19

280 29 9
                                    

Chaeyoung turun dari dalam mobilnya yang sudah terparkir didepan rumah Mina. Namun, sebelum mencapai pintu, langkahnya berhenti. Pandangannya menuju ke arah mobil hitam yang terparkir disamping rumah Mina. Sepertinya dia pernah melihat mobil itu. Chaeyoung menggelengkan kepalanya pelan dan kembali berjalan ke arah pintu rumah kecil itu. Ia membuka pintu itu dan terdengar suara tawa dari arah ruang tamu. Langkah Chaeyoung kembali terhenti diambang pintu, saat melihat putranya tengah bergurau dengan pria yang semalam ia temui secara tidak sengaja. Keduanya menghentikan kegiatan mereka sejak pintu itu terbuka.

"Papa!!" Ryujin berlari kecil ke arah Chaeyoung saat tahu sosok ayahnya lah yang datang.

Chaeyoung mengelus kepala Ryujin yang berdiri didepannya.

"Ayo, Pa masuk." ajak Ryujin sambil menarik tangan ayahnya untuk masuk lebih dalam.

Chaeyoung duduk disalah satu kursi yang kosong yang berada tak jauh dengan tempat duduk pria yang tadi sempat bergurau dengan Ryujin.

"Hai." sapa Jeongyeon canggung pada Chaeyoung.

Chaeyoung tidak menjawab dan hanya membalas dengan senyuman tipis. Sedang apa pria ini pagi-pagi sudah disini?

"Ah Papa, ini Paman Jeongyeon. Temannya Mama. Paman Jeongyeon, ini Papa Ryujin." ujar Ryujin polos memperkenalkan kedua orang itu tanpa tahu apapun.

Chaeyoung hanya mengangguk kecil, la ingat perkataan Tzuyu semalam saat ia menelpon sepupunya itu.

"Iya, setahuku dari Momo, Mina dan Tuan Jeongyeon itu teman kecil saat dipanti asuhan. Bahkan mereka sangat dekat dari anak-anak yang lain, mungkin karena usia mereka tidak beda jauh. Ryujin juga sempat dekat dengan Tuan Jeongyeon. Aku pun yang pernah menjadi rekan kerja Tuan Jeongyeon sedikit terkejut. Ternyata dunia ini sempit"

♡♡♡♡

"Mama dimana?" tanya Chaeyoung pada Ryujin.

"Mama sedang menyiapkan tas sekolah Ryujin, dan meminta Ryujin untuk menemani paman Jeongyeon." jawab Ryujin.

"Ryujin sudah sarapan?" tanya Chaeyoung. Mengabaikan pria yang tengah melihat keduanya.

"Sudah. Tadi Ryujin sarapan dengan Paman Jeongyeon dan Mama, iya kan, paman Jeong?." tanya Ryujin yang diangguki Jeongyeon.

Chaeyoung terdiam. Dia sudah didahului oleh pria yang bernama Jeongyeon ini.

"Kalau gitu, Ryujin pergi ke Mama dulu, Pa." pamit Ryujin. Bocah itu langsung pergi setelah mendapat persetujuan dari Chaeyoung meninggalkan dua orang itu dalam keadaan yang kembali canggung.

Chaeyoung maupun Jeongyeon tidak ada yang membuka suara untuk berbincang satu sama lain.

"Maaf, kalau boleh tahu. Sedang apa anda ada disini?" tanya Jeongyeon yang sedaritadi diam, menanyakan hal yang ingin ia sampaikan.

"Saya disini ingin mengantar Mina dan juga Ryujin." jawab Jeongyeon tenang.

Chaeyoung kembali terdiam sebentar,

"Tapi, setiap pagi saya yang mengantar mereka."

"Iya, saya tahu. Tapi saya tetap ingin mengantar mereka."

Chaeyoung cukup terkejut mendengar jawaban tenang yang diberikan oleh Jeongyeon. Hatinya merasa, pria ini seolah sedang menantangnya. Menantang, siapa yang akan mendapatkan hati Mina.

Kedua pria itu menoleh ke arah pintu kamar Ryujin yang dibuka dari dalam. Mina dan Ryujin keluar bersama. Sontak saja kedua pria itu berdiri membuat Mina dan Ryujin sedikit terjengkit.

"Chaeyoung? Sejak kapan, kamu disini?" tanya Mina melihat keberadaan Chaeyoung yang tiba-tiba.

"Baru saja, tidak terlalu lama."

ꜰᴀɪᴛʜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang