“Coffee Latte untuk Norimiya!” “Pesanan untuk meja 6!” “Black Coffee untuk Misami” “Cappuccino untuk Fushi!”.
(FullName), gadis berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, dirinya bekerja sebagai barista di cafe MixFox bukan karena keadaan ekonomi yang sulit namun karena itu merupakan café keturunan. Dengan senang hati (Name) melanjutkannya.
.....
“Umm..”(Name) tahu kode itu, segera (Name) menjelaskan beberapa menu yang populer bahkan jarang di beli, karena mahal haha.
“Kalau begitu aku pesan Flat white saja..” “Baik, dengan nama siapa?” “Miya” (Name) segera mencatat dan memberi tahu meja yang kosong.
.....
Sudah larut malam, (Name) bersiap untuk menutup café nya. Iris mata (Name) melebar kala melihat seorang pemuda bersurai abu tertidur dengan buku matematika sebagai bantalan. Dengan lembut (Name) membangunkan pemuda tersebut. “Permisi, toko akan segera di tutup” Merasa sedikit terganggu pemuda tersebut terbangun.
Mereka saling melakukan lensa kontak. Osamu terkejut dan tak sengaja mendorong tubuh (Name) hingga terjatuh. Osamu panik membantu (Name) bangun dan segera meminta maaf.
“Ck ck ck… lah… bukunya kok di tinggal? Eh! Sekolahnya sama dengan ku? Ya sudah ku bawa saja”.
....
Pagi hari yang cerah, namun suram bagi Osamu. Buku matematikanya hilang dia yakin pasti tertinggal di café kamarin malam, saat Osamu pergi ke café, cafenya tutup dan buka pukul 16:00. Saudara kembarnya malah mentertawakan nya, sungguh dia seperti minta di bogem.
“Pst… Samu.. Ada yang mencarimu di luar” Osamu menengok ke luar kelas terlihat ada seorang perempuan melambaikan kepadanya, namun Osamu malah mau mengabaikannya tapi sebelum itu dia melihat buku Math nya di pegang oleh perempuan itu.
“Ini punya mu bukan?” Osamu sangat merasa lega.
“Iya, terimakasih telah membawanya, dan maaf atas kemarin malam” Osamu membungkuk 90 derajat. (Name) segera mengangkat bahu Osamu dan mengatakan tak masalah, lalu izin pergi.
“Woah Samu gimana caranya lo kenal sama (Name)-Senpai?” Osamu mengatakan kepada Suna bahwa bertemu dengan (Name) di café MixFox.
.....
Karena Suna dan Osamu ada pekerjaan kelompok mereka jadi belajar bareng. “Sun, dirumah lo ya, gue gak mau di ganggu sama Tsumu” “Gue gak bisaa! Kakak gue lagi ada acara sama temen temennya” “Gimana kalo ke café itu aja?” Osamu meng iyakan pendapat Suna.
“Oh! Miya-San! Kau datang lagi?” Hari ini café terlihat sepi karena ini malam yang sibuk, yang datang juga seperti kalangan pemuda, ada yang nge- date ada juga yang belajar. “Eh, kau bawa teman, halo! Mau pesan apa?” Osamu memilih kopi susu sedangkan Suna memilih cappuccino.
(Name) mengantar pesanan Osamu dan Suna karena sift nya di ganti oleh pegawai lain. “Kelihatannya susah, mau ku bantu?” Osamu dan Suna saling melempar pandangan lalu mengangguk ragu.
(Name) menjelaskan beberapa pokok materi bahkan lebih mudah di pahami, sesekali (Name) membenarkan rambut yang menutupi wajahnya. Osamu tertegun dengan kecantikan (Name), tiba tiba dadanya bergemuruh.
Tak lama Osamu dan Suna berpamitan pulang.
“Sun, kayanya gue suka sama (Name)-Senpai” Suna sudah menduga akan hal itu. Sesampai di rumah Osamu kembali membuka buku fisikanya dan mengingat bagaimana (Name) mengajarinya saat di café.
Osamu berjalan menuju rooftop untuk beristirahat, sungguh keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Osamu melihat (Name) sedang duduk menmpilkan visual rambut (HairColor) milik nya terkibas kibas oleh angin. (Name) merasa ada orang yang sedang memperhatikannya lalu menoleh melihat Osamu mematung.
“Miya-San?” panggilan itu membuyarkan lamunan (Osamu). Jadi lah Osamu dan (Name) mengobrol bersama, walau awalnya rasanya canggung tapi lama kemudian berhasil akrab.
“Ternyata selain Hebat meracik kopi (Name) san juga pintar ya!” (Name) terkekeh menunjukan sedikit semburat merah dipipinya, hal itu membuat Osamu berkata.
“Dan juga cantik..” Osamu segera menutup mulutnya lalu memalingkan wajahnya kea rah lain.
“Kau juga Miya-San, kau ternyata orang yang asik dan juga tampan” hening sesaat itu membuat Osamu dan (Name) wajahnya memerah tomat.
“…kau tahu (Name)-San, setiap aku meminum kopi racikanmu aku merasa langsung diabetes” (Name) mendengar itu langsung menyiritkan dahinya
“Karena kopinya sudah manis di tambah melihatmu yang manis, kadar gulaku bertambah 2x lipat (Name)-San”. Hening, itu membuat Osamu malah merasa Cringe sendiri.
“A-anu tak usah pikirkan-”
“Bagaimana bisa aku tak memikirkan perkataan dari orang yang aku sukai” Sekarang Osamu tambah salting.
“Jadi (Name)-San menyukaiku?” Osamu ingin memastikannya dulu sebelum geer. (Name) menganggukan kepalanya dan disambung- “Sejak kau kelas 1”.
Osamu tak menyangka, senpainya menyukai dirinya sejak setahun terakhir ini?
“Aku juga menyukai mu (Name)-San”
Disisi lain Suna sedang mengabadikan momen tersebut bersama Atsumu dan Ginjima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot Haikyuu
FanfictionDi dalam cerita ini murni imajinasi saya dan pengalaman pribadi. Bila ada kesamaan alur, maaf, itu murni tidak kesengajaan. -Typo itu manusiawi -bahasa baku x nonbaku -beberapa kata kasar -semua karakter milik Furudate sensei (-Name) -art/gambar say...