Heningnya suasana perpustakaan disiang ini, memberikan ruang untuk pikiran serta perasaan, dia mengukir senyuman, menatap indah karya yang tuhan ciptakan,Didepan jendela yang terbuka menembus lapangan sampai kantin sekolah, gadis yang tertawa bersama kedua sahabatnya dengan pandang sesekali melirik Mino yang berlatih basket dengan tim eskul nya.
Meski hati sedikit teriris, Ji tetap menatap gadis yang begitu ia kagumi selama hampir 2 tahun ini, dia berangan membayangkan bagaimana jika dirinya menjadi Mino, sang kapten basket dengan sejuta pesona??? Membayangkan bagaimana kehdupan begitu baik didampingi Jennie sang malaikat hati. Namun angan hanyalah angan dalam sekejap angan itu hilang dan sadar diri jika itu tak mungkin terjadi.
Realita hidup memang tak seindah drama. Mungkin itulah yang Ji pegang sebagai bukti jika dia tak melebihi apa yang tuhan beri, cukup mensyukuri dan berdoa semoga suatu saat nanti Jennie akan dia miliki.
Waktu berjalan membuat jam istirahat selesai, Ji berdiri untuk segera kembali, ia berjalan memberi salam pamit pada penjaga perpustakaan lantas dia mulai keluar dan melangkah untuk menuju kelas.
Disela ia berjalan melewati kantin yang tampak masih ada Jennie dan kawan-kawan, tak lupa Mino, june dan jungkook ikut bergabung dimeja gadis itu.
“oh pecundang, sini kau” Ji terhenti tak jauh dari kantin, ia sedikit berbalik dan melirik Lisa sang gadis imut yang memandanginya dengan tangan bersilang didada.
“kenapa diam sialan?? Kemari kau! “ suara berat dari jungkook membuat Ji mau tak mau mendekat, berjalan menghampiri kawanan pembuli.
“ada apa lisa?” dengan sopan Ji bertanya, ia menunduk ia tak ingin menatap wajah Lisa dan yang lain, terlebih ada Jennie disamping Lisa, dia takut sekaligus gugup karna kini jantungnya terasa begitu tak kharuan.
“kau sudah makan?” bukan Lisa yang bertanya melainkan Jennie. Ji sedikit terkejut saat pujaan hati yang bertanya, “belum kan?” lanjutnya.
Ji hanya terdiam, ia lirik tangan Jennie yang mengambil sup dalam mangkuk diatas meja nya dengan Mino.
“rakyat jelata sepertimu pasti tidak pernah merasakan ini kan? Ini soup mahal dengan daging ayam import, ini makanlah aku sedang berbaik hati” dengan perlahan Ji memberanikan diri menatap wajah Jennie, sangat cantik.
Ia sempat tertegun karna Jennie begitu dekat dengannya.
“bo-bolehkah” Ji bertanya gugup, Jennie menganguk,
Dengan ragu Ji mencoba mengambil sup itu namun Jennie sedikit menarik sup kebelakang dan “cuih” dia meludahi sup itu lantas dengan sengaja ia berjinjit dan menyiramkan sup itu keatas kepala Ji,
seketika tawa mereka meledak melihat Ji yang sedikit kepanasan atas sup yang Jennie siram pada kepalanya.
“hahaha, dasar bodoh, sekarang dia bukan lagi pecundang namun penerima makanan sisa, Ji Isa Kim si GEMBEL” Lisa berucap dengan tawanya,
Ji menghela nafas lantas dengan pelan ia tatap kembali para pembuli termasuk Jennie yang berada tepat dihadapannya, jangan lupakan senyuman hangat lelaki ini,
“kenapa kau tersenyum???” kini Mino berucap dengan pandang tajam,
“mungkin dia sudah gila?” Tambah June dengan tawa yang masih mengiringi,
“terimakasih atas makanannya Jennie” tawa Jennie terhenti sektika, tidak. tapi semua tawa terhenti saat Ji berucap tulus dengan senyuman bahkan lelaki ini berjongkok mengambil ayam yang terbuang lantas mencium singkat dengan hatinya yang berdoa.
“menjijikan sekali!” Jungkook berucap ia tendang kuat tangan Ji hingga ayam itu terjatuh,
“apa saking kelaparannya kau ingin makan itu” Lisa bertanya dengan sorot jijik terpancar.