BAB 20

22 4 0
                                        


      Ratna sampai rumah mengamuk di kamar, bahkan dia meninju tembok dengan tangannya yang terluka. Setelah capek meluapkan emosi, Ratna menjatuhkan diri di kasur kemudian dia terlelap secara perlahan.

   Pagi hari Ratna dibangunkan dengan suara notifikasi dan panggilan dari temannya, mereka mengkhawatirkan Ratna yang membawa motor dengan ugal-ugalan karena emosi.

Ratna membalas bahwa dirinya baik-baik saja dan semuanya berjalan dengan normal. Setelah bersiap Ratna pergi menjemput Rara, dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa semalam.

    Sesampainya disana Ratna membawa Rara tanpa berbicara pada Rizwan, dia menghentikan mobil saat sampai di sekolah Rara.
" Ra, belajar yang rajin dan jangan nakal. " Ucapnya sambil mengulurkan tangannya
saat Rara hendak mencium tangan Ratna dia terkejut, kenapa tangan Maminya diperban.

" Tangan mami kenapa? Kok diperban? " tanyanya penasaran

" Mami gak papa, cuma lecet karena Mami ceroboh. "

Ratna jadi teringat kejadian semalam saat menatap tangannya, dia ingat wanita gatel yang menggelayuti Rizwan. Amarahnya seketika naik membuat dia sakit kepala, dia harus mengendalikan amarahnya supaya tidak menyakiti Rara.

Ratna menyandarkan kepala ke kursi mobil sambil menutup mata, dia menghembuskan napas beberapa kali untuk mengatur emosi.
" Mami kenapa, pusing ya? " tanya Rara khawatir.

" Iya pusing. "

" Mami pusing kenapa ? "

     " Mami pusing karena Papa kamu buat Mami marah. " Dia tidak melanjutkan kalimatnya dan segera mengalihkan pembicaraan.

" Ra kamu masuk sekolah gih nanti telat. "
Setelah Rara masuk sekolah, Ratna segera menuju ke pusat perbelanjaannya. Dia menjalani aktivitas seperti biasa dan, saat makan siang dia pergi kekantor Rizwan untuk makan bersama.

Love You My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang