🍁🍁🍁
"Aku sudah tau jika Jennie akan melakukan hal itu," Rosie berucap pada Rio yang diam setelah bercerita tentang kejamnya cara Jennie mempermain kan Ji.
Kini Rio berada dirumah Rosie, mereka mengobrol lebih dulu sebelum berangkat menuju pesta yang diadakan Elgi jam 8 malam nanti.
"Darimana kau tau?" Rosie mengambil snack kentang untuk dia makan,
"Minghyun memberitahuku, kau taukan dia sepupu dari Mino, dia memberitahuku saat teman sekelasku membicarakan kedekatan Jennie dan Ji" Rosie berucap dengan tenang,
"Kenapa kau tak memberitahuku sayang???" Rio berucap dengan kekesalan, Rosie menghela nafas,
"Rio aku beritahu, kau akan bertindak hal bodoh dengan emosimu, maka dari itu aku diam" Rio menatap tak percaya akan kekasihnya ini,
"Kau itu jahat sekali, sudah aku bilang jangan membenci Ji, kau it-" Rosie segera mengecup singkat bibir Rio agar lelaki itu diam dan tak lagi berucap tanpa jeda bagai kereta api yang melaju tanpa henti,
"Aku sudah tidak membencinya, justru kau sebagai temannya harusnya kau mengenal karakter Ji. Sayang dengarkan aku, Aku yakini Ji pun sudah menyadari jika dia dibohongi Jennie. Ji tidak bodoh dan sepolos itu."
Rio terdiam dengan apa yang Rosie ucapkan,
"kau sudah 2 tahun berteman baik dengannya tapi kau masih belum mengerti dirinya, bagaimana kau ini" Rosie kembali berucap dengan gelengan kepalanya,
"Rio bisakah kau menelaah semua perkataan Ji, like a he talk about Jennie? Bahkan aku yang tidak dekat dengannya mengerti ucapannya" Rio menghela nafas,
"Aku kan bukan dirimu yang sangat peka dan mengerti situasi " Rio berucap dengan wajah memelasnya,
"Aku tau itu, dengar kau bilang jika Ji selalu berucap jika dia tidak mengharapkan Jennie menjadi miliknya, tidak membutuhkan balasan untuk cintanya. Meski dia tengah dekat dengan Jennie bahkan telah menyatakan perasaannya saat itu, " Rio mengerutkan halisnya, ia sungguh tak mengerti.
"Bukankah jika dia berucap seperti itu dia sudah menyadari jika ada yang salah dengan Jennie yang tiba-tiba baik dan mau dekat dengannya? Ji pastinya sudah tau akhir dari kisahnya mungkin yang sedikit melenceng dia tak pernah menyangka jika dia kehilangan beasiswa"
Rosie mengambil air dan meneguknya perlahan,
"Menurutku, Ji adalah orang yang sangat dewasa dan memikirkan semuanya dengan matang, dia pun sangat berhati-hati dengan segala hal, dia adalah orang yang sangat tau akan keadaan dan ketaudirian. Dia diam pastinya dia tak ingin mendapat masalah baru"
Rio menatap Rosie dengan pandang berbinar, tak salah dia mempunyai kekasih yang berpotensi menjadi ahli pskologi ini, Rosie sangat pandai menebak karakter seseorang dan dia juga mempunyai insting yang sangat bagus.
"Rosie-ya, kau benar sekali" Rio berucap, Rosie tersenyum bangga,
"Tapi tetap saja aku sangat emosi dengan Jennie. Dia itu gadis iblis. Mino pun sama ibarat kata mereka itu king dan queen dari kaum iblis." Rosie terkekeh atas ucapan Rio,
"Kau tau sayang? Jennie itu gadis yang mudah terpengaruh, karna dia sangat mencintai Mino dia mengikuti cara hidup Mino. Dia tak punya pendirian-kekanak-kanakan-egois dan hidup dengan pendapat orang lain, dan Ji tau itu."
Rio menghela nafas dan mengangguk,
"Kau benar, tapi Ji pun terlalu Naif Rosie, dia terlalu baik hingga membuatnya bodoh akan kesabarannya sendiri, " Rosie tersenyum,
"Kau benar, tapi mungkin itulah cara hidup yang membuatnya nyaman, sudahlah lebih baik kita pergi menuju rumah Elgi. Aku rasa dia sudah menunggu?" Rio mengangguk,
