45. Janji

229 8 0
                                    

Chapter 45: Janji
.
.
don't forget to vote for me
ENJOY

Acel berjalan keluar dengan langkah tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acel berjalan keluar dengan langkah tergesa-gesa. Ia hendak mencari Elgran. Tapi lelaki itu tidak dapat ditemukan sedari tadi.

Acel pergi ke kamar Jean. Kamar Jean berada di lantai bawah dekat dapur. Awalnya, Jean dan Acel ingin sekamar. Namun Bu Sulna tidak mengijinkan mereka. Entah apa yang diinginkan guru itu.

"Je, liat Elgran ga?" tanya Acel kepada Jean yang sedang memakai jaketnya. Gadis itu bertanya dengan raut wajah panik dan dengan nafas yang tidak stabil sambil memegangi dadanya.

"Elgran? kayaknya sama Natha deh. Tadi gue telpon Natha, ada suara Elgran." jawab Jean menyelesaikan make up nya.

"Natha dimana?"

Jean menatap Acel. "Kalo gasalah deket pos kesehatan. Tadi gue sempet cek disana."

Acel langsung bergegas pergi kesana. Benar benar, Acel seperti orang hilang yang mencari orang tuanya. Ketika sudah sampai dibawah, Acel bertemu dengan seseorang yang ia kenal. Dengan almamater osis dan tubuh tinggi.

"Acel? mau kemana?" Satya bertanya. Melihat wajah Acel yang nampaknya tidak baik baik saja.

"Aku.. aku ma.. mau cari Elgr-.."

BRUK...

Belum sempat menjawab pertanyaan Satya, Acel pingsan tak sadarkan diri. Beruntungnya, Satya yang sigap langsung memegang tubuh Acel yang akan terjatuh.

"ACEL..?! CEL?" panik Satya saat memegang tubuh Acel yang tidak sadarkan diri. Semua orang yang berada disana langsung membantu kedua orang itu. Acel diletakkan di sofa itu sementara Satya menyuruh yang lain untuk mengambil satu kain disana.

Satya langsung menggendong tubuh Acel dengan posisi bridal style. Lalu, lelaki itu menyuruh yang lain untuk meletakkan kain yang sudah diambil ke atas paha Acel yang lumayan terekspos.

Dengan cepat, Satya berlari kearah pos kesehatan sambil menggendong Acel. Langkahnya sangat cepat. Satya tidak peduli jika ia menginjak batu atau apapun dikakinya yang tidak terbalut sepatu.

"CEPET CEPET TANGANIN!" pinta Satya tak sabar kepada para petugas kesehatan. Tak jauh dari sana, Elgran dan teman temannya sedang membantu mengangkat beberapa barang dari bis.

Satya langsung menghampiri Elgran dan memegang bahunya. "Elgran," panggilnya.

Elgran menoleh lalu melihat Satya yang nampak khawatir. "Kenapa?"

LOOK AT ME - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang