****
"apakah kamu yakin mas?"
"Mau bagaimana pun, kita harus mengatakan semua kebenaran itu pada evelyn. Aku tidak ingin dia mendengar nya dari mulut orang lain, pasti nya dia akan lebih kecewa dengan kita ra...." Ucap aksa.
"T-tapi aku takut setelah ia mengetahui nya, sikap nya akan berubah pada kita." lirih diandra.
"Kita akan menghadapi nya sama-sama. Kita sudah cukup sejauh ini menyembunyikan jati diri nya."
Wanita itu mengangguk pelan. "A-apakah evelyn tidak akan pergi meninggalkan kita, mas? A-aku takut dia membenci kita"
Tangan pria itu terangkat mengusap punggung istri-nya. "Dia tidak akan pergi kemana-mana. Percaya padaku"
Kenzo menuruni tangga bersama dengan evelyn. "Kenapa tiba-tiba saja perasaan ku tidak enak ya," gumam evelyn memegang dada nya.
Kini mereka berada di ruang keluarga. Evelyn dan Kenzo duduk bersampingan.
"Apakah ada hal penting sehingga kalian memanggil ku?" Tanya evelyn melihat wajah kedua orang tua nya yang tampak serius.
"Daddy akan mengatakan hal penting padamu. Tapi, sebelum nya kami meminta maaf karena sudah menyembunyikan nya bertahun-tahun lama nya."
"Kami sepakat mengatakan nya sekarang karena menunggu mu tepat di usia remaja. Dan ini adalah waktu yang tepat."
"Sebenarnya kamu bukanlah anak kandung kami...." ucap pria itu dengan satu tarikan nafas.
Deg!
"M-maksud d-daddy apa? Daddy jangan bercanda, itu sama sekali tidak lucu." Evelyn tertawa dan berusaha tenang.
"Daddy serius. Maaf jika kebenaran ini membuat mu terluka, tapi daddy tidak bisa menyembunyikan lebih lama lagi" ucap aksa.
Kenzo sama sekali tidak bergeming. Untuk saat ini ia memilih diam, takut nya jika ia berbicara akan membuat evelyn tambah sedih lagi.
"Daddy akan menceritakan kronologi bertemu dengan mu hingga kamu tumbuh di dalam keluarga ini."
"Kami menemukan mu berada di dalam ranjang bayi di letakkan dekat pagar rumah dan terus menangis. Di situ kami bingung karena tidak ada orang sama sekali, kemudian kami memutuskan untuk mengadopsi mu hingga saat ini." Jelas pria tersebut.
Gadis itu sulit untuk menerima nya. Jadi selama 17 tahun, dia di bohongi?.
Nafas evelyn memburu, "J-jadi benar aku b-bukan anak kandung k-kalian?" Tanya nya terbata-bata.
Mereka mengangguk.
Tangis evelyn kini jatuh. Hati nya hancur mendengar fakta tentang diri nya. Bahkan tujuh belas tahun tinggal bersama mereka, namun sama sekali tidak ada rasa kecurigaan.
"A-aku anak buangan...." Lirih evelyn menarik surai rambut nya.
"Dengarkan mommy, j-jangan berpikir negatif pada kami...." Ucap diandra dengan nada bergemetar.
Evelyn terisak dan terus menggelengkan kepala nya.
"Sayang, dengarkan mommy bicara---
"S-stop! A-aku hiks--!!!"
Pertahanan tubuh gadis itu runtuh. Tubuh nya merosot ke lantai menangis kencang.
Wanita itu ikut menangis dengan penderitaan putri nya. Aksa memeluk diandra.
"A-apakah kita salah telah memberi tahu nya" lirih diandra.
"Tidak ra, ini keputusan yang tepat"
Evelyn terus menangis tersedu-sedu. Ia merasakan kepala yang yang sakit dan berkunang-kunang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER
Teen Fiction"Kenzo ingin adik, mom!" "Ayolah daddy beritahu mommy untuk menjawab dan mengabulkan keinginan kenzo. Kenzo hanya ingin seorang adik saja...!!" ______________________________ "Stop it..!! Apa yang kak kenzo lakukan!!" Pekik nya. "Harum tubuh mu sea...