Dalam hening malam Jennie terbaring menatap langit kamar, hatinya bergetar tak menentu saat bayang ciuman beberapa jam lalu membuatnya tak bisa tidur dengan tenang.Dia menggigit kuat telinga boneka kelinci miliknya, lantas meremas boneka itu dengan kesal dan wajah memerah karna malu sungguh sangat dia rasa.
"Arrrghhhhhhh goooodddd whyyyy!!!! "
"Kenapa aku harus melumatnya!!!! Tapi....tapi bajingan itu yang menciumku lebih dulu!" Jennie berteriak dengan wajah yang begitu rumit untuk diartikan.
Tak bisa Jennie pungkiri dia sendiri terlarut dalam ciuman panas yang memiliki begitu banyak arti, dia bahkan sempat bergairah, Jika saja cahaya mobil dari supirnya tidak menyorot mungkin dia akan tenggelam dalam nafsu berdua.
"Errgghhhh...kenapa juga aku harus begitu menikmatinya!" Jennie mengusap kesal wajahnya,
Teringat bagaimana ciuman dalam yang melibatkan kedua lidah saling begulat, bahkan saat nafas sesak dan ciuman terhenti, dia maupun Ji dengan cepat kembali saling melumat seakan tak ada hari esok untuk mereka berdua.
"Sekarang bagaimana aku menghadapi pencundang itu!!!" Jennie menggeram tak kharuan,
Dia tak tau kenapa banyak yang bercampur aduk dalam hatinya, bahkan rasanya ada senang-sedih-kesal dan rasa yang yang lain,
Hingga waktu berlalu dan Jennie benar-benar tidak tidur selama semalaman.🍁🍁🍁
"Kau benar-benar menciumnnya???!!!" Elgi cukup kaget atas ucapan Ji.
Kini bangku Ji di kerumuni manusia penuh akan rasa penasaran Elgi-Rio-Rosie-Yoona dan Irene menatapnya tak menyangka,
Ini berawal dari Ji yang melamun dan Yoona sebagai gadis aneh penuh akan kekasaran memaksa Ji untuk cerita dan Itu memicu Elgi yang memiliki bangku di samping Ji juga penasaran.
Sejujurnya Kelas G begitu terbuka pada Ji dan mereka nampak tidak membeda-bedakan orang hanya saja mereka memiliki sikap bar-bar dan begitu gaduh, beda sekali dengan kelas A yang begitu tenang.
Namun karna ini pun Ji merasa lebih terbuka dan bercerita sedikit akan masalahnya,
"Aku tak menyangka wajah polosmu dan sikap pendiammu ternyata kau berani juga" Yoona berucap, dia menatap Ji yang hanya tersenyum kaku,
"Ya jelaslah, kau tidak tau saja Ji itu diam-diam menggigit" Irene berucap membuat kekehan semuanya,
"Ngomong-ngomong Ji, apa kau" Elgi menepuk tangannya dengan wajah mesum yang mengesalkan,
Ji menyipitkan matanya dia tak mengerti apa maksud Elgi,
"Maksudnya ini?" Ji ikut menepuk tangan mencari jawaban dari isyarat tepuk tangan dari Elgi,
"Maksudnya apa kau kebablasan hingga bercinta dijalanan?" Rio berucap dengan wajah polosnya namun Rosie segera memukul pelan mulut Rio,
"Ishh kau ini!!!"
Ji sendiri segera menggeleng,
"Aku tidak akan melakukan hal itu " Ji berucap, dia menghela nafas,
"Aku ingin meminta maaf padanya" Lanjutnya
"Hell. Kau yakin? Ku pikir lebih baik kau tidak mengungkitnya jika bertemu gadis itu, kau hanya akan membuatnya malu, jadi abaikan saja" Yoona berucap dan di beri anggukan oleh Rosie, Irene,
"Itu benar sekali" Irene berucap, Ji hanya terdiam,
Dia perhatikan luar jendela dengan pikiran membayangkan Jennie,
Apa Jennie semakin membenciku?
🍁🍁
Jennie berjalan bersama Lisa menelusuri lorong untuk menuju toilet, wajahnya tampak tak fokus dia masih tak bisa hilangkan Ji dari dalam otaknya, bahkan curhatan Lisa tak masuk sama sekali kedalam telinganya.