"unnie aku akan pergi manager oppa sudah menjemputku"
Tersenyum penuh pengertian Lisa benar-benar pasrah dengan semua hal tentang Jennie. Bahkan di saat sekarang mereka pergi bersama dan Jennie bertemu sahabat lamanya. Dengan lapang dada, Lisa ingin pulang saja. Toh sudah hampir 45 menit di samping Jennie dia seperti tak terlihat. Untuk apa dia bertahan lama. Didiamkan seperti ini lebih baik dia bermain dengan Leo di dorm. Akhirnya dia menghubungi managernya untuk menjemputnya di tempat mereka akan menonton tapi di pastikan gagal.
"Lisaa..."
Jennie tergagap. Dia kini sadar ada Lisa di sampingnya. Padahal sebelumnya dia asik tertawa dengan beberapa temannya dan melupakan Lisa.
"Unnie aku pergi dulu nee... bersenang-senanglah"
Lisa berdiri mengambil tasnya dan memasang headphonenya. Tak lagi menunggu Jennie berbicara dan bahkan tak pamit dengan teman-teman Jennie. Dia langsung pergi. Biarlah di anggap tak sopan. Jennie bahkan tak mengenalkan mereka padanya. Bahkan Jennie hanya diam tak mengejarnya. Lisa sadar dirinya memang tak begitu penting untuk Jennie.
"Tak seharusnya kau memaksaku tadi unnie jika hanya untuk didiamkan seperti itu. Aku sudah cukup sadar tanpaku pun kau bisa tertawa. Tak lagi kau perlu memperlihatkannya padaku"
Sepanjang perjalannya dia hanya bisa berbicara pada dirinya sendiri. Walau rasanya hati sesak dan sedih. Lisa menerima semua keadaannya. Mommynya selalu berpesan padanya. Untuk selalu menghargai dirinya sendiri di banding oleh orang lain. Jadi siapapun yang menyakitinya kini tak lagi sakit. Dia mencintai dirinya sendiri lebih dari siapapun.
Bruk
Di tengah asiknya dia termenung dengan bersenandung kecil tak sengaja seseorang menabraknya.
"Awh..."
Merintih sedikit sakit karena dahinya menabrak dada seseorang. Dia ingin marah tapi diurungkan ketika kedua mata itu saling menatap.
"Oppa"
Panggilan itu membuat orang didepannya berdebar dan pipinya memerah. Senyum malu-malu juga muncul di wajah tampannya.
"Maaf aku tak sengaja menghalangi jalanmu"
"Mungkin aku saja yang tak fokus maafkan aku nee"
Senyum manis Lisa membuat orang didepannya semakin salah tingkah. Bukan tak sengaja laki-laki tampan ini berdiri di depan Lisa yang tengah berjalan. Tentu saja dengan sengaja ia melakukannya. Ketika Lisa keluar dari cafe bahkan dengan cepat dia membuntutinya.
"Apa yang kau lakukan disini berjalan dengan menunduk dan menggunakan headphone?"
Tanyanya dengan gugup. Ditatap mata bulat indah itu pasti membuat siapapun gugup. Keduanya memang saling mengenal cukup baik. Karena keduanya bersahabat dengan kang seulgi.
"Ah aku sedang jalan jalan saja oppa. Lalu apa yang kau lakukan?"
Lisa bertanya juga penasaran melihat sehun dengan pipinya memerah jelas. Apa dia kepanasan atau demam? Tanyanya dalam hati. Lisa dengan kepolosan dan ketidakpekaannya memang begini jadi makhumi saja.
"Ah aku membeli boba ini"
Menilisik penampilan sederhana sehun dengan boba di tangannya tak membuat Lisa bertanya kembali. Pria yang di kenal dingin dan tak banyak bicara. Di depan Lisa terlihat menggemaskan dan malu-malu.
"Lisa... bagaimana jika kita jalan bersama kau tak memiliki teman begitu juga denganku"
Butuh banyak keberanian sehun mengajak Lisa pergi. Selain tak peka Lisa yang belum mengenal dekat orang itu kadang begitu dingin. Jadi sering membuat seseorang seperti sehun salah paham dengan tingkahnya.