Part 21 Show Time

9 3 0
                                    

Sinar Bintang Kuning menebar cerah seantero Orellana. Udara sejuk dan angin yang sepoi-sepoi tak melemahkan semangat prajurit Orellana untuk mengakhiri sumber teror mereka.

Hari ini juga bagi Xavier dan timnya. "Waktu kita kurang dari setengahnya," kata Xavier bernada serius.

"Aku tak mengerti. Mengapa peluruhannya tidak beraturan," Ziyi merasa kesal.

"Mungkin ini yang disebutkan Aswin tempo hari. Nuklir yang tidak stabil." Xavier memberi alasan. "Tapi setelah hari ini, kita bisa mendapatkan biji Ki Tambleg. Maka, hari ini adalah penentuan," lanjut Xavier.

Kenzo mengangguk tanda paham sepenuhnya dengan tanggung jawabnya.

Mereka pun segera berpencar sesuai tugas dan posisinya masing-masing. Nix! Monster itu akan menemui akhir generasinya hari ini. Semua persiapan dengan pemeriksaan ganda telah siap di lapangan.

Balon merah transparan di lemparkan ke tengah ruang umpan berbentuk lambung kapal. Nix di dalamnya bergerak sporadis. Xavier memberikan tanda pada Tera untuk bersiap. Tera membalasnya dengan anggukan. Tak lama Xavier menyiramkan cairan mengenai balon merah transparan itu. Dalam sekejap balon itu meleleh.

Nix bebas. Dia segera bergerak dan berusaha melubangi lantai wadah tersebut. Xavier memberi tanda pada Tera untuk menahan serangannya. Nix itu kemudian merayap di dinding ruang umpan. Xavier mengangkat tangannya, manahan beberapa lama di udara lalu dengan satu kibasan memberikan tanda kepada Tera untuk melepaskan pelurunya. Tera dengan sigap mengarahkan bidikanya pada Nix. dengan satu tiupan udara dari mulutnya peluru Oxynite memburu Nix mengenai cangkang kulitnya yang keras. Tubuh Nix jatuh kembali ke dasar wadah dan berhenti bergerak diikuti bau busuk yang tercium di udara.

Semua orang bersorak. Percobaan membunuh Nix berhasil. Lima ekor kambing yang gemuk diturunkan ke lantai wadah umpan. Bagian atas segera ditutupi oleh material merah yang sama dengan balon transparan. Para prajurit berjaga di sepanjang sisi ruang umpan lengkap dengan senjata sumpit modifikasi dan golok tersarung. Tera dan Kenzo yang bersenjata lengkap mengawasi dari sisi yang berbeda. Ayah Hansa memimpin penyerangan itu berkata dengan lembut, "para kambing, kalian sangat berjasa. Terima kasih." Para penduduk Orellana mengulang kata-kata Ayah Hansa. Berikutnya, mereka menunggu aba-aba dari Xavier.

Ziyi, Lily, Xavier dan dua orang penjaga segera bergerak ke dalam gua untuk memasang pipa. Mereka semua menggunakan pakaian pelindung serba tertutup seperti pemanen madu. Kini Lily merasakan betapa panasnya menggunakan pakaian pelindung ini. Keringat bercucuran dan gerakan mereka menjadi terbatas. Omuci yang sejak semula Lily simpan di dalam saku bajunya ikut merasakan panas.

Masing-masing dari mereka membawa obor asbes. Xavier membawa senjata lasernya untuk berjaga selama Ziyi dan Lily memasang indikator dan pemasang lapisan balon. Dua orang penjaga dipersenjatai kunai milik Kenzo.
Meskipun pipa oxynite ringan, penyambungan pipa tetap memakan waktu. Sinar lampion kunang-kunang matahari yang di bawa oleh tim tidak mengurangi rasa teror selama pemasangan.

Akhirnya tiba giliran Ziyi untuk memasang indikator. Lantai gua yang tidak rata dan berbatu membuat penjaga harus menggali sampai kedalaman yang cukup untuk memastikan tidak ada celah dalam pipa. Suara alat tukang yang menggema terlalu menarik perhatian Nix. Xavier, Ziyi dan Lily siaga penuh.

Lily memasang telinganya untuk menangkap gelombang rendah dari bawah tanah. "Terlalu berisik!" Lily melapor pada Xavier. Dia tak ingin mengambil risiko mereka menjadi sasaran Nix.

"Bekerja cepat!" Perintah Xavier kepada para penjaga.

Lily harus mengambil risiko. Dia membuka baju pelindungnya dan mengeluarkan Omuci dalam sakunya , "Aku perlu bantuanmu, galilah tanah ini!!" Pinta Lily kepada Omuci.

IncrementumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang