BAB 39 : Pregnant?

29.5K 884 12
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Saat Gabriel tiba di ruang makan, ia melihat Sean, Vanilla, Giovanni, Gibran, Gabby serta Gia tengah menikmati santap malam mereka.

Semua pasang mata tertuju padanya.

"Gia," gumam Gabriel dengan suara bergetar. Melihat wajah gadis itu yang mendadak terlihat ketakutan karena bertemu lagi dengannya. Gabriel merasa amat sangat menyesal sudah membuat Gia seperti ini.

Giovanni yang menyadari ada yang tidak beres dengan Gia pun menghampiri Gia kemudian memeluknya.

"Kenapa? Kamu kayak baru lihat hantu."

Gia menggelengkan kepalanya dalam pelukan Giovanni.  "Aku mau ke kamar Kak. Aku nggak mau ketemu dia."

Giovanni bisa merasakan tubuh Gia bergetar.

Tatapan mata Gabriel beralih pada Sean.

Gabriel bergegas menghampiri Sean kemudian menarik kerah kemejanya dan...

Bughh!!

Bughh!!

Semua yang berada di sana termasuk Gia terkejut setengah mati kala melihat Gabriel tiba-tiba melayangkan pukulan telak ke wajah Sean sambil memaki Sean.

"El, kalem El." Giovanni dan Gibran turun tangan melerai perdebatan tersebut dengan memegangi tangan kanan dan kiri Gabriel. Sementara Sean tergeletak di lantai. Ia masih terlalu terkejut dengan apa yang terjadi. Ia juga tak percaya menantunya baru saja menghajarnya.

"Sayang." Vanilla menghampiri Sean dan membantu Sean untuk bangkit berdiri.

"Ada masalah apa El? Kenapa tiba-tiba lo nonjok bokap gue?" tanya Gibran tak mengerti.

"El, kalem, jangan pakai kekerasan," ucap Giovanni mencoba membujuk Gabriel yang sedang dikuasai amarah entah karena apa.

Gabriel memberikan tatapan tajamnya pada Giovanni. Gabriel menepis kedua tangannya dari Giovanni dan Gibran kemudian mencekik Giovanni.

Vanilla dan Gabby turun tangan memisahkan mereka.

"Apa lo tetap akan kalem kalau ada di posisi gue, huh?!" bentak Gabriel marah pada Giovanni.

Giovanni berusaha melepaskan cengkraman Gabriel dari lehernya.

"Gabriel Xander, hentikan!" teriak Vanilla. Bisa-bisa Gabriel membunuh putranya jika begini caranya.

"Hentikan?" Gabriel tertawa sumbang membuat semua yang berada di sana bingung kenapa Gabriel tertawa.

Gabriel melepaskan cengkraman tangannya dari leher Giovanni membuat Giovanni terbatuk-batuk karena hampir saja kehabisan nafas.

"Saya pikir anda orang baik, Nyonya. Tapi nyatanya anda membiarkan kelakuan suami anda untuk menutupi kejahatannya," tunjuk Gabriel marah pada Vanilla dan Sean bergantian.

Behind Your Smile [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang