Sudah tiga bulan berjalan sejak Somi mengaku jika dia tengah mengandung. Dan kini rumah keluarga Son nampak berbeda dari biasanya. Rumah mewah itu nampak lebih ramai karena seluruh keluarga tengah berkumpul disana termasuk orang tua Somi. Tzuyu dan Jihyo juga disana dengan putra mereka. Kakak laki-laki Minho yang tak lain orang tua Tzuyu juga ikut berkumpul. Tapi tidak dengan Dahyun, adik tzuyu. Ia tidak dapat ikut karena ada kesibukan yang harus ia kerjakan.
Bukan tanpa alasan mereka berkumpul seperti ini. Ini semua karena Yoona yang mengundang mereka untuk makan malam bersama yang menurut mereka sebagai perayaan usia 3 bulan kehamilan Somi. Semenjak Somi dinyatakan hamil, Keluarga Son memanjakannya layaknya ratu. Begitu pula juga Chaeyoung yang berubah lembut dan posesif kepada Somi dan itu membuat Somi sangat senang. Chaeyoung kembali memperhatikannya. Mereka semua tampak menikmati dan turut bahagia akan kehamilan Somi. Tapi tidak dengan Tzuyu dan Jihyo, mereka harus memasang senyum palsu dihadapan keluarga besar mereka.
Kini mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu yang sangat cukup untuk menampung mereka semua setelah beberapa saat lalu mereka makan malam bersama. Seluruh keluarga tampak berbicara banyak hal, sesekali sendau gurau terdengar.
"Aku sangat bahagia, aku akan punya cucu." Senyuman dari bibir Yoona tak pudar sejak acara keluarga dimulai.
"Ya, aku juga. Setelah sekian lama anakku hamil juga." timpal wanita paruh baya yang merupakan ibu dari Somi.
"Tapi kalian juga harus persiapan. Saat kalian sudah punya cucu nanti harus siap saat cucu kalian duduk dipunggung kalian saat bermain kuda-kuda dan membuat punggung kalian encok." ucap Ayah Tzuyu yang membuat mereka tertawa bersama.
Tzuyu dan Jihyo hanya tersenyum kecil menimpali. Mereka tampak tidak menikmatinya.
Di sela mereka semua berbincang, Chaeyoung pamit pergi ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang tertinggal.
"Dimana ponselku?" gumam Chaeyoung yang mencari ponselnya karena dia lupa menaruhnya setelah menerima panggilan dari rekan kerjanya sebelum acara makan malam dimulai. Ia mencari ke segala tempat dari lemari, nakas, ranjang. Hingga netranya melihat benda persegi panjang yang dia cari berada di rak buku. Ia mengambil ponselnya dan tak sengaja tangannya menyegol lembaran kertas bekas yang berada disana dan membuat mereka berhamburan disana. Chaeyoung menghela napas dan duduk jongkok memunguti kertas bekas itu untuk merapikannya kembali. Namun tangannya terhenti saat tak sengaja matanya melihat kertas bertuliskan nama rumah sakit disela kertas-kertas bekas itu. Kenapa itu ada disini? Ia tidak pernah menyimpannya. Kenapa bisa ada di berkas lamanya?
Chaeyoung mengambil kertas itu dan membaca isi dalam surat yang menurutnya itu penting karena dapat ia lihat jika itu surat pernyataan dokter. Tak lama matanya melebar setelah membaca keseluruhan isi surat.
"Apa ini maksudnya?" Chaeyoung melihat tanggal surat. Surat ini dibuat satu tahun yang lalu, itu artinya surat ini sudah cukup lama. Ia membaca kembali surat itu, memastikan jika dia salah. Tapi tidak ada yang salah. Chaeyoung mengepalkan tangan, rahangnya menggeram marah.
Berjalan keluar kamar dengan amarah yang tertahan tanpa peduli dengan kertas yang masih berserakan dilantai kamarnya, ia menuju kembali ke ruang dimana semua orang berkumpul. Meminta penjelasan dari isi surat itu kepada seseorang."SOMI!!!"
Semua yang berada disana terkejut mendengar teriakan Chaeyoung yang menggelegar. Mereka melihat bingung wajah marah Chaeyoung. Kenapa Chaeyoung terlihat marah? Bukankah dia biasa saja tadi?
Sama halnya dengan Somi yang bingung saat Chaeyoung berteriak menyebut namanya. Semua orang berdiri karena terkejut saat Chaeyoung menarik kasar tangan Somi.
"Chaeyoung!! Apa yang kau lakukan?!"
Chaeyoung tak peduli dengan Yoona yang tak terima dengan perlakuannya dan menatap marah wanita yang didepannya dengan wajah bingung. Menyentak tangan itu membuat Somi meringis pelan.