BAB 8

16 2 0
                                    

Pov Ratna

    Salah satu resepsionis itu mengantarkan kami ke depan ruangan Rizwan, sesampainya disana kami langsung masuk.
" Assalamualaikum Papa. "

       " Assalamu'alaikum masa depanku. "

      Kulihat ada wanita yang menjelaskan pekerjaan dengan Rizwan sambil menempel padanya, apa-apaan itu cewek gatel banget segala nempel sama Rizwan pengen banget digaruk. Mereka langsung melihat aku dan Rara setelah mendengar kami mengucapkan salam, Rizwan pun langsung menghampiri putrinya sambil menjawab salam.
" Kalian kok kesini? " tanyanya dengan wajah bingung.

" Kita mau makan siang sama Papa. "

      " Kita mau mau makan siang sama kamu, lagian ini sudah jam makan siang ngapain tuh cewek disini? "

    Kulihat wanita itu pamit pada Rizwan dan segera keluar dari ruangan. Dasar genit, untung gak gue jambak gak gue habisin tuh cewek, pokoknya gue harus waspada sama tuh cewek biar dia gak rebut Rizwan dari gue.
" Papa gak senang aku ke sini? " tanyanya dengan muka sedih

" Gak kok Papa seneng banget, Papa cuma heran kamu kesini. "

" Ayo kita makan tadi Mami udah beli masakan padang Pa. " Ucapnya dengan senang.

" Kenapa kamu panggil Tante itu Mami Ra? " katanya sambil memelototiku.

     " Kan Tante bakal jadi Mamaku kelak."

" Ra… Tante itu bukan… " Ku potong perkataan Rizwan yang akan menyangkal apa yang dibilang Rara.

   " Udah kita makan saja, pasti Rara udah lapar. " Kami pun makan siang dengan Rizwan yang memandangku dengan tatapan kesal. Selesai makan aku mengantarkan Rara dan melanjutkan pekerjaan.

Pov Ratna end

     Sebuah canda tawa menggema di ruang keluarga mendengar cerita Rara, dia menceritakan keseharian yang dilalui hari ini.
" Rara bagaimana hari ini, apa kamu mengalami kesulitan belajar? Apa ada teman yang kurang baik padamu? "

" Semua baik Opa… Aku  seneng banget lihat muka teman-teman ku yang terkejut. "

    " Memangnya ada apa di sekolah, sampai temanmu terkejut? " tanyanya penasaran

" Tadi pagi kan aku berangkat gak sama Papa terus temanku tanya, kamu berangkat sama siapa? Lalu aku jawab aku berangkat sama Mami. Ternyata reaksi mereka mengejutkan Opa, ada yang membuka mulutnya lebar, ada yang mematung, dan berbagai macam. Itu semua lucu banget, mereka semua syok Opa."

      Semuanya tertawa saat mendengarkan celoteh sang cucu, tapi mereka menghentikan tawanya saat sadar bahwa cucu kesayangan mereka memanggil wanita yang mengatarnya dengan sebutan mami.
" Ra...kamu kok panggil Tante itu dengan sebutan Mami? " tanya Arga

" Iya Om… Tante yang suruh, katanya kan Tante bentar lagi mau nikah sama Papa, jadi aku harus biasain manggil Mami biar gak kaku katanya. "

" Loh… loh loh… Kok panggil Mami sih? Kan kamu panggil ayahmu dengan Papa kan gak cocok, harusnya tuh panggil Mama Ra. " Tanya Arga sambil memandang kakaknya dengan senyum penuh arti.

" Itu juga maunya Tante Om katanya dia mau jadi ibu sambungnya Rara bukan rebut posisi Mamanya Rara, jadi dia suruh panggil Mami. "

   " Tuh dengar Kak dia baik kok cocok jadi Ibu juga istrinya Kakak, iya gak Umi Abi? "

" Dengar tuh Rizwan, dia baik jadi kamu harus kasih kesempatan buat dia. " Kata Umi

" Benar kata Umi mu dia baik buktinya dia gak mau ambil posisi Mamanya Rara tapi dia mau membuat tempat sendiri di hati kamu dan Rara. Jadi Abi harap kamu bisa kasih kesempatan buat dia dan lupain prinsip kamu buat hidup sendiri."

" Aku tahu dia baik Bi...tapi aku gak akan ubah prinsip aku. " Jawabnya tegas.

    " Kamu gak boleh terlalu yakin, Allah itu bisa membolak balikkan hati manusia. Siapa tahu Allah akan merobohkan prinsip kamu dan membuat kamu jatuh cinta sama Ratna. "

Love You My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang