Part 28 [UGD]

4.2K 399 56
                                    

DOR!

suara tembakan bersamaan, terdengar sangat keras. dan disaat Alex ingin menembak kepala ketua-Nya itu, Namun suatu ketika ia mengingat kenangan kecil-Nya bersama pria dihadapanya itu, sangat bahagia penuh dengan kenangan, ia sangat menyayangi layaknya sosok ayah.

Di lubuk hatinya ia tidak bisaa, hingga akhirnya tembakan tersebut meleset kek-arah tangan kiri pria tua itu, namun tidak dengannya kini peluru pria itu menerobos masuk kedalam perutnya dan merusak organ tubuhnya.

Rezvan melotot sempurna, melihat Alex yang sudah terjatuh dengan memegang perutnya, yang bolong bekas peluru yang menyarang di tubuhnya.

Rezvan menelfon ambulance lalu menghampiri alex. isak tangis tak bisa ia tahan melihat temannya terluka.

Ketua mafia itu hanya terluka sedikit dibagain tanganya. tapi tidak dengan alex. kini ia terjatuh dengan frustasi karna sangking emosi-nya ia melukai-Nya, tanpa pikir panjang ia menghampiri alex namun kini rezvan menahannya.

ambulance sudah datang, lalu membawa alex kerumah sakit. Dan memasuki ruangan UGD lalu menjalankan operasi, alat demi alat sudah digunakan, karna pelurunya menyarang diperutnya dan merusak salah satu Ginjal kiri-Nya.

namun sialnya stok ginjal saat ini habis, suster dan dokter bahkan sudah kelabakan, hingga mengumumkan kek sumber informasi. syukurlah seseorang bersiap memberikan Ginjal kirinya yang membuatnya harus transplantasi organ.

Dan lebih ber-syukur-Nya lagi kini operasi berjalan lancar hanya saja Alex masih mengalami koma.

●●●

sehari sudah berlalu.
kini rezvan, chandra dan rafael sedang tidak berada disel-Nya.

Chandra dan rafael sedang berada di bar dengan menenangkan Rezvan yang sedang sedih, dipikiran rezvan adalah Alex terluka karnanya harusnya ia tidak memperpanjang masalah Alex.

Tiba-tiba komandan penjara memangil Chandra kek kantornya sekilas chandra, memegang bahu rezvan sedangkan rezvan sedikit tersenyum tipis padanya.

Beberapa menit kemudian rafael sudah menenangkan Rezvan, yang membuat rezvan lumayan tenang, namun tiba-tiba diluar sana heboh banyak orang berhamburan minggir, dengan menyilahkan rombongan orang masuk.

Kini Rafael dan chandra menatap bingung, sebenarnya ada apa? kenapa sangat ramai, namun tiba-tiba Rezvan merasa tidak asing dengan rombongan tersebut yang menghampirinya, ia tertegun, matanya terpelonjak kaget saat pria separuh baya sudah didepan-Nya.

PLAK!!

Tamparan mendarat tepat diwajah mulus Rezvan, kini ia memegang pipi-Nya yang sudah Nyeri bekas tamparan.

Rafael yang melihat itu pun melangkah maju, namun dengan sigap Rezvan mencegahnya, dan begitu pula bodyguard pria separuh baya itu, yang melihat rafael melangkah maju ikut maju, namun dicegah oleh pria separuh baya itu.

"JADI SELAMA INI KAMU BERSEMBUNYI DISINI?."

"AYAH GADA HAK UNTUK NGATUR HIDUP REZVAN."

"PANTES AYAH CARIIN KAMU KEMANA-MANA GADA, TERNYATA KAMU DIPENJARA."

"NYENYENYEEE."

"MAU DITARO MANA MUKA AYAH SEORANG KETUA MAFIA TERKENAL DIDUNIA ANAKNYA MASUK PENJARA."

"ITU MUKA AYAH DIMUKA."

"AYO IKUT AYAH PULANG, SEBELUM KAMU MENCORET NAMA BAIK AYAH."

"SEJAK KAPAN AYAH PUNYA NAMA BAIK, KAN AYAH PENJAHAT."

kini pria paruh baya itu jengah, dengan kelakuan putra tunggal-Nya itu yang sangat menyebalkan kini menyuruh bawahan-Nya untuk menyeret putranya, sedangkan rafael yang melihat itu dengan tanpa pikir panjang ikut membantu namun dengan sigap salah satu bawahan ketua Cosa sudah menahan-Nya.

Rezvan yang tak terima diseret membrontak, namun percuma, kekuatannya jauh kalah banding dengan pria berotot dikanan, kiri depan belakang-Nya.

Disisi lain
Chandra yang tadinya ingin menghampiri kedua temanya dibar, melihat keramaian dengan rombongan yang menurutnya sangat tidak asing, lalu bersembunyi dibalik dinding.

dengan menatap temannya yang sedang ditampar, benar saja itu adalah kelompok mafia, yang sedang ia hindari namun tiba-tiba pundaknya disentuh seseorang yang membuatnya terkaget. Lalu mendongak dan menatap bawahan-Nya tersebut.

"Tuan, Tuan Mafia Cosa sedang berada dipenjara ini kita harus apa?." Ujar salah satu-nya

"Kita sembunyi dulu jangan sampe ada yang ketawan."

Ujar chandra tanpa mereka sadari salah satu bawahan mafia cosa melihatnya yang membuatnya teriak memanggil pasukan.

"SIAL! LARIII!" Gumam chandra yang menyadari kini bawahan mafia tersebut mengejarnya.

Chandra terus belari, dengan sesekali tabrak dengan orang lain. Lalu menuruni tangga menuju lantai bawah dan menemukan jalan bercabang.

Kini chandra berhenti dari larinya dengan nafas yang ngos-ngosan begitu pula bawahanya.

"Kita Gaa bisa terus bergerombol, kita bagi tugas, aku sendirian berjalan lurus sedangkan kalian Tujuh orang jalan kekiri dan kalian lima orang jalan kekanan, otomatis mereka bakal ngejar saya. Jadi kita bakal bisa ngepung mereka."

"Siap tuan."

Kini mereka berlari sesuai arah masing-masing.

Lalu chandra melirik rombongan bawahan mafia tersebut yg lari mengejar-Nya, benar saja mereka mengejar chandra sang ketua-Nya.

Di-ujung terus larinya chandra, kini menemukan jalan bercabang tepat dengan sasarannya, kini ia berhenti dengan bawahan-Nya dari arah kanan/kiri yang sudah mengepung mereka.

Chandra dan semua anak buahnya mengeluarkan pistolnya dan begitu sebaliknya musuhnya tersebut sudah mengarahkan pistol masing masing.

Tanpa pikir panjang kini mereka semua sudah saling menembak, kini chandra terus saja menghindar dari peluru itu. hingga kini ia mengarahkan pistolnya tepat kearah mereka dan...

DOR!

menurutnya sudah cukup, musuh lawan sudah banyak yg tergeletak dan begitu pula bawahanya.
Kini chandra tak menghiraukanya ia memanggil bawahan-Nya yg masih hidup lalu pergi.

_________________________________

Jika kalian memutuskan untuk memberikan vote dan memberikan komentar/saran, untuk cerita ini.
itu sangat berharga bagi author
terimakasih! aku sangat menghargainya.

Become sipir to mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang