"Jorr, Jordann" teriak Melati sendu yang membuat tangisannya tambah pecah sementara Jordan tidak menghiraukan panggilan Melati Ia memilih untuk tetap melangkahkan kakinya
"Jorr, gua ga bisa kalo lu giniin gua Jor tolong dong ngertiin guaa. Emang gua ga bisa bahagia ya?" Ujar Melati dalam hati dan menangis dalam diamnya di sudut sendirian
Jordan memilih menyusul Akbar dan Dejan yang kebetulan sedang bersama Gloria dan Gischa
"bang? Lapar pasti kan?" Tanya Akbar sembari mempersilahkan Jordan duduk
"pesen aja bang ini menunya ada disini" ujar Dejan sembari memberikan menu makanan kepada Jordan
"gak napsu gua, cuman pengen disini aja. Eh iya Akbar gua nanti duduk sama lu ya di pesawat" sambung Jordan
"hmm, terus kak Mel?" Tanya Gischa
"terserah dia mau duduk dimana, bukan urusan gua" celetuk Jordan sedikit dingin yang membuat Gischa paham apa yang terjadi diantara keduanya
"Jor lu ninggalin Meli sendirian di ruang tunggu? Kenapa ga lu ajak?" Tanya Gloria
"emang lu pada nitipin dia di gua? Gak kan, lagian emang dia siapanya gua harus di ajak-ajak udah gede juga kan" balas Jordan dengan nada sedikit tinggi
"haha pantesan aja Melati oleng ke Daniel lah lu kelakuan kek bocah gini Jordann Jordann" ujar Gloria kemudian berlalu pergi menyusul Melati sedangkan Jordan menatap sadis kepergian Gloria, ya emosunya tersulut dengan perkataan Gloria
"Hmmm bang udah gak usah di dengerin anggap aja angin lalu" ujar Akbar
"iya bang, biarin aja lagian bener kok kata abang kan kak Mel udah gede juga" balas Dejan agar tidak terkesan semuanya membela Melati
"calm bang Jor, gua paham situasi lu lagi kacau. Gua tahu kok semua cerita lu sama kak Mel bang, karena kak Mel sering cerita juga ke gua. Dan emang sih kak Glo itu kurang suka karena lu jatuhnya ngegantungin kak Mel" balas Gischa sembari mecoba menenangkan Jordan
"seharusnya bang lu gak bisa marah juga ke kak Mel, bukannya mau menggurui bang cuman ya lu biarin aja sampe kapan sih emangnya kak Mel akan tahan sama lelaki yang baru dia kenal itu" sambung Akbar
"setuju sih, tetap pasti ujung-ujung baliknya ke lu bang cuman ya biar adil mending segera selesaiin dulu hubungan abang sekarang" tambah Dejan
"iya setuju karena bang gak ada perempuan yang mau disuru tunggu tanpa kepastian, sekalipun ya kita tau laki-laki gak semua sama cuman ya yang dibutuhkan tuh bukti bukan hanya sekedar janji manis bang" ujar Gischa sedangkan Jordan hanya terdiam dan mencoba mencerna dan memahami perkataan dari mereka bertiga
"ya sekarang pilihannya sisa dua bang menyerah biarin kak Mel bahagia atau tinggalin pacar abang dan perjuangin kak Mel lagi" ujar Akbar yang membuat Jordan berpikir keras
------
"Mell kenapa?" Ujar Gloria yang melihat Melati sedang menangiss, Gloria pun langsung memeluk Melati
"Gloo" panggil Melati senduu dan kembali menangis di pelukan Gloria
"pasti gara-gara Jordan kan? Mel udah gua bilang kan dari awal, lu bandel sih jadinya gini kan" ujar Gloria sembari mengusap kepala Melati
"dia gak salah, gua yang salah" balas Melati sedikit terbata-bata
"enggaklah, yang salah itu Jordan dia yang memulai semuanya terus kenapa dia malah yang merasa paling tersakiti sih? Heran gua sama sikap dia" omel Gloria yang kesal dengan sikap Jordan kali ini
"Jangan sampe cuman gara-gara ini lu malah berhenti sama Daniel, gak gak boleh Mel inget lu berhak bahagia!" Tegas Gloria kepada Melati
"sini lu liat gua" tambah Gloria sembari menghapuskan air mata Melati dan menyuruh Melati untuk menatap dirinya
"Mel lu itu wanita jangan biarkan Mahkota lu jatuh hanya karena lu cinta mati sama Jordan, inget lu berhak bahagia entah sama Daniel atau siapapun laki-laki yang akan jadi pasangan lu, lu berhak bahagia Melati. Dan bahagia lu gak hanya ada di Jordan, intinya lu jangan menutup diri dan hati lu biarin yang lain masuk biar lu ga stuck di dia yang sampai detik ini gak ada kepastian, paham kan?" tegas Gloria penuh penekanan
"lu salah Glo, bahagia gua ya sama Jordan entah sekeras apapun gua berusaha lupain dia, gua berusaha nyari pengganti dia tapi sosok yang kaya Jordan ya cuman Jordan doang" batin Melati sembari kembali meneteskan air mata
"heiii Mel, udah yaa jangan nangis lagi. Nanti sampai di kudus pada tanyain kenapa mata lu sembab gimana?" Tanya Gloria dan Melati hanya menganggukkan kepalanya
------
Bila yang tertulis untukku
adalah yang terbaikmu...
