SEORANG VAREL PEDULI

3 2 0
                                    

Maaf ya yang part sebelum ini
Ada kesalahan dikit. Sambungan nya gak bisa aku tulis
Jadi aku langsung sambung kesini.

Ini aku lanjutin cerita sambungan tadi pas kata kata nya kepotong.

Sekali lagi maaf🙏👍😁

"Lo gak liat. Disitu kan tertera nama si Malvin." Gumam lavik, dibalas anggukan faham oleh garen.

"Jadi maksud Lo Malvin udah bunuh salah satu anak buah nya?" Tanya lugas langsung dibalas anggukan lavik.

"Syapa?"

"Gue juga gak tau. Ini masih kasus. Bahkan sepihak cerita belum dibaca. Dan orang orang juga gak tau kalau ini dari geng sekawan." Jelas lavik.

"Gue pengen ngasih tau kenzy soal ini. Biar dia juga nyari tau syapa yang udah dibunuh Malvin." Sambung lavik. Garen tersenyum seraya menepuk pelan pundak sahabat nya dengan penuh bangga pada lavik.

Lavik mejeda video sosmed itu lalu mengalihkan ke ID line. Dan membuka kontak yang tertera om bass nya disitu. Lavik membalas chat dari om bass. Iya om. Setelah lavik selesai ul lavik langsung pulang. Om tenang aja ellas gak mungkin gitu. Balasan chat dari lavik, ia mendengus lega.

"Eh, varel mana ren?" Tanya lavik baru sadar salah satu sahabat nya tak ada dikelas. Garen melirik sekitar nya lalu menoleh pada lavik dan mengangkat kedua bahu nya.

kenzanol

Allena menghapus air mata nya dengan kasar. Wajah nya basah dipenuhi air mata nya yang sembarangan jatuh dari pelupuknya.

Allena seperti sudah tak ada respon penuh dari orang yang selalu ia sukai, puji puji dan idaman kan.

Allena sekarang berada di wastafel toilet. Ia hendak menunggu waktu bell kedua yang sudah habis. Tak ingin ia kembali ke kelas nya dengan keadaan tangis sedih yang ia rasakan saat ini.

"Ck! Allen ngapain nangis. Ini gak sakit. Allen kan kuat. Gak mungkin Allen nangis cuma gara gara dijambak tadi."gumam allena dengan sendirinya. Setelah ia menyudahi mencuci wajah nya. Allena mematikan kran wastafel.

Dan beranjak dari situ. Ia takut jika tinggal waktu.

Bruk.

"Awshhh.." allena meringis saat kepalanya menabrak tumpuan tubuh kekar. Allena mengusap ngusap jidat nya dengan mata menahan perih. Lalu mendongak melihat syapa yang sudah ia tabrak.

Allena tercekat ketika ia tengah berhadapan dengan varel.

"Es batu." Geming nya. Dengan sekilas allena merasakan bahwa lagi lagi tak ada respon dari manusia dingin itu.

Ia hendak berlalu namun dengan spontan saja mata nya memnelalak sempurna, langkah nya terhenti secara mendadak, dada nya terasa diserang. Allena merasakan bahwa tangan nya di tahan oleh varel.

Dengan sekali tarikan dari varel, berhasil membuat allena berbalik menghadap kepada nya.

"Lo gak pa-pa?"

Allena semakin mematung ditempat tak ada benda yang dapat menyelamatkan diri nya saat ini. Kata itu Baru saja keluar dari mulut varel dan langsung menuju ke Indra pendengaran nya.

Allena menatap varel tak percaya.

"Dengerin gue." Varel sedikit menggoyangkan kedua pundak allena agar membuyar kan gadis itu. Lalu membungkuk kewajah allena ingin membisikkan sesuatu ketelinga allena. "Bales, kalau dia masih nginjak Lo sembarang. Jangan jadi cengeng. Gue gak suka." Sambung nya setelah itu varel berlalu dari hadapan allena yang masih mematung di tempat.

Ia mungkin tau yang dikatakan varel adalah mini, tapi hal yang baru saja membuat detak jantung nya makin bekerja dengan cepat. Tak seperti biasa yang bisa ia kontrol dengan ia yang selalu bersikap polos pada varel.

kenzanol

Saat ini zhee sudah berada di depan rumah kenzy. Ia menaiki anak tangga lalu menghela nafas nya berat. Ia merasa canggung di waktu sekolah ia malah pergi kerumah kenzy.

Walaupun zhee sudah pernah bertemu Oma kenzy hal itu tak membuat nya merasa kenal, malahan segan.

Tok tok tok

Zhee menghela nafas nya lega ketika pintu yang di ketuk nya terbuka. Terdapat perempuan tua yang tak asing Bagi zhee.

"Assalamualaikum Oma." Senyum zhee sopan. Dan langsung menyalami tangan Oma Fami.

"Ayuk masuk dulu nak." Ucap Oma Fami yang dibalas anggukan oleh zhee. Zhee mengikuti Oma Fami yang menyuruh nya duduk di sofa tamu.

"Oma buatin minum dulu ya."

"Gak usah ma. Jangan repotin. Zhee kesini cuma pengen ketemu Ken ma." Ucap zhee mencegah Oma Fami yang hendak berjalan ke dapur.

Oma Fami pun menghela nafas nya melihat betapa lemah lembut nya si zhee ini.

"Kamu kesini pengen nyari Ken. Oma pikir pengen jalan jalan kerumah aja. Ya kali Oma belum lupa sama kamu. Temen nya Ken. Sampai sampai Ken bilang sama Oma kalau kamu selalu buat dia mematung. Ya Oma jawab karena zhee nya cantik pantesan kamu jadi patung liat dulu." Ledek Oma Fami menggoda.

Zhee tersulut malu.

"Eem Oma tau ken.."

"Iya Oma tau. Ken di skors cuma tiga hari. Oma gak mau marahin dia lagi. Capek Oma, tiap tiap hari udah Oma kasih nasihat tapi dia gak mau dengar." Ucap Oma Fami. Zhee hanya membalas kekehan.

"Kalau gitu, eem zhee boleh ketemu Ken nya Oma. Ada hal penting yang pengen zhee Omongin Ama Ken?" Tanya zhee.

"Ken nya baru aja keluar. Oma gak tau dia kemana. Tapi dia udah minta ijin sama Oma. Katannya mau jalan aja."

#TBC

Kenzanol✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang