chapter 07

2.1K 214 0
                                    


"jadi bagaimana dengan tadi malam"

Mew yang tengah mengurus proyeknya hanya menatap malas,  dengan pertanyaan off

Mereka sedang berada di ruang CEO, lebih tepatnya saat mew baru sampai kantor off segera mengekorinya dan masuk ke ruang ini

"bagaimana mew,, jangan membuatku penasaran"

"bisakah kamu bertanya dengan pertanyaan masuk akal"

"auh emang pertanyaan ini tidak masuk akal"

Mew yang malas melihat off berpikir,  mengalihkan wajahnya pada layar laptop di depannya
"pertanyaan bodoh,  aku tidak akan melakukan apapun denganya ini hanya kontrak dan lagipula apa yang bisa pria buta itu lakukan"
Meskipun mew tidak pernah berkencan atau bermain sex tapi dia tetap seorang pria yang ingin di layani,  lagipula impian pernikahan yang dia dambakan adalah dengan wanita karir seperti model begitu.

Lain hal dengan off yang terkejut mendengar pernyataan sahabat sekaligus bosnya itu
"buta? Pria?  Kou menikah dengan pria,  ahh aku tahu kou tidak pernah berkencan tapi aku tidak tahu ternyata kou seorang gay"

Mew kembali menatap off
"kenapa! Bukankah hubungan itu sudah lumrah di negri kita,  dan lagipula itu permintaan ibuku dia yang menemukan pemuda itu"

"baiklah itu benar.  Tapi mew sungguh ibumu jahat sekali memanfaatkan pemuda itu,  kasihan sekali istrimu"

"untuk apa kasihan.  Lagipula dia mendatangani kontrak itu,  bukankah itu berarti dia sama saja "

Mew mengambil benda pipih di atas meja itu,  mencari kontak untuk di panggil

"halo tuan muda"

"earth,  kou sudah melakukan perintahku"

"ya tuan. Saya sedang di perjalanan menuju mension untuk membrikan pakaian ini pada,,,,,"
Earth bingung harus memanggil apa istri tuan mudanya,  nyonya gulf,  atau tuan gulf,  atau kana.

"siapapun itu,  terserah kamu mau memanggilnya siapa"

Pip

Earth meliihat layar ponselnya
Kebiasaan,  bos nya selalu mematikan panggilan sepihak
Lantas earth memarkirkan mobilnya di halaman mension itu
Dia segera bergegas berjalan ke rumah dan mencari istri tuan mudanya
"dimana kana"

Earth berjalan ke arah dapur dia melihat kepala pelayan sedang membersihkan meja makan di sana
"bibi,  dimana istri tuan muda"

"tadi tuan kana baru selesai memasak untuk makan malam,  setelah itu dia pergi ke kamarnya. Dia bilang dia bingung harus melakukan apa"

"baiklah"

Earth berjalan menuju kamar tamu
Sembari membawa paper bag besar
"kana"

Gulf terkejut. Dia sedang duduk di sisi ranjangnya dan sedikit melamun
"ya"

Earth menyodorkan paper bag yang dia bawa ke pada istri tuan mudanya
"ini pakaian untuk anda"

"ah terima kasih"

"kenapa kana melamun? Apa kana memikirkan sesuatu"

"aku bosan dan juga bingung, apa yang harus ku lakukan aku tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah sedikitpun"

"mengapa anda tidak pergi ke suatu tempat atau jalan²"

Gulf menghela nafas kasar
"hahh,  bagaimana? Aku buta aku tidak bisa melihat apapun,  lagipula jikapun aku ke luar rumah aku hanya ingin ke rumah sakit menemui ibuku"

Drttttt

Belum sempat earth menjawab ucapan gulf,  suara ponselnya mengalihkan perhatiannya
"halo tuan muda"

"kenapa kou lama sekali,  cepat kembali ke kantor aku harus pergi m
Ke pertemuan klien ku"

Sial. Earth lupa,  dia terlalu nyaman berbicara dengan istri tuan mudanya
"baik tuan"

Seperti bisa panggilan di matikan oleh orang di sebrang sana,
"maaf kana aku harus kembali ke kantor"

Kana hanya mengangguk dia terus saja memainkan tongkat di tanganya
Segelah mendengar pintu di tutup
Gulf membenahi dirinya untuk berbaring,  mungkin dia hanya bisa tidur saja sembari menunggu suaminya.
















*
Malam menunjukan pukul 7 malam
Gulf baru saja keluar dari kamar mandi,  dan menganakan pakaian pemberian dari suaminya,  dia tidak ingin mew marah² lagi padanya,

Gulf berjalan menuju dapur, dia berniat untuk menghangatkan makanan yang tadi dia masak,  meskipun suaminya belum tentu pulang setidaknya gulf sudah melakukan kewajibanya

"kana sedang apa"
Itu suara kepala pelayan yang baru tiba di dapur

"saya ingin memanaskan makanan yang tadi bibi. "

"biar saya saja kana"

Gulf hanya mengiyakan,  jujur saja tadi dia juga agak ragu tempat ini masih baru untuk gulf dia belum hafal tempatnya,  bagaiman jika dia malah membakar dapur ini,  mungkin mew langsung mengusirnya.
Alhasil gulf hanya berdiri dan bersender di meja pentri mendengarkan suara berisik dari benda yang bersentuhan

"kana.  Tuan muda sudah pulang"

"sungguh aku tidak mendengar suara apapun"
Iya gulf sedari tadi terlalu fokus dengan aroma masakan jadi dia tidak mendengar suara mobil,  lagipula suaranya alus sekali
"benar,  suara tadi adalah suara mobil tuan muda"

Ah gulf bersyukur sekali,  meskipun karna kebutaanya membuat semua orang kesusahan menjelaskan nya pada gulf tapi orang² di mension ini mau menerima kekurangan gulf dan juga sabar terhadap dirinya

"kalo begitu aku akan kembali ke meja makan,  bibi tolong siapkan makanan nya segera ya"

"baik kana"
Kepala pelayan melihat kepergian istri dari tuan mudanya, 
"tumben sekali tuan muda sudah pulang jam segini,  ini baru pukul 8 "
Dia menggelengkan kepanya,  mungkin urusan tuan mudanya sudah selesai

TUna NEtra (MG)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang