19🍁🍁🍁

1K 177 25
                                    

Malam itu mungkin menjadi jawaban Final dari Jennie, Ji menyadari betapa bodohnya dia sempat berharap lantas dengan percaya dirinya dia menyangka jika Jennie telah terjatuh pada dirinya.

Ji menghela nafas, dalam sunyi sepi malam ini dia terdiam, hatinya berdenyut nyeri lantas menimbulkan rasa sedikit sesal karna harus habiskan waktu bersama dengan penuh harapan yang tinggi.

Jawaban yang begitu jelas bertolak belakang dengan apa yang diharapkannya, kenapa dia harus berharap dengan ucapan Jennie yang penuh akan kebingungan semata? Kenapa dia harus berpikiran jika Jennie mencintainya saat gadis itu berkata Rindu???

Cinta memang begitu sangat rumit dirasa, hati terkadang membuat logika tak berjalan dengan sesuai, seharusnya dia percaya jika cintanya tak akan mungkin terbalas, entah apa yang Jennie pikirkan namun gadis itu telah membuat keputusan yang cukup menyakitkan.

Untuk kedua kalinya dia merasa begitu bodoh karna harus berharap kembali, meski bukan aksi tipu daya yang Jennie lakukan namun hal ini lebih menyakitkan perasaanya karna malam kala itu terjalin tanpa ada sebuah Drama dan dia kini benar-benar menyadari jika dirinya tak pernah menetap dihati Jennie.

🍁🍁🍁

Hari-hari telah berjalan seperti biasa, hatiku terasa begitu sesak saat ku ingat sebuah jawaban yang begitu membuat dadaku teremas kuat, ini lebih menyakitkan dibanding saat dia mempermainkan perasaanku.

Dan atas jawaban itu aku bisa melihat bagaimana Jennie kini mulai kembali dengan dirinya yang semula,

Kenapa aku harus begitu rapuh?bukan kah dari awal memang seperti ini? Cintaku tak pernah berbalas dan aku tau itu, aku menerima kenyataan dan tak berharap balasan cinta dari dia yang menjadi tujuan.

Aku bertanya-tanya kenapa tuhan berikan perasaan rumit seperti ini? Dan kenapa aku harus sempat tak tau diri dan menyangka jika Jennie pun mencintai? Kenapa aku harus berharap malam itu??? Bukan kah aku ini hanyalah seorang pecundang dimatanya?

Aku menghela nafasku dengan pandangku menatap Jennie yang berada disamping Mino yang tengah berbicara, ku lihat bagaimana cara Jennie memandang begitu hangat dan penuh sayang,

Terkadang aku ingin dia menatapku seperti itu, memberiku sebuah senyuman ketika kami berhadapan tapi semua hanyalah angan yang takkan mungkin menjadi kenyataan.

Jennie. Mengapa dia membuat ku tak bisa melepasnya begitu saja? Kenapa saat aku berusaha melupakannya dia selalu hadir dan memberikan keraguan kembali seperti saat dia mabuk kala itu, ciuman dihalte itu dan ucapannya dimalam lalu.

Dia seakan menarik-ulurkan perasaanku, aku tau pertahananku dalam mengabaikan rasaku ini sangatlah buruk, aku mencintainya dan aku tak membutuhkan balasan akan itu namun aku tak bisa memungkiri jika ini begitu menyesakan.

Sangat sesak sehingga aku terkadang lelah harus bersikap baik-baik saja.

🍁🍁🍁

Hembusan angin iringi langkahnya, dibawah langit musim semi Ji telusuri jalan raya menuju alun-alun kota, langit yang mulai menyenja dengan lalu lalang orang yang melintas melewatinya yang berjalan dengan pandang sedikit kosong.

Dengan kanvas dan peralatan melukis dia duduk dibawah pohon rindang memandang langit yang membentang luas dengan cahaya senja yang sinari tempatnya duduk sekarang.

Dia menutup mata sejenak, membayangkan ketika senja berdua kala masih bersama, senyumnya terukir meski sendu terasa, dengan tangannya dia mulai melukis kilas kejadian berdua bersamanya.

Wajah gadis itu dia lukis dengan sempurna dengan dirinya yang memandang penuh cinta, dibawah bintang malam dihiasi kembang api yang penuhi langit dengan cahaya nya,

JI ISA KIM {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang