16🍁🍁🍁

1K 193 27
                                    

Kelopak mata gadis itu mulai terbuka, manik coklatnya mulai menatap putihnya langit ruangan, jangan lupakan pusing yang terasa sangat berat, dia meringis ketika kepalanya terasa sakit,

"Kau sudah bangun?" Jennie melirik Lisa yang bertanya, gadis cantik berponi ini berjalan dengan roti dan susu ditanganya lantas dia menyimpannya diatas meja tak jauh dari ranjang,

Jennie mulai duduk, dia rasakan gemuruh diperutnya membuat tubuhnya spontan turun dari ranjang lantas menuju kamar mandi untuk memuntahkan segala isi,

"Hah...sudah kubilang untuk berhenti minum, kau itu" Lisa berjalan kearah Jennie yang terus memuntahkan isi perutnya,

Lisa usap pundak Jennie dan membantunya untuk mengeluarkan semua cairan dimulutnya itu,

"Kepala ku pusing sekali" Jennie mengeluh setelah dia sudah mengeluarkan segala isi perut,
Dengan Lisa disampingnya dia berjalan untuk duduk disofa tak jauh dari ranjang.

"Minumlah" Lisa berikan teh hangat terlebih dulu,

"Hm thanks" Jennie meneguk pelan air hangat itu,

"Aku tidak melakukan hal yang bodoh kan?" Jennie sadar diri jika dia mabuk maka dia akan melantur akan segala hal dan dia ketakutan jika semalam dia berkata aneh pada Lisa.

"Tidak hanya saja idiot. " Lisa berucap membuat Jennie menatap tajam,

"Be-benarkah? A-apa yang ku katakan?" Jennie bertanya membuat Lisa menatap serius,

"Hanya berkata bajingan, aku membencinya tapi aku membutuhkannya. Kau berucap dengan marah-marah semalam" Lisa berucap membuat Jennie sedikit tenang namun juga meruntuki kebodohannya.

"Kau tau Jennie?" Lisa berucap dengan tangan mulai mengambil salah satu roti selai dan memakannya,

"Kenapa?"

"Semalam kau sempat hilang dari pengawasanku, aku sangat khawatir kau dibawa bercinta dengan para pria hidung belang disana, tapi kau tau? Aku menemukanmu diluar dengan keadaan tak sadarkan diri, um lebih tepatnya kau tertidur karna terlalu mabuk" Lisa terdiam sejenak,

"Dan kau tau? Kau berada di gendongan Ji." Ucapan Lisa berhasil membuat tubuh Jennie bergetar tak menyangka, wajahnya menatap dengan shock serta mata melotot tak percaya,

"Ji???" Lisa mengangguk, dia menelan roti itu lantas menatap Jennie dengan serius,

"Aku tak tau bagaimana Ji bisa ada diluar Club, hanya saja bisakah kau jujur jika orang yang kau racaukan sewaktu mabuk itu dia????" Jennie menghela nafasnya,

"Kau pikir?" Jennie berikan expresi yang cukup tak Lisa mengerti,

"Aku pikir iya. " Lisa berucap penuh keyakinan,

"Bagaimana bisa seorang pecundang sepertinya aku racaukan? Bahkan meski aku mabuk aku tidak akan meracaukannya, " Jennie berikan tatapan meyakinkan, wajah angkuh yang dipertunjukan agar Lisa sadar jika Ji bukanlah orang yang dia racaukan.

Sebut saja kemunafikan tengah Jennie jalankan, sejujurnya dia memang memikir kan Ji dan begitu emosi akan kedekatan lelaki itu dengan Tzuyu namun dia tak pernah menyangka jika dia akan meracaukan tentang Ji dan hampir membuat Lisa tau akan hal yang tengah menggundahkan perasaan.

"Aku percaya padamu lantas siapa?" Lisa bertanya dengan tanya yang tampak jelas disorot pandangnya.

"Aku mabuk dan aku tidak ingat." Jennie berucap final dengan tatapan dingin agar Lisa tak bertanya lebih,

"Hah...kau memang gadis yang mempunyai hati bercabang" ujar gadis berponi ini, Lisa dengan tenang meneguk teh hangatnya, memperhatikan Jennie yang mulai memakan Sandwich dan susu yang telah dia sajikan.

JI ISA KIM {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang