BAB 4 : "Nice to meet you"

14.2K 669 14
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Gia melirik jam di pergelangan tangannya. Ahh, ia terlambat datang ke kantor setelah menjenguk Joy yang sedang sakit kemudian ia dan Joy pun mengobrol sampai lupa waktu.

Sebelumnya Gia sudah izin pada Giovanni bahwa ia akan telat. Meskipun perusahaan Architecture itu adalah milik Kakaknya tapi Gia harus profesional sebagai partner bisnisnya. Jadi kemana pun ia pergi, ia mengatakannya terlebih dulu pada Giovanni.

Saat tiba di parkiran mobil di basemen kantor, Gia teringat pada obrolannya dengan Joy perihal Selena. Saat Gia bertanya dan sebelum Joy menjelaskannya, Joy mengalihkan topik pembicaraan lain. Joy seolah enggan membahas Selena. Joy seperti menghindari topik pembicaraan mengenai Selena. Joy, tidak! Bukan hanya Joy saja tapi Yuna, Sheila, Rio dan Egy juga demikian. Mereka tidak ada yang tahu pasti dimana Selena berada.

"Demi Tuhan, Sel! Lo dimana sih?" Gia meremas stir mobilnya. "Gue cuma pengen ketemu sama lo sekali aja, supaya gue tahu lo baik-baik aja."

Gia terkesiap saat menyadari sesuatu. Ahh, ya kenapa ia tidak meminta bantuan seseorang saja guna mengobati rasa penasarannya?

Gia merogoh ponsel di dalam clutch bag miliknya. Ya, benar. Ia butuh bantuan seseorang guna mendapatkan informasi perihal Selena.

"Hai, Om Bram, apa kabar?"

"Gia... Kabar Om baik sayang."

"Denger-denger kamu udah balik dari Spanyol?"

Gia tersenyum lebar. "Udah Om."

"Ada perlu apa Gia telepon Om?"

"Hmm, itu... Gia butuh bantuan Om Bram."

"Bantuan? Seperti?"

Gia pun mengatakan apa yang ingin Bram lakukan untuknya dan setelah Gia membujuknya, Bram pun setuju membantunya meski pada awalnya Bram menolak mentah-mentah permintaannya.

"Ingat, Om Bram jangan bilang siapa-siapa termasuk sama Mama, Papa dan double G."

***

"Surprise?" tanya Gia berulang-ulang kali setelah Giovanni mengakhiri panggilan teleponnya.

Sepagi ini Giovanni akan memberikan surprise padanya. Tidak mungkin! Lagi pula ini bukan hari ulang tahunnya atau hari spesial dalam hidupnya.

Ting!!!

Setelah pintu lift terbuka, Gia bergegas melangkahkan kakinya menuju ruangan tempat Giovanni berada. Ia penasaran pada kejutan yang di maksud.

Ceklek!!

"Nah, tuh orang nya dateng."

Pria itu menoleh ke arah yang di maksud Giovanni.

Dan betapa terkejutnya Gia kala melihat pria yang duduk dihadapan Kakaknya.

Behind Your Smile [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang