Mawar apa yang spesial darimu?
Kenapa tajam durimu tak hentikanku untuk melepas genggaman?Mawar katakan bunga macam apa kau ini? Kenapa pesonamu tak bisa lunturkan segalanya?
🍁🍁🍁
Ji menghela nafas, Dia selimuti Jessica yang tertidur diatas sofa, Ji melirik Yeri yang masih belum terbangun, Ji mulai menuju toilet dan membasuh wajahnya.
Ji perhatikan wajahnya yang kacau akibat menangis semalam, dia menarik nafas dan memukul cukup kuat dada kirinya, mencoba memperkuat kembali pertahanan dirinya dan berjanji untuk tak lagi menangis seperti semalam.
Ji kembali keluar dan nampak suster tengah mengecek Yeri, Ji memperhatikan dan mendekat pada suster yang tengah melihat tabung infusan,
"Kapan dokter memeriksa adikku lagi sus?" Ji bertanya,
"Nanti sore beliau akan mengecek pasien, jika begitu saya keluar dulu" Ji mengangguk lantas membiarkan suster itu pergi meninggalkan ruangan.
Ji mengelus singkat kepala Yeri, mengecup cukup lama kening sang adik,
"Cepat sadar, Oppa merindukan mu" Ji menatap sendu, dia mulai tinggalkan ruangan berniat membeli makanan untuk Ibunya makan.
🍁
Ji berjalan menelusuri lorong, wajahnya terlihat tampak tak bergairah seakan banyak beban yang dia rasa,
Dalam perjalanan menuju kantin rumah sakit, Ji terhenti saat melihat gadis yang dia kenal berdiri didepan ruang adminitrasi, nampak juga 2 pria berjas dibelakangnya,
Ji mulai kembali melangkah untuk menghampiri untuk sekedar menyapa gadis cantik yang nampak sedikit cemas itu,
" Tzuyu-ssi?" Ji bertanya, panggilannya berhasil mengalihkan pandang Tzuyu kearahnya,
"Oh Ji? Hai, " Tzuyu sedikit terkejut melihat Ji dipagi hari berada dirumah sakit,
"Apa kau sedang menjenguk seseorang?" Ji bertanya,
"Tidak, kakaku tak sengaja menabrak seorang gadis semalam, aku kemari untuk menayakan apakah ada gadis yang dibawa kesini semalam" Tzuyu berucap dengan wajah bingungnya,
"Seorang gadis?" Tzuyu mengangguk,
"Hm, kau sendiri?" Ji terdiam sejenak,
"Sebenarnya Adikku mengalami tabrak lari di persimpangan jalan menuju rumahku, dia dilarikan kemari semalam" Ji berucap membuat Tzuyu hening seketika,
"Apa jangan-jangan gadis yang kakaku tabrak itu adikmu?" Tzuyu berucap spontan,
"Aku tidak tau" Ji perhatikan Tzuyu yang segera menelpon seseorang, dia nampak sedikit marah-marah dan bertanya dimana kejadian kecelakaan pada seseorang dibalik telpon itu,
"Ji?" Tzuyu menatap Ji dengan pandang begitu bersalah,
"Kenapa?" Tzuyu simpan ponselnya,
"Maaf, kakaku yang menabrak adikmu, dia berkata semalam dia menabrak seorang gadis smp di persimpangan jalan dan itu pasti adikmu, aku benar-benar minta maaf atas kecerobohan dan ketidak tanggung jawaban kakaku ini" Tzuyu segera menempelkan kedua tangannya dan sedikit menunduk meminta maaf,
"Maafkan kakaku dan aku akan membayar semua biaya perawatan adikmu, " Ji menghela nafas, dia kesal namun harus bagaimana?
"Tidak masalah, terimakasih telah mau membiayainya," Ji tunjukan senyuman tulus, dia tak perlu marah selagi yang menabrak bertanggung jawab, meski sedikit kesal hatinya karna kaka Tzuyu yang lepas tangan lantas membiarkan Tzuyu yang datang kerumah sakit,