"Dia sempurna dari berbagai sisi"
Seorang gadis cantik menatap layar ponselnya dengan seksama. Mungkin lebih dari setengah jam dia bisa tak berkedip hanya melihat foto itu.
"Kau mencuri dari akun fansbase miliknya lagi"
Seseorang datang dengan acuh duduk dan bertanya ketika melihat apa yang di lakukan member grupnya.
"Lama-lama kau seperti penggemarnya"
Tak mendapat jawaban dari gadis cantik itu dia berkata lagi. Dengan senyum sedikit mengejek.
"Aku memang penggemarnya. Penggemar nomor satunya"
Kata sang gadis cantik dengan senyum lebarnya. Dia berkata seperti itu sembari mengingat bagaimana. Dahulu dia dekat dengan sosok menawan ini. Terlihat jelas setiap kali dia menatap makhluk sempurna ini selalu penuh cinta. Tapi sayangnya hanya beberapa waktu dia ada di sampingnya. Karena memang takdir tak mengijinkannya lebih lama bersama.
"Aku bisa membuatmu bertemu dengannya lagi"
"Aku belum siap menemuinya lagi. Entahlah... aku takut dia bertanya kenapa aku pergi sebelum debut kami. Terlalu banyak rumor di luar hingga rasanya aku salah"
Kedua orang yang sedang berbicara ini adalah Miyeon dan Minnie. Kedua orang yang di anggap sahabat Lisa. Tapi salah satunya malah memiliki rasa yang lebih.
"Dia bukan tipe orang yang ingin tahu masalah orang. Dia pasti hanya akan bertanya kabarmu dan kenapa tak menghubunginya sama sekali"
Minnie menebak tapi emang kenyataannya seperti itu. Selain sebagai manusia kurang peka. Lisa juga manusia yang tak pernah ikut campur urusan orang lain. Bersahabat dengan Lisa tak seperti dengan sahabat lainnya. Mereka selalu bersenang-senang dengan cara mereka tanpa membicarakan orang lain.
"Padahal dulu kalian begitu dekat"
Minnie sangat menyayangkan sikap miyeon yang pengecut. Jika saja teman grupnya ini lebih mampu mengendalikan hatinya mungkin saat inu miyeon masih ada di samping Lisa.
"Kau benar... aku saja yang pengecut dan terus berlari"
Miyeon menatap dirinya di kaca dengan tak suka. Sampai sekarang dia terus berlari tak mampu menghadapi hatinya.
"Sudah sangat lama... seharusnya sudah cukup waktu yang kau gunakan untuk melupakannya."
Minnie hanya ingin sahabatnya itu tak melihat masa lalu terus. Dia ingin miyeon berdamai dengan hatinya sendiri. Sudah sangat lama dia menyangkali hatinya dan itu tak baik.
"Bagaimana aku bisa lupa jika setiap saat nama itu selalu muncul di pikiranku. Bahkan hingga dalam kondisi paling lelahpun. Aku masih sanggup memikirkannya"