BAB 3

19 2 0
                                    

Saat sedang mendengarkan pembicaraan kedua orang tersebut, tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan menatapnya dengan penuh tanya.
" Papa kenapa kita berhenti disini, tidak jadi masuk? " Berdehem sejenak karena suara putrinya menarik perhatian dua orang yang sedang berbicara, kemudian membawa putrinya untuk menyapa kakeknya.

    " Hai cucu Opa, gimana belanjanya tadi seneng gak? " Ucapnya seraya memeluk cucunya

" Seneng Opa, tapi tadi aku sempat kepisah sama Papa tapi untungnya ada Tante cantik yang menolong. "

    " Syukurlah… Rizwan kenapa kamu ceroboh banget, gimana kalo yang nemuin Rara orang jahat? terus Rara diculik atau mungkin dijual? " Ucap pria tua itu dengan menatap tajam pada putranya.

Sambil menunduk dia menjawab ayahnya. " Maaf Abi, aku tadi gak sengaja kehilangan raya pas lagi angkat telpon dari klien "

Pria itu terus menunduk tidak berani menatap mata Abdullah Al Rasyid yang sedang menatap matanya dengan tajam.
" Kalau berbicara tatap orang nya bukan menunduk, kamu harus tegas sebagai pria urus perusahaan keluarga, bukan mendouble pekerjaan sebagai arsitek dan mengurus perusahaan. Lihat akibat kesibukan kamu, kamu hampir kehilangan satu-satunya putri kamu. "

     " Ehem… Abi sebenarnya aku bisa kok ngurus dua kerjaan, tapi kalau menurut Abi aku gak mampu kenapa gak suruh Arga saja buat handle perusahaan keluarga? "

     Pria yang sedang dibicarakan berdecak kesal dan berkata. " Aku tuh belum selesai kuliah lagian aku belum paham soal begituan. " Pria itu beranjak dari tempat duduknya tapi suara pria yang tegas menghentikan langkahnya.

" Argadana al rasyid kembali duduk, Abi belum selesai bicara. "
Pria itu duduk dengan wajah kesal dan mendengarkan percakapan dua orang itu.

      " Rizwan Abi sudah bilang sama kamu kalau Arga akan memimpin perusahaan kita nanti dan menggantikanmu ketika dia udah siap, dia harus mulai semuanya dari nol biar gak menghambur-hamburkan uang dengan teman wanitanya. "

" Kenapa gak Kak Rizwan aja yang pimpin perusahan? " Tanya Arga

    " Perusahaan akan diserahkan ke kalian karena kalian berdua anak Abi, Abi gak percaya sama orang lain. Kalian bisa gantian jadi pimpinan disana, tapi harus kontrol perusahaan dengan baik jangan sampai kecolongan ada penghianat dan koruptor disana. "

Gadis kecil yang menyimak pembicaraan tiga orang dewasa itu mulai bersuara.
" Memangnya Om Arga gak kerja kaya Papa ya? " Pria tua dan ayah gadis itu tertawa mendengar pertanyaan polos gadis kecil itu sedangkan yang dibicarakan meringis malu dan menjelaskan.

" Rara sayang… Om Arga sekarang memang belum kerja karena masih kuliah nanti kalo sudah selesai kuliahnya Om ganteng bakal kerja dan beliin mainan yang banyak buat Rara. "

     " Maksudnya sekolah lagi? Tapi kan walaupun Om gak kerja bisa jajanin Rara sama beliin mainan, jadi itu uang siapa? "

" Itu sebagian uang saku dari Opa dan sebagian lagi uang Om ganteng dari menang balapan. "

     " Jadi yang jajanin aku Opa dan Om dong, kan uang nya separuh punya Om dan separuh punya Opa. " Ucapnya sambil menganggukkan kepala. Semua orang tersenyum mendengar kesimpulan cucu kesayangan keluarga itu.

     Sementara itu di sebuah ruangan kerja wanita yang berdiri sambil menatap jendela dengan pandangan kosong dikejutkan dengan suara ketukan pintu, kemudian dia duduk di kursi kerja dan mempersilahkan masuk orang yang mengetuk pintunya.

     " Nona saya sudah dapat datanya, namanya Muhammad Rizwan Al Rasyid putra pertama Abdullah Al Rasyid. Umur 28 tahun bekerja sebagai arsitek dan memimpin perusahaan keluarga Al Rasyid, memiliki putri yang sekolah di sekolah jakarta yang merupakan milik yayasan al rasyid dan..." Perkataannya terhenti saat ada tangan yang terangkat.

     " Riko cukup, taruh berkasnya di meja nanti saya baca sendiri. "

" Baik Nona. " Ucapnya seraya menunduk dan pamit keluar.

     Wanita itu membaca data yang sekretarisnya bawa seraya sekali tersenyum.
" Baiklah Rizwan...bersiaplah aku akan datang dan masuk ke hatimu dan akan menjadi dari bagian hidupmu, ok saatnya melakukan misi pendekatan. " Ucapnya percaya diri dan tersenyum dengan lebar.

     Saat waktu pulang sekolah wanita berpakaian modis itu berjalan depan sekolah untuk menjemput gadis kecil yang mencuri perhatiannya kemarin, saat gadis kecil itu keluar dari kelasnya dia melambaikan tangan pada gadis kecil itu. Saat ada anak yang mendorong Rara dengan sengaja, Ratna berlari menghampiri Rara dan memarahi anak itu.

Love You My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang