Part 14 Kutukan

5 1 0
                                    


"Alam memberikan tempat untuk mutasi. Tak perlu direkayasa teknologi, mereka ada di sekeliling kita. Cepat atau lambat. Buktinya, Nix adalah hasil mutasi," Xavier mulai menyerang.

Riuh kembali mewarnai suasana aula. Para tetua dan penduduk dibuat terkejut dengan pernyataan Xavier. Mutasi adalah hasil dari perbuatan dosa. Mereka menganggap Xavier keterlaluan secara tidak langsung menuduh mereka berbuat dosa.

Di sisi lain, Lily merasa senang ada seorang yang menguatkan keputusan Ayah Hansa untuk menutup cahaya Kristal ungu beberapa waktu lalu. Diliriknya Ayah Hansa. Semoga Ayah Hansa tak terlalu keras pada dirinya sendiri. Setidaknya, Ayah Hansa terhibur dengan apa yang dikatakan oleh Xavier. Kristal Ungu adalah legenda kekayaan alam Orellana. Mutasi itu dipicu oleh alam, bukan keserakahan manusia.

Wajah Ayah Hansa tenang, semua ada dalam kendalinya. Ketika Ayah Hansa mengangkat tangan kanannya, suasana riuh perlahan mereda."Apa buktinya?" tanya Ayah Hansa tegas.

"Jika memang dia binatang asli Orellana, seharusnya kalian sudah punah dari sejak lama," Xavier menatap tajam Ayah Hansa.

"Selama ini kami baik kepada alam," Tetua yang berbisik pada Ayah Hansa tadi tidak terima. "Alam berbuat baik kepada kami," lanjutnya lagi.

"Aku tak mengatakan kalian telah berbuat kerusakan. Alam memiliki jalannya sendiri, kita hanya berusaha hidup selaras dengan alam untuk bertahan hidup, bukan? Begitu juga Nix. Sengaja atau tidak disengaja oleh manusia, kenyataannya, Nix bermutasi. Dan kita harus bertahan hidup dengan cara membunuhnya. Kejadian hari ini di gua menunjukkan bahwa kita harus memeranginya. Bukankah begitu?" Xavier menetralisir keadaan.

"Tuan, apakah mutasi itu bersifat menetap?" Lily mengajukan pertanyaan tiba-tiba. Ayah Hansa menatap Lily.

"Kami memiliki ahlinya. Silakan Ziyi," Xavier dengan sopan mempersilakan Ziyi bicara di forum.

"Dari ciri-ciri Nix yang aku amati, sifatnya menetap. Jadi, mau tidak mau kalian harus membunuh semua Nix," Ziyi menjawab dengan yakin.

"Nona, seandainya Nix diberantas bagaimana dengan keseimbangan alam Orellana?" Lily bertanya kembali.

Pertanyaan macam apa ini? Ziyi tak habis pikir dengan cara berpikir penduduk Orellana, terutama gadis berambut merah itu. Bagaimana dia masih berpikir soal keseimbangan alam. Bagaimana jika alam seimbang tanpa ada manusia? Turunan Amreta yang sesat, pikirnya dalam hati.

"Apa maksudmu, Lily?" Tera menanyakan hal yang sama dengan Ziyi.

"Maksudku, jika sumber mutasi dihilangkan, dan Nix dihilangkan, apakah binatang yang bermutasi itu bisa dikembalikan ke bentuk asalnya?" Tak diragukan, Lily memang penuh dengan rasa ingin tahu.

"Aku bukan Tuhan," jawab Ziyi datar.

"Ah, dia benar titisan Erabos," Tera menggaruk kepalanya kesal.

"Saya khawatir kita harus memilih salah satu pilihan, Nona." Xavier menjawab dengan diplomatis.

"Jika kita mengetahui sumber mutasinya, kita bisa menghentikan mutasi pada generasi berikutnya. Tapi mengetahui sumber mutasi tidak mudah," lanjut Xavier.

Penjelasan Xavier hanya menjawab sebagian tanda tanya di kepala Lily. Dirinya masih bergelut dengan bertanyaan 'bagaimana jika', 'Apakah bisa" semua pertanyaan yang tak dimengerti sepenuhnya oleh penduduk Orellana, termasuk Ayah Hansa.

"Apa penawaranmu?" tanya Ayah Hansa.
Ziyi dan Kenzo bersamaan memandang Xavier. Inilah momen yang menjadi tujuan mereka.

"Kami membantu membunuh Nix. Anda membantu kami dengan benih Amreta" Xavier membuka penawaran.

IncrementumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang