_Happy Reading_
"Beneran gak mau balik nih Dhe?" Saat ini mereka sedang berada dirooftop, setelah kejadian yang kurang mengenakkan tadi Adhe langsung berjalan menuju rooftop tanpa niat untuk kembali kekelas melanjutkan pelajaran.
"Gue udah bilang kan tadi kalo kalian mau balik, balik aja gue mau disini lebih lama." Adhe berucap sambil memainkan ponselnya. Lagian ia sudah cukup pintar jadi tak apalah sesekali membolos, pikirnya.
Helaan nafas terdengar dari Feli, ini pertama kalinya dia membolos karena bagaimanapun sebagai wakil ketua osis dia harus memberikan contoh yang baik untuk murid lain.
"Udahlah Fel santai aja, mending kita ngegosip aja." Ajak Aurel namun dibalas gelengan oleh Feli, ia memilih membuka ponselnya dari pada mendengarkan mereka berdua.
Disaat Adhe dan Feli bermain ponsel, Aurel dan Alice menggosipkan Elena yang buruk dalam berakting, Lydra menatap Adhe dalam diam merasa ada yang aneh dengannya belakangan ini tapi ia memilih untuk tidak membicarakannya.
****
"Aku pulang..." Feli melangkahkan kaki memasuki rumahnya, cukup sepi kerena hanya terlihat beberapa pelayan, orangtuanya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ayahnya atau lebih tepatnya ayah angkatnya adalah seorang pebisnis yang cukup besar dan ibunya memilih melanjutkan usaha butik yang pernah dibangunnya bersama sahabatnya atau istri pertama ayahnya.
"Kenapa baru balik?" Terdengar suara yang muncul dari dapur, terlihat seorang lelaki dengan tangan yang memegang cup pop mie.
"Dari mall dulu bareng yang lain. Tumben banget lo jam segini udah dirumah, biasanya kan nggak inget waktu kalo bareng temen-temen lo itu. Dan gua udah ingetin berapa kali jangan makan makanan instan Zayn." Balas Feli dan sedikit mengomeli Zayn, yap lelaki itu adalah Zayn Ulrich Miller, saudara tiri Feli.
Singkatnya, ibu Feli menikah dengan ayahnya Zayn, pasangan mereka masing-masing telah kembali kepangkuan Tuhan.
Disekolah mungkin mereka hanya terlihat seperti rekan osis tanpa siapapun tau bahwa mereka adalah saudara. Untungnya mereka tetap akrab karena bagaimanapun mereka menerima keputusan orang tua mereka.
"Males, ini terakhir gua makan mie." Ucap Zayn mendudukkan dirinya di sofa.
"Terakhir apaan, besok-besok lo pasti makan lagi." Omel Feli melangkah meninggalkan Zayn menuju kamarnya.
****
Disisi lain Adhe sedang duduk di kursi kesayangannya, terlihat ia yang sedang melakukan video call bersama rekan timnya.
"Lo kenapa jadi marah ke kita semua sih Vee, ini kan salah si Kory."
"Kok lo jadi salahin gue sih bang, tuh si Liam juga ikutan."
"Enak aja kan lo duluan yang ngelarang Adhe matiin telfonnya, gue ngikut aja."
"Tetep aj-"
"Udah udah kenapa kalian malah berantem, bikin pusing aja." Adhe merasa kepalanya berdenyut karena mendengar pertengkaran timnya itu.
"Lagian Vee, kita kan kangen jadi wajar dong gue pengen ngobrol lama sama lo." Proses Kory.
"Hmm."
"Tuhh, kak Max aja setuju loh." Kali ini Max lebih memihak pada Kory, bagaimanapun ia juga merindukan adiknya itu.
"Yaa tapi gak sampai jam 2 jugaa astagaa. Lagian kita baru bertemu beberapa hari yang lalu perasaan." Biasanya setelah melakukan misi mereka berkumpul sekedar bercerita tentang misi mereka, hanya saja tadi malam mereka membicarakan hal diluar misi. Niat awal Adhe ingin segera mematikan telfon tapi malah dilarang yang akhirnya percakapan mereka selesai pada pukul 02.06, hal ini yang membuat Adhe terlambat bangun pagi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metempsikosis
Teen FictionMetempsikosis adalah istilah bagi ajaran yang mengatakan bahwa jiwa manusia dapat berpindah-pindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain setelah meninggal. Dalam dunia nyata, pertukaran tubuh belum pernah terjadi. Tapi, bagaimana kalau pertukaran tubuh...