41. ?

213 11 0
                                    

Chapter 41: ?
.
.
! don't forget to vote for me !
ENJOY

Acel sudah berada di toilet sekitar 30 menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acel sudah berada di toilet sekitar 30 menit. Gadis itu tidak keluar sama sekali dari sana. Sampai sampai, namanya absen pelajaran matematika kali ini. Dalam 30 menit itu, Acel masih terus menangis. Traumanya masih terputar jelas di memori otaknya. Mengingat perlakuan teman temannya semasa SMP dulu, Acel takut ia akan diperlakukan seperti itu lagi sekarang.

Seorang lelaki dengan jas almamater osis itu sedang berjalan di koridor sekolah tepatnya di depan toilet perempuan. Ia adalah Satya Arion Algendara, ketua osis yang dikenal sangat cuek dan dingin.

Satya mendengar suara tangisan dari balik pintu toilet. Mendengar itu, Satya bergegas mengecek keadaan di dalam. Berhubung sedang tidak ada kegiatan, Satya beralih mengetuk pintu toilet itu.

"Halo? ada orang?" Satya memanggil.

Suara tangisan itu berhenti sejenak. Kemudian kembali menangis. Tapi kali ini, tangisan itu terdengar sedikit pelan. Pelan namun dapat terdengar jelas.

Satya bukanlah seorang yang penakut. Ia terus terusan memanggil dan mengetuk pintu toilet itu.

"Ini Satya, ketua osis. Kalau ga buka, saya dobrak sekarang." Satya mengancam karena sedari tadi, gadis di dalam bilik toilet itu tak kunjung membuka.

Mendengar nama Satya, Acel membuka pintu toiletnya. Rambutnya berantakan. Matanya sembab akibat menangis selama 45 menit. Wajahnya menjadi lucu sekarang.

"Acel??" Satya berujar.

"K-kak.." lirih Acel.

"Kamu kenapa nangis? siapa yang buat kamu nangis?" Satya berjongkok di hadapan Acel yang duduk di permukaan wc.

"mereka jahat k-kak.. kenapa semua orang bilang aku j*lang, wanita murahan dan lain lain? aku ngerasa udah ga punya harga diri.." Acel semakin terisak dengan tangisannya. Sakit, sangat sakit hatinya menerima semua ucapan itu.

Satya terpaku atas pengaduan Acel padanya. "Siapa yang bilang itu sama gadis cantik kayak kamu, hm?" tanya Satya sambil memegang kedua pundak Acel.

Acel menggeleng pelan. Ia takut. Tak mau menyebutkan orang itu. Rasanya sakit mengingat kembali.

Satya mengerti. Ia tak bisa memaksa Acel untuk berbicara detail. Namun, rasa penasarannya begitu besar. Ia ingin mengetahui siapa yang memberi perkataan buruk pada Acel.

Tangis Acel semakin besar. Ia memukul dadanya berulang kali. Hal itu tentu dihentikan oleh Satya. Acel berusaha menyakiti dirinya.

LOOK AT ME - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang