8

277 27 6
                                    

Mina mengelus lembut rambut Ryujin yang sedang berbaring diranjang kecilnya dengan selimut yang menutup tubuh mungil itu hingga ke dada. Menidurkan si kecil agar
segera menuju ke alam mimpi.

"Mama." panggil Ryujin.

"Hm?" sahut Mina tanpa berhenti mengelus kepala Ryujin.

"Tadi disekolah...," Ryujin menjeda perkataannya.

Mina menunggu dengan sabar dengan tangan yang masih mengelus helai hitam itu.

"Teman-teman Ryujin bercerita."

"Oh ya? Memangnya bercerita apa?" tanya Mina tanyanya pada sang anak.

"Bercerita tentang Papa mereka" Ucapan pelan itu cukup membuat elusan tangan itu terhenti.

"Teman-teman Ryujin bercerita tentang mereka yang bermain dengan Papanya bahkan ada yang Papanya selalu membelikan mereka mainan. Lalu Papanya mengajak liburan. Cerita teman-teman Ryujin terdengar sangat menyenangkan. Tapi hanya Ryujin yang tidak bercerita apapun. Ryujin hanya mendengarkan saja karena Ryujin tidak punya kenangan dengan Papa. Jadi Ryujin tidak tahu harus bercerita apa."

Hati Mina Bergetar mendengar nada polos itu. Sekuat tenaga menahan agar cairan bening tidak jatuh dari matanya.

"Papa kenapa tidak pernah datang untuk menemui Ryujin ,Ma?"

Mina tidak tahu harus menjawab apa saat mata polos itu menatapnya dengan penuh tanya.

"Apa Papa tidak rindu Ryujin?" tanya anak itu lagi.

Ya Tuhan. Apa yang harus ia jawab?

"Ryujin..., mungkin Papa sedang sibuk dengan pekerjaannya, jadi Papa tidak bisa datang ke sini." Mina sekuat tenaga agar suara tidak terdengar bergetar.

"Tapi setidaknya Papa pulang meski hanya sekali. Ryujin bahkan tidak tahu wajah Papa."

Sungguh Mina tidak tega mendengarnya. Ryujin hanya anak yang polos. Dia tidak tahu apapun.

"Ryujin, besok malam ada pasar malam disekitar sini. Ryujin mau ke sana?" Mina mencoba mengalihkan topik agar Ryujin tak lagi membahas Papanya.

"Benarkah, Ma?" Dan tentunya berhasil. Dapat dilihat dari mata berbinar Ryujin.

Mina mengangguk,

"Iya, Mama akan mengajak Ryujin ke sana. Kita bisa bermain banyak hal disana. Kebetulan Mama dapat bonus dari pekerjaan, Mama"

"Wahh..., Ryujin ingin ke sana, Ma." Ryujin memekik senang. Ia membayangkan bagaimana keseruan disana.

"Kalau begitu. Ryujin tidur ya, nak"

Ryujin mengangguk dan mulai memejamkan matanya dengan tak sabar untuk menunggu hari esok.

♡♡♡♡

Mina POV

Aku mengambil sebuah foto yang berada didalam lemariku. Melangkahkan kakiku menuju ranjang dan duduk ditepi ranjang. Aku menatap foto itu dengan sendu. Itu..., Foto pernikahanku.

"Kau tahu, Chaeng? Ryujin mencarimu." Aku mulai berbicara seolah-olah pada pria yang berada difoto itu.

"Dan aku tidak tahu harus menjawab apa." Aku tidak bisa lagi menahan air mataku. Ku biarkan dia mengalir sesukanya.

"Jika saja kau lebih percaya padaku, mungkin tidak akan seperti ini." Ibu jariku mengelus foto Chaeyoung yang sedang tersenyum bahagia.

"Kau bilang, kau akan selau percaya padaku. Tapi apa? Kau tidak percaya padaku hanya karena kesalahan yang tak pernah ku lakukan." Suara sesegukkan mulai keluar.

ꜰᴀɪᴛʜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang