WAKTU MENGULASI BELAJAR

1 3 0
                                    

Kini garen, varel dan lavik berada di kantin. Satu persatu antara mereka sudah ada yang membaca buku untuk jadwal Ul nantik. Lavik fokus membaca buku nya dan sesekali meneguk minuman jus alpukat nya di meja. Begitu juga varel membaca buku dengan teliti kajian. Hal ini mereka berdua sudah di tuntas kan kedalam ZEAA yang paling rajin, tak garen yang malah sibuk memegang hp nya, dan mendongak ketika melihat fili melambaikan tangan nya pada nya. Garen membalas nya lalu mengode fili untuk kemari.

Fili berjalan, langkah nya diikuti oleh seseorang yaitu allena.

Senyuman allena mengembang saat melihat es batu nya juga ada disitu.

"Belajar bareng yuk?" Seru fili berdiri di samping garen.
Garen mengangguk.

"Yuk, sini duduk." Ucap garen menyuruh sang pacar nya untuk duduk kesebelah nya. Fili mengangguk lalu duduk. Ia tak lagi melihat allena Karena lebih fokus pada sibucin nya itu.

Lavik mendapati seseorang dari ujung mata nya dan sedikit mendongak mendapati allena yang berdiri di pertengahan dia dan varel. Tapi tak tatapan nya yang malah mengamati varel yang entah sengaja menghirau atau memang tak mengetahui keberadaan gadis itu.

"Duduk Len, sakit ntar kepala lu nengok dia Mulu." Sambar lavik. Allena mengangguk pada nya senyum. Lalu mendudukkan diri nya dikursi sebelah varel yang tak mengamati nya.

"Hari ini belajar apa?"

"Kimia." Saut lavik, ya walaupun dia tau pertanyaan allena pada varel. Namun lavik tak enak dan segera menjawab karena varel terus mengamati membaca buku nya. Allena manggut2.

Ia kembali menatap varel dari samping. Rasa nya jantung allena sudah dipenuhi pengeram tertampan yang tengah ia amati dari dekat.

Senyuman itu tak dapat terukir lama, karena varel tiba tiba beralih pada nya.
Allena tertegun dan tersenyum, tak ada ekspresi apa apa dari varel yang seperti biasa menatap allena datar.

''kenapa? Es batu haus? Allen beliin minum, mau?" Sambar allena. Garen dan fili yang tengah bucin pun menghentikan kegiatan nya menatap allena tak percaya. Lavik ikut, ia juga merasa tak enak melihat varel yang masih melihat nya datar tanpa ekspresi apapun.

Varel menggeleng pelan. Dan kembali meraba buku yang ia pegang.

Berselang lama, allena memutus kan untuk membeli minuman di kantin, fili menoleh pada nya. "Kemana Len?" Teriak fili. "Bentar." Balas allena.

Dalam beberapa detik allena kembali duduk di kursi pertengahan varel dan lavik lalu meletakkan mineral dingin di atas meja, tepat nya ke varel yang menoleh ke mineral itu lalu beralih pada allena dan menatap allena dengan bertanya.

"Nantik kalau haus, es batu minum aja." Saut allena seakan akan tau tatapan varel. Lavik tersnyum kecil melihat gadis munggil itu. Ia sebenarnya kagum dengan sikap allena yang tak peduli selalu tak dapat respon dari varel, mengenali diri nya yang sangat irit ngomong dan cuek dingin seperti air mineral yang didepan nya sekarang ini.

Fili dan garen saling pandang, lalu tersenyum dengan tingkah duo manusia berbeda itu.

Fili meraih jus jeruk garen lalu meneguk nya.

Brak

"Uhuck, uhuck.."

"Eh fil. Kamu gak pa-pa?" Tukas garen, langsung mengusap2 pelan punggung fili yang tercekat batuk minum. Tepat nya bukan karena minum, tapi karena seseorang yang mengebrak meja kantin yang mereka berlima duduki.

Mereka menoleh ke orang yang menabrak meja itu, tak varel yang masih setia menatap buku nya.

"Kurang ajar lu ni, main gebrak2 meja segalak. Pacar gue Sampek batuk ni gara gara lu." Gumam garen berdiri lalu menunjuk2 mini dengan tak terima.

Kenzanol✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang