Part 2

79 17 0
                                    


_Happy Reading_

Sudah sekitar 2 minggu sejak Adhe terbangun dari koma yang dialaminya dan mulai terbiasa dengan kehidupannya sekarang, selama itu pula orang tuanya selalu berada disampingnya untuk merawat dan menjaganya.

"Kapan aku boleh pulang mom?" Adhe bertanya karena mulai merasa bosan dirumah sakit.

"Kamu boleh pulang setelah benar-benar sembuh sayang." Jawab nyonya Tifani.

"Tapi aku sudah sembuh mom. Aku benar-benar bosan disini."

"Huft baiklah, mommy akan tanyakan dulu ke dokter Leo."

Nyonya Tifani keluar dari ruang rawat, dan tak lama kembali dengan dokter Leo disampingnya. Dokter Leo mulai memeriksa keadaan Adhe.

"Keadaannya sudah membaik jadi sudah bisa pulang hari ini. Tapi ingat, jangan banyak bergerak dulu." Setelah mengatakan hal itu dokter Leo keluar dari ruang rawat Adhe.

"Nah, kalau begitu mommy akan beresin barangmu dulu sebelum daddy datang."

*****

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai dihalaman mansion Alexander.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai dihalaman mansion Alexander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Lumayan juga' batin Adhe.

Pintu mansion terbuka menampakkan beberapa pelayan yang menyambut mereka. Sesampainya diruang tamu terlihat seorang pria muda yang duduk dengan tablet ditangannya dan secangkir kopi didepannya.

"Udah pulang dad?" Tanya pria muda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet tersebut.

Xavier Alexander, kakak laki-laki Adhe yang memiliki sifat dingin dan tidak peduli pada sekitarnya. Tapi dibalik sifatnya itu, ia menyayangi dan sangat memanjakan adiknya.

"Kenapa gak pernah kerumah sakit menjenguk adikmu anak nakal?"

"Aku sibuk dad, dan bagaimana kabarmu princess?" Menaruh tablet dan menatap adiknya.

"Dia abangmu sayang, bang Xavier." Jelas nyonya Tifani saat melihat raut bingung putrinya. Sekedar informasi, Xavier udah tau tentang adiknya yang hilang ingatan dan berjanji akan menghukum siapa saja yang telah mencelakai kesayangannya.

"Aku baik." Dengan ragu Adhe mengangkat kepalanya menatap abangnya.

"Jangan takut princess, kau tidak merindukan abang hm? Sini biar abang memelukmu."

Adhe maju dengan pelan menuju tempat Xavier berdiri, tepat saat berdiri didepannya Xavier dengan segera menarik Adhe kepelukannya.

"Udah boy, princess harus istirahat." Nyonya Tifani mambantu menuntun putrinya menuju kamar.

Skip...

Malam hari, ruang makan.

"Good night mom, dad, abang."

MetempsikosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang