Part 24 [pengakuan]

4.9K 424 0
                                    

ilona terpelonjak kaget dengan chandra yang sudah memeluk-Nya beberapa menit ia masih tertegun dengan pikiran-Nya setelah lumayan tenang ilona menoleh kebelakang.

chandra menatap ilona, tersenyum kemudian memajukan wajahnya, ia memanggut bibir ilona, yang membuat ilona melotot sempurna, kini jantungnya sudah berdetak dengan kencang.

Ilona yang terbawa suasana kini hanya pasrah dengan ciuman tersebut.
mereka berciuman dengan lembut tidak ada lidah.

hujan yang semangkin deras, dengan angin sepoi-sepoi yang dingin menerpa mereka, namun mereka tidak menghiraukannya, dan asik dengan aksinya, beberapa menit kemudian mereka menyudahi ciuman mereka

mereka saling canggung dan kini chandra memegang halus kedua pundak ilona dan saling berhadapan.

" Katakan, Apakah kau menyukaiku ilona?."

DEG!

ilona hanya menatapnya dengan jantung yang berdetak tak karuan. ilona terdiam sesaat ia masih sibuk dengan pemikirannya.

"Ke-Kenapa?."

"sepertinnya, aku menyukaimu ilona!.''

DEG! DIG! DUG! SER!

ilona masih mencerna ucapan chandra, ini pertama kalinya seseorang menyatakan cinta padanya, dan begitupun sebaliknya ia menyukainya, dipikirannya adalah apakah ia bermimpi?! apa ia salah dengar.

"Apakah kau sedang bercanda?!."..

"tatap mataku dan lihat apa aku sedang bercanda?"

ilona menatap mata chandra ia melihat keseriusan dimatanya tanpa pikir panjang ia langsung memeluk chandra

"Aku juga menyukaimu chandra!."

ujar ilona mempererat pelukannya, sedangkan chandra membalas pelukan tersebut, dengan mencium puncak kepala ilona.

Ilona benar-benar senang ternyata apa yang ia rasakan juga didasarkan oleh Chandra, dan begitu sebaliknya candra bahagia ternyata Ilona menyukainya juga.

mereka berdua melepaskan pelukannya dan saling pandangan.

"sudah sana masuk bersihkan diri! Jangan terlalu lama bermain hujan, nanti kau sakit.!" ujar chandra sedangkan ilona dibuat kesal oleh lelaki itu.

"Menyebalkan! maksudku....ummm."
ujar ilona terpotong ia ingin mengatakan tetapi ia malu-malu antara takut dan malu.

"Apakah kau bodoh, tidak bisa berbicara dengan benar?."

"Ck! Maksudku kaukan menyukaiku dan aku menyukaimu. Sekarang kita apa?!."

"Dua sepasang yang saling menyukai."..

"bukan itu yang ku maksud chandraa."

" lalu apa?!."

"Hubungan kita apa sekarang?!"

ujar Ilona yang kesal kepada pria didepannya yang sangat tidak peka.

"Katakan, kau ingin seperti apa?!"

" kita pacaran?."

" Baiklah."

Ilona tersenyum senang sekarang pria dihadapannya yang bernama Chandra Narendra resmi menjadi pacarnya.

kini mereka menyudahi pertemuan dan pergi masing-masing ke tempatnya.

sedangkan dilain sisi.
seseorang wanita di pojok sana di arah jendela yang tak lain adalah sara, yang sedari tadi sudah menyaksikan dua sepasang kekasih bucin yang berciuman di tengahnya Deras hujan.

Kini Sara hanya menggeleng-geleng kepalanya sambil mendumel.

"Hoeeek! bisa-bisanya mereka ngebucin di tengah derasnya hujan Ah sudahlah yang jomblo diam." Gumam sara yang tak menyadari kehadiran Rafael disampingnya sedari tadi.

"Ck! Sadis kau tidak menganggap diriku."

Ujar Rafael ala-ala marah sedangkan sara yang menyadari kehadiran rafael disampingnya kini kelabakan melihat rafael yang marah padanya.

"Kau tau bukan itu yang ku maksud!."

" lalu apa?!"

"lama-lama kau sangat menyebalkan! maksudku kita memang saling menyukai, tapi kau tidak memberi kepastian kepadaku."

Ujar Sara mengode, yang kini malu malu mengatakannya. sedangkan Rafael kini tersadar Jika ia belum memberi kepastian pada sara.

"Aku menyukaimu, apakah Kau mau menjadi kekasihkuku?!" Ujar rafael menatap wanita itu serius.

Sedangkan Sara terkejut dengan pernyataan cinta Rafael, tanpa pikir panjang langsung memeluknya dengan erat.

"Aku juga menyukaimu, dan aku juga ingin menjadi kekasihmu Rafael." ujar Sara.

Rafael kini membalas pelukan Sara dengan erat. jantung mereka berdetak tak karuan, mereka berdua merasa jantungnya akan pecah karena detak-Nya terlalu keras.

lalu Rafael mencium Puncak kepala Sara benar-benar hari ini Sara sangat bahagia, sungguh bahagia, di pertemukan laki-laki seperti Rafael di hidupnya.

●●●

Ilona sudah membersihkan dirinya kini ia menatap pantulan dirinya di cermin wastafel, kini ia memegang bibirnya ia terbayang kejadian Berapa jam lalu ia berciuman dengan Chandra, yang membuatnya kini menggeram bahagia dengan loncat-loncat layaknya anak esdeh diberikan eskrim.

Become sipir to mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang