saya kurang suka kalau ada orang asing. "

     " Tidak papa Nona… Boleh kenalan nama saya Rudi saya gak keberatan buat jadi Papinya putri kamu. "

" Gak boleh!!! Papa aku masih ada ngapain punya Papa baru? Mending Om pergi deh. " Katanya sambil menatap tajam pada pria itu.

" Anda sudah dengarkan kata anak saya, sebaiknya anda pergi sebelum suami saya datang. " Pria itu pergi dengan kecewa, setelah lama pria itu pergi Rizwan datang dengan membawa minuman dan beberapa camilan.
      
      " Ra, maaf Papa lama tadi antri, udah jangan cemberut wajahnya. "

      " Papa kok lama banget, tadi ada cowok yang godain Mami. Itu semua salah Papa. " Ucapnya sambil menggembungkan pipinya

   " Emang bener kata Rara? Harusnya kamu sama Rara ikut saya biar hal ini gak terjadi, kamu ngeyel banget mau istirahat capek lah katanya. "  Dia menatap tajam wanita yang sedari tadi tersenyum menatapnya.

     " Ya ampun Rizwan kamu jangan cemburu dong, lagian meskipun banyak yang godain aku hati aku tetap milikmu seorang. " katanya sambil mengedipkan sebelah matanya

   " Saya tidak cemburu. Saya cuma khawatir kalo orang itu jahat, dia berbuat kasar sama Rara karena kamu tolak. Jangan terlalu percaya diri. "

    " Cepat habiskan cemilannya, lalu kita pulang ke hotel, saya mau cek beberapa laporan di hotel kamu ajak Rara main. Suruh teman kamu kesini. "

     Mereka pulang ke hotel karena Rizwan harus mengurus pekerjaannya, sementara Ratna, Rara, dan Rico bermain dikamar Ratna.
" Na… Lo pasti seneng kan tadi bisa berduaan sama Rizwan? " Dia menaik turunkan alis menggoda temannya yang sekarang tengah bersemu.

        " Kita bertiga Om " Katanya dengan kesal karena merasa tidak dianggap.

   " Ya ya ya baiklah manis kalian bertiga, gimana Na? " Rara pun melanjutkan mainnya tidak memperdulikan percakapan kedua orang itu lagi.

   " Gue seneng banget Ric, gak nyangka kita bisa liburan bareng. Lo gimana ada kabar apa dari cewek lo? "

" Gak ada kabar apapun, dia cuma titip pesan ke lo kalo dia kangen. "

      " Bilang sama dia kalo gue juga kangen, gak sabar buat kumpul bareng lagi. "

Love You My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang