DETAK ZHEE

2 2 0
                                    

Merasa ambigu dengan kenzy. Ia menatap sekeliling nya yang asing bagi nya. Rumah luas, rapi, besar, di penuhi berbagai bahan mahal. Duduk di sofa yang empuk, merasakan kayu penahan itu tak ada.

Tatapan nya semakin canggung ketika melihat seorang perempuan paruh baya terlihat muda dengan senyumnya berjalan ke arah nya.

"Mau minum apa nak kenzy, biar Tante buatin." Tanya bunda via, sosok bunda dari zhee.

Setelah kenzy mengantar zhee kerumah nya. Dan sempat di saat bunda nya zhee keluar menghampiri mereka di depan. Lalu bertanya siapa kenzy dengan jawaban dari zhee bahwa ia mengatakan kenzy adalah teman nya.

Dengan penuh senyuman tulus, bunda zhee mempersilahkan kenzy untuk mampir dulu ke rumah. Kenzy sempat menolak, namun ia mendadak tak enak ketika zhee juga mengajak nya mampir ke rumah.dengan penuh ke canggungan kenzy akhir nya masuk mampir di rumah zhee.

"Gak usah Tante. Em, ntar repot.."

"Enggak kok. Nggak ada repot."

"Beneran gak usah Tante. Ken gak haus kok." Siaga kenzy ketika ia melihat bunda via ingin melangkah ke dapur.

Ting!

Sesaat ada notif masuk dari ponsel kenzy yang siaga ia ambil di saku jaket nya.

Malvin cs
Bisa sopan juga Lo ya.

Sial!! Bagaimana Malvin mengatakan itu. Dengan firasat buruk kenzy mengedarkan pandangannya sekeliling rumah tepat nya di gorden dan jendela.

Tak ada satu pendapat itu setitik pun. Kenzy berpikir bahwa Malvin sekarang berada di sekitaran rumah zhee. Dasar cowok brengsek! Batin nya meremas ponsel yang ia pegang.

"Kenapa nak Ken, ada yang salah?" Ucapan bunda via membuat kenzy siaga menghilangkan raut wajah desis nya.

"Oh, gak gak ada Tante." Ujar nya menetral kan diri agar terlihat tak canggung.

Terdengar langkah kaki seseorang dari tangga, mendapati zhee yang berjalan turun dari tangga. Ia sudah mengganti pakaian sekolah nya.

"Nah zhee nya keluar juga. Eh, tanya ntar ma temen zhee mau minum apa?" Sambar bunda via melihat putrinya sudah di sebelah. Zhee menoleh pada kenzy dengan tatapan bertanya, kenzy yang mengerti pun segera menoleh pada bunda via.

"Em bund, nantik biar zhee aja yang buat minuman untuk Ken. Bunda balik aja ke kamar ya." Ujar zhee dengan senang hati di angguki oleh bunda nya. Bagaimana tak menanggapi pembicaraan, suara, nada nya zhee sangat lah lembut.

Zhee mendudukkan diri nya di hadapan kenzy.

"Bentar lagi ayah pulang, di sapa ya?" Senyum zhee dibalas anggukan dan senyuman oleh kenzy.

"Lo mau minum biar gue buatin?"

"Gak zhee. Gue gak haus."

"Gak pa-pa seka..."

"Assalamualaikum."suara berat terdengar dari pintu rumah zhee. Melihat seorang lelaki paruh baya dengan wajah sapaan terlihat muda. Zhee siaga berdiri mencium punggung tangan ayah nya diikuti kenzy yang awal nya ragu, tapi tersenyum polos ketika ayah zhee juga memberi tangan nya.

"Ini temen zhee?" Tanya ayah zhee. Zhee mengangguk sebagai pertanyaan ayah nya yang memerhatikan kenzy.

"Iya om, saya kenzy. Temen zhee di sekolah." Ucap nya.
Pak Lian tersenyum menanggapi ramah pada kenzy.

"Ganteng temen kamu zhee." Ujar pak Lian memantul kan senyuman pada putri nya. Zhee mendadak canggung merasakan itu ia melirik kenzy yang juga melirik nya.

Kenzanol✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang