_Happy Reading_"Kenapa Dhe?"
Suara dari Feli menyadarkan Adhe dari lamunannya, dia beralih menatap Feli dan tersenyum tipis.
"Enggak kok, gak papa."
"Yakin? Muka lo kek lagi mikirin sesuatu." Tanya Feli ragu.
"Iyaa, gue cuma lagi mikir kenapa mereka pada buli anak beasiswa padahalkan dia hebat bisa meringankan beban orang tua." Ucap Adhe meyakinkan.
"Dia gak sadar diri apa kalo dulu dia juga gitu?" Bisik Alice pada Aurel.
"Stt, diem bego!" Tekan Aurel pelan.
"Loh kenapa?" Bingung Adhe melihat 2A berbisik-bisik.
"Gak papa, gak usah peduliin mereka." Ucap Feli mengalihkan, "soal yang tadi, mereka emang gitu. Merasa paling berkuasa dan harus ditakuti karena orang tua mereka donatur disekolah ini. Mereka menganggap anak beasiswa hanyalah orang miskin yang jauh dibawah mereka."
"Padahal hanya donatur itupun uang orang tua mereka, apa gak ada guru yang negur?" Kesal Adhe.
"Guru-guru gak berani, mereka bekerja hanya demi uang."
"Kenapa orang-orang menganggap uang itu segalanya." Raut tak suka tampak diwajahnya mendengar ucapan Feli.
"Tapi-" Alice segera menutup mulutnya melihat tatapan maut yang dilayangkan Feli padanya.
"Kayak lo gak tau aja Dhe, didunia ini uang bukan segalanya tapi segalanya butuh uang." Ucap Aurel santai sambil memakan bakso yang baru saja tiba dihadapannya.
"Hmm bener." Adhe ikut memakan makanannya dengan pikiran yang masih melayang pada siswa yang dibuli tadi.
****
"Main ke mansion Feli yok, udah lama kita gak kesana." Ajak Alice.
Saat ini mereka berlima sedang berjalan ke parkiran bersama sambil berbincang ringan.
"Bener juga. Gimana Fel, boleh nggak?"
"Boleh-boleh aja sihh, lagian ortu gue juga gak dirumah."
"Sorry gue gak ikut, abang gue udah didepan." Ucap Adhe setelah menatap hpnya.
"Yahh Adhee.. kita bantu bilangin abang lo deh, tapi lo harus ikut ya ya yaa." Bujuk Alice dengan mata memohon.
"Huft, terserah." Pasrah Adhe, dia yakin teman-temannya tidak akan berhenti membujuknya sampai ia benar-benar setuju.
Akhirnya setelah berhasil meminta izin dari Xavier mereka kini tengah berada dimobil Aurel menuju mansion keluarga Feli.
"Ayo masuk." Feli mempersilahkan mereka masuk saat mereka telah sampai di depan mansion.
"Hari ini bi Erna sedang cuti jadi kalo laper langsung ke dapur aja buat makanan sendiri, bahan-bahannya lengkap kok dikulkas." Jelas Feli.
"Siap, aman itu mah. Btw ada jajan kan?" Tanya Aurel dengan wajah tanpa dosanya.
"Ambil aja didapur." Feli menggelengkan kepalanya, sudah biasa dengan tabiat temannya yang satu itu.
"Gue ambil cemilan dulu, kalian duluan aja ke kamar nanti gue nyusul." Aurel segera ngacir ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan, niatnya mereka akan nonton drakor bareng dan tak afdhol rasanya bila ngedrakor tanpa cemilan.
"SEKALIAN MINUMNYA JANGAN LUPA." Teriak Alice agar didengar Aurel yang sudah menjauh.
"GUE BUKAN BABU." Balas Aurel tak kalah keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metempsikosis
Teen FictionMetempsikosis adalah istilah bagi ajaran yang mengatakan bahwa jiwa manusia dapat berpindah-pindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain setelah meninggal. Dalam dunia nyata, pertukaran tubuh belum pernah terjadi. Tapi, bagaimana kalau pertukaran tubuh...