FUKURODANI II

131 16 0
                                    


"Kalian tahu pohon benang yang ada di taman berjarak 500 meter dari rumah ku? (Semua mengangguk) Tau kenapa pohon itu di pasangin benang? (Semua mengeleng)

Jadi gini, Dulu ada cewe sebut aja Merah, dia sebenarnya cantik, baik, dan sopan. Namun hanya karena sebuah fitnaan dia tiba tiba di cap sebagai kupu kupu malam. Semua nama baik yang telah dia jaga lenyap dalam sekejap.

Dia menangis karena sudah tak tahan dengan semua cibiran yang ia dapat, saat itu hujan sedang menerpa, Guntur juga menyambar terus menerus. Si Merah berteduh di pohon benang, tiba tiba sebuah petir menyambar pohon itu, pohonnya hangus sebelah dan Si Merah hangus seluruhnya.

Hanya beberapa orang yang mau memakamkan SI Merah, sudah 3 minggu setelah meninggalnya Si Merah, hujan petir terus menghujani tempat tersebut. Ketua tempat memanggil orang pintar, lalu orang pintar itu menyuruh agar memakaikan benang di beberapa tempat di pohon itu dan warnanya harus sama dengan warna baju terakhir yang di pakai gadis itu.

Semenjak saat itu Hujan Guntur berhenti menerjang kawasan tersebut dan dengan bantuan beberapa orang ketemulah biang kerok yang memfitnah Si Merah.

Tapi... Suatu hari ada seseorang yang dengan se enak jidat mengambil benang benang itu dari pohon, itu membuat arwah Si Merah terbebas dan pergi kerumahnya"

"Memangnya apa yang terjadi bila benangnya di ambil? Lagian itu bisa menghambat metabolisme pohon itu kan? Ya sudah aku ambil saja" Ucap Bokuto dengan watados nya. Semua menatap Bokuto.

"Oh, jadi kau yang mengambil segel tersebut...hi hi..hihihihihi!" Semua terkejut karena tiba tiba (Name) tertawa. Akaashi yang di samping (Name) mencoba menenangkan (Name).

"(Nam-" Wajah Akaashi langsung pucat kala melihat perubahan wajah (Name). Tiba tiba wajahnya menjadi gosong, satu bola matanya keluar, dan mulutnya penuh dengan darah. Semua berteriak sambil menutup mata, Akaashi hanya bisa menutup mata, pita suaranya tak mau mengeluarkan gelombangnya.

Brak! "Kenapa kalian teriak hey!" Semua langsung membuka mata dan... melihat (Name) yang sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk, lampu juga menyala, Guntur masih ada sih.. dan untunglah Si Merah juga hilang.

Setelah mendengar cerita dari teman temannya, (Name) menghela nafas. "Bokuto-San! Apa benar kau menyomot benang itu?" Sang empu mengagguk.

"Ayo kita ikat kembali pohon itu" Semua diam.

"Jangan takut, ada aku" Karena merasa bahwa (Name) begitu yakin akhirnya mereka mengikuti perkataan (Name).

"Ingatlah, jangan pernah mengambil atau bahkan menggeser benang itu sedikitpun, kalau tak sengaja menyenggolnya maka segera minta maaf"

Itu kalimat yang (Name) katakan. Setelah mereka selesai mengikat pohon dengan benang Merah mereka pulang ke rumah (Name) dan langsung tidur.

 Setelah mereka selesai mengikat pohon dengan benang Merah mereka pulang ke rumah (Name) dan langsung tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oneshot HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang