Yoona membuka pintu kamar Chaeyoung dan dapat dilihatnya Chaeyoung yang duduk ditepi ranjang. Ia melangkahkan kakinya menuju anaknya dan duduk disamping Chaeyoung.
Chaeyoung yang merasa ada orang lain menoleh, melihat Mamanya yang tersenyum padanya dan dibalas kembali oleh Chaeyoung.
"Apa kau bahagia, Sayang?" tanya Yoona pada sang putra tunggal.
"Sangat, Ma" kedua sudut bibir itu terangkat. Kepalanya menunduk, memandang foto Mina dan Ryujin saat berada dipasar malam.
"Aku tidak menyangka, ini terjadi padaku. Aku hampir menyerah untuk menjadi ayah, tapi ternyata aku telah menjadi seorang ayah dari anak laki-laki yang bahkan sudah berusia lima tahun." Ucap Chaeyoung dengan nada suara yang lebih hidup.
"Mama tahu? Aku pernah memberitahu sesuatu pada Mina." Chaeyoung mulai bercerita pada Yoona yang hanya diam mendengarkan.
"Jika aku ingin mempunyai anak kembar laki-laki dan akan aku beri mereka nama Ryujin dan Yujin" satu tetes air mata mulai jatuh dari pelupuk mata Chaeyoung.
Yoona menarik kepala Chaeyoung untuk bersandar pada pundaknya, merangkul pundak pria itu.
"Dan keinginanku terwujud, Ma. Mina memberikan nama yang ku berikan, bahkan dia menyematkan namaku pada mereka. Seolah itu menegaskan mereka adalah anakku. Tapi karena kesalahanku, aku kehilangan salah satu putraku, Ma. Yujin pergi mendahuluiku. Mungkin ini balasan yang Tuhan berikan padaku. Tapi setidaknya, Ryujin masih ada disini. Ia tumbuh dengan sehat dan bermain dengan sehat.
"Yujin harus menanggung kesalahan yang kuperbuat, Ma. Seandainya saja..., Seandainya aku mempercayai Mina. Ia tidak perlu bekerja dengan keras dan Yujin..., Yujin pasti masih bisa aku obati. Aku akan membawanya ke luar negeri untuk pengobatannya, Aku akan melakukan apapun demi kesembuhan putraku, maka Yujin bisa tumbuh seperti Ryujin. Tapi itu tak akan bisa, karena dia sudah bahagia diatas sana."
Yoona mengelus lembut punggung yang bergetar itu. Matanya sudah berkaca-kaca tapi ia tidak mau bersedih karena Chaeyoung membutuhkannya.
"Aku terlalu dibutakan oleh kecemburuan sehingga melakukan hal bodoh. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin cintaku kembali, Ma. Aku ingin Mina dan Ryujin berada dipelukanku. Aku ingin melindungi mereka dengan segenap hati dan tenagaku." Chaeyoung melepaskan dekapan Yoona. menatap wajah yang masih terlihat cantik itu dengan tatapan sendu.
"Aku tidak ingin kehilangan lagi, Ma. Chaeyoung tidak mau."
Yoona menyentuh rahang tegas anaknya, mengusap air mata itu.
"Iya, sayang. Dan itu pasti akan terjadi, Mereka akan kembali padamu."
"Sekarang istirahatlah, karena kita semua akan pergi besok. Kau ingatkan?" tanya Yoona mengingatkan Chaeyoung dengan perkataan Tzuyu.
Chaeyoung tidak sabar dan berharap malam segera berakhir berganti hari esok.
Yoona keluar dari kamar Chaeyoung setelah berpamitan membiarkan Chaeyoung beristirahat dengan tenang. Setelah keluarnya Yoona, Chaeyoung memandang kembali foto yang sudah dibingkai dengan cantikknya itu, mengelus foto itu dengan kedua sudut bibir terangkat. Berbaring dengan memeluk foto itu dan menunggu hari esok.
♡♡♡♡
Chaeyoung dan orang tuanya serta Tzuyu telah sampai dibandara Busan Airport setelah beberapa menit lalu mendarat.
Seperti perkataan Tzuyu kemarin jika dia akan membawa ketiga orang itu untuk melihat dua orang yang sangat berarti meski dari kejauhan.
"Selamat datang, Tuan."