kan ku jadikan kau kenangan
yang terindah dalam hidupkunamun takan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupmu
yang telah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah...Begitulah penggalan lirik lagu yang saat ini sedang Jordan dengarkan menggunakan airpodsnya sembari mantap keluar jendela pesawat ya kini mereka sudah ada di dalam pesawat, 15 menit lagi akan bertolak ke semarang sementara Melati terus memandangi Jordan ya mereka berada di kursi yang sejajar, Gloria bersama Melati sedangkan Akbar bersama Jordan, ya Gischa bersama Dejan
Jujur saya hati terasa berat bagi Jordan namun benar yang dikatakan Melati dan teman-temannya, Melati berhak untuk mendapatkan kebahagiaannya
Kini Jordan akan berusaha untuk melupakan Melati dan mencoba fokus dengan hubungannya, walaupun terasa berat namun Ia ingin mencoba sekalipun hatinya memang sudah terhenti kepada Melati.
"maaf Mel gua bukannya gak sayang sama lu, tapi bener pilihan gua cuman 2 dan gua paham maksudnya lu emang yang mau bahagia sama pilihan lu oke Mel gua akan penuhin permintaan lu, dan maaf banget gua menyerah Mel semoga keputusan gua ini bener ya Mel" batin Jordan
Perjalanan membawamu
bertemu denganku
ku bertemu kamusepertimu yang ku cari
konon aku juga seperti yang kau cari"Mel ketemu sama lu itu salah satu anugerah terindah yang pernah terjadi di hidup gua, jujur gua sangat bersyukur. Congrats Daniel lu beruntung dapetin perempuan secantik dan sebaik Meli, semoga lu berdua bahagia, doain gua juga ya Mel bisa bahagia tanpa lu walaupun gua yakin gua gak bisa tapi akan gua coba demi lu" batin Jordan sembari meneteskan air mata namun dengan lekas Ia menghapuskannya sebelum Akbar melihatnya
Selama penerbangan hanya tangis dalam diam yang menanungi diri Jordan...
"bang Jor kayaknya lagi nangis deh" batin Akbar yang mendengarkan sedikit suara tangisan Jordan
"Kasian sih tapi gimana ya, bingung juga gua. Kayaknya bang Jordan emang sayang banget sama kak Meli" batin Akbar lagi
"dari kisah mereka gua banyak belajar sih, jangan pernah sia-siain orang yang sayang banget sama kita karena penyesalan selalu datang di akhir" tambah Akbar dalam batinnya dengan melihat sikon yang dialami Jordan sepertinya Ia dalam titik penyesalannya...
----
Setelah melampaui panjangnya perjalanan akhirnya semuanya tiba di kudus, dan kini sedang istirahat di kamar masing-masing sebelum nanti sore kembali latihan
"Mel lu dipanggil ci Vita" ujar Gloria yang baru saja masuk dalam kamar
"kenapa?" Tanya Melati
"gak tahu Mel, tadi pas gua dari kamar docta ambil hoddie gua gak sengaja ketemu" balas Gloria, dan Melati pun berlalu pergi menghampiri ci Vita di kamarnya
Sesampai Melati di kamar ci Vita ternyata disana sudah ada ci Butet coach Richard dan bang Owi
Jangan lupa vote + komen yaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of Destiny
General FictionCERITA INI MURNI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI ❤️ Hai Stan Pramel kita menghalu bersama yuk ✨ Ini hanyalah sebuah cerita dan tidak ada sangkut paut dengan real life. :) ~ Secret Of Destiny ~ Satu detik ke depan juga adalah rahasia takdir. Praveen Mela...