Part 13

29 4 0
                                    

_Happy Reading_

"Selamat pagi para beban guru."

Bu Shinta, guru Bahasa Indonesia masuk dan menyapa murid kelas XI Bahasa 3, kelas yang paling dihindari para guru karena muridnya yang suka membuat onar bahkan tak jarang mengusili guru-guru yang masuk mengajar.

Bu Shinta yang menjadi wali kelas mereka sendiri dibuat pasrah oleh kelakuan mereka, untungnya bu Shinta punya kesabaran yang cukup besar.

"Pagi buu." Seperti yang terlihat hanya beberapa murid yang menjawab, sisanya hanya menatap malas guru itu.

"Ibu ngapain masuk sih kan saya pengen tidur." Kesal Ryan karena rencananya untuk masuk ke dunia mimpi gagal.

"Iyaa, saya juga mau ngapel ke ibu kantin bu." Teman sebangku Ryan, Samuel ikut mengeluh. Karena Ferdi berada dikelas berbeda darinya jadi partner onar Ryan dikelas ini adalah Samuel.

"Heh! Kalian ini yah selalu saja, kamu Ryan kalau mau tidur itu sekalian aja dijalanan biar nggk bangun-bangun, dan kamu Samuel ngapel kok ke ibu kantin ke pacar dong makanya jangan jomblo." Sudah biasa menghadapi anak-anak muridnya ini hingga hafal dengan kelakuan mereka.

"Ibu pengen saya mati?"

"Menurut kamu aja sih."

"Kalau gitu ibu mau gak jadi pacar saya?"

"Maaf selera ibu tinggi bukan kamu yang kelakuan kayak setan."

Dengan santai bu Shinta menjawab membuat Ryan dan Samuel tersenyum kecut, hanya wali kelasnya inilah yang bisa membuat dua curut itu kicep.

"Ck lagian ibu ngapain disini? Ini kan bukan pelajarannya ibu."

"Lah suka-suka ibu dong kok kamu yang repot."

"Serah bu serah."

Bu Shinta terkekeh melihat muridnya yang tampak pasrah, "ibu becanda, pak Tomi gak bisa masuk hari ini jadi karena ibu lagi kosong mending jagain kesayangan ibu ini supaya gak ada yang bolos."

"Yahh ibuu."

"Saya laper bu pengen ngantin, ibu gak kasian sama cacing diperut saya?"

"Sudah jangan banyak protes, sekarang kalian kerjakan tugas dari pak Tomi."

****

Sedangkan dikelas XI Mipa 1 semua murid tampak fokus dengan penjelasan guru yang menerangkan. Tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk.

Tok tok tok

"Permisi pak."

Terlihat guru perempuan berdiri didepan pintu kelas dengan seorang remaja berkacamata dibelakangnya.

"Ada apa bu Rina?"

"Ini pak saya membawa murid baru, Alven ayo masuk." Bu Rina masuk bersama remaja yang dipanggil Alven itu.

Bu Rina berbincang sebentar dengan pak Firman sebelum pamit undur diri.

"Nah anak-anak kita kedatangan teman baru, Alven silahkan perkenalkan dirimu." Pak Firman menatap Alven yang dari tadi terus menunduk.

Alven mengangkat kepala sembari memperbaiki letak kacamatanya, "n-namaku Alven Prince, k-kalian bisa panggil aku Alven. Salam kenal."

Kelas yang semula sunyi menjadi sedikit bising dengan suara-suara protes dari beberapa murid.

"Serius dia murid barunya?"

"Penampilannya gak banget."

"Kenapa dia harus masuk kelas ini sih."

MetempsikosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang