2

498 34 4
                                    

Tak terasa sudah satu tahun berlalu sejak pernikahan Chaeyoung dan Mina.

Selama satu tahun ini pernikahan mereka diliputi kebahagian pada keduanya. Chaeyoung yang semakin romantis pada Mina sehingga membuat istrinya itu bersemu merah.

Tapi ada satu hal yang berbeda, mereka belum juga dikarunai seorang anak, karena Mina tidak juga kunjung hamil. Layaknya pasangan suami isti pada umumnya, tentu mereka sangat menantikan kehadiran sosok kecil yang akan meramaikan rumah dengan tawa dan tangisan mereka. Dibanding dengan Mina, Chaeyounglah yang sesungguhnya sangat menantikan seorang anak yang akan berada digendongannya. Sosok yang akan memanggil dia 'ayah'. Ia ingin seperti teman-teman dan rekan bisnisnya yang sudah menjadi seorang ayah. Memperkenalkan dengan bangga buah hatinya. Ia juga melihat mereka bercanda tawa bersama. Ia ingin merasakan hal itu juga. Bagaimana rasanya bisa bermain dengan anaknya? Pasti menyenangkan. Tapi disisi lain, dia juga harus menghargai istrinya. Tidak hanya dirinya yang menunggu, Mina juga pasti menunggu kehadiran seorang bayi yang akan bersemayan diperutnya. Dia sadar jika dia harus bersabar, mungkin Tuhan masih belum memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi seorang ayah dan dia akan selalu berusaha agar keinginan terbesarnya terwujud. Ia hanya ingin menjadi seorang ayah. Itu saja. Mina juga sangat tahu betapa inginnya sang suami yang menanti kehamilannya. Ia hanya bisa berdoa agar ia segera diberi momongan dan bisa melihat senyuman lebar dari Chaeyoung.

Lain hal soal Somi, wanita itu semakin mejadi-jadi untuk menghancurkan rumah tangga Chaeyoung dan Mina. Terlebih saat
mengetahui jika Mina belum juga mengandung. Membuat sebuah harapan baru untuk mendapatkan Chaeyoung.

Sejak pernikahan Chaeyoung dan Mina, Somi sering sekali mampir ke rumah Chaeyoung, bahkan rela cuti selama dua tahun. Somi bahkan tidak segan berdekatan dengan Chaeyoung setiap sekali ia mampir, tapi Chaeyoung dan juga keluarga menganggap hal itu biasanya karena mereka bersahabat. Tapi ada satu orang yang merasa risih dengan sikap Somi, yang tak lain adalah Mina. Mina sangat risih dengan kehadiran Somi. Tapi ia hanya diam karena menghormati Chaeyoung dan
mertuanya. Tapi menurutnya ini sudah kelewatan, Somi semakin gencar mampir dan mendekati Chaeyoung sedangkan Chaeyoung hanya biasa saja akan itu. Mina bahkan juga merasa jika seolah-olah Somi mencoba untuk menjauhkan dia dengan suaminya tapi ia segera menepis pikiran itu.

Seharusnya Somi sadar diri jika Chaeyoung sudah menikah, tak perlu melakukan hal-hal seperti itu. Somi bahkan tidak segan bersikap seenaknya pada Mina seperti kejadian beberapa bulan yang lalu saat keluarga Son berkumpul diruang keluarga.

"Bagaiman Chaeng? Apa hasilnya?" tanya Yoona yang duduk disamping Minho menatap sepasang suami istri dihadapannya dengan tatapan berharap.

Chaeyoung menggeleng pelan.

"Belum, Ma. Mina tidak hamil."

Raut kecewa nampak jelas di wajah Yoona. la sangat mengharapkan kabar baik jika ia akan menjadi seorang nenek dan lagi-lagi harapannya pupus. Sama halnya dengan Minho, Chaeyoung dan Mina, tapi tidak
dengan Somi yang sedang duduk di sofa single tepat disebelah Chaeyoung, wanita itu diam-diam tersenyum kecil. Ia merasa lega mendengar kabar baik itu. Hal itu akan membuat dia benar-benar merebut kembali Chaeyoung dari Mina yang sudah mengambil Chaeyoung darinya darinya.

"Mina minta maaf, Ma, Pa. Mina belum bisa kasih Mama sama Papa cucu. Padahal Mama sama Papa sangat menginginkannya." Mina menunduk menangis.

Chaeyoung yang segera merangkulnya.

"Tidak apa-apa sayang. Mama mengerti jika Tuhan saja yang belum ngasih, jadi kita harus lebih bersabar lagi."

Yoona meraih dan memegang erat tangan lembut menantunya.

"Ehm, mungkin Mina tidak hamil karena ada sebabnya."

Semua mata menatap ke arah Somi.

"Mungkin saja, jika Mina itu.. mandul."

ꜰᴀɪᴛʜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang