Part 9

55 9 2
                                    


_Happy Reading_

Selasa, 7 Maret 2023

"Target arah jam 9"

"Baik"

"Target masuk ke ruang no 2"

"Saya kesana sekarang"

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian dikantin saat itu. Malam ini Adhe dan timnya sedang melaksanakan misi bersama, menggagalkan transaksi penjualan senjata ilegal yang dilakukan disebuah club yang cukup terpencil dan memang banyak digunakan oleh para anggota mafia, entah hanya untuk menghibur diri ataupun melakukan penjualan ilegal seperti sekarang ini.

"Barang ada didalam, saya akan masuk"

"Hati-hati, lakukan seperti yang telah direncanakan"

"Tentu"

Pembicaraan singkat antara Adhe dan Liam melalui alat komunikasi yang memang dikhususkan untuk mereka.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" terdengar suara dari dalam sebuah ruangan.

Liam membuka pintu dan melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut, terlihat 2 orang yang tengah berbincang dengan sebuah koper besar diantara mereka dan 4 orang pengawal berdiri disampingnya.

"Permisi tuan, saya datang membawa pesanan anda."

Liam menaruh nampan yang berisi minuman yang telah dicampur obat tidur olehnya diatas meja.

"Kamu bisa pergi sekarang." Salah satu dari mereka berucap sebelum mengambil gelas tersebut dan meminumnya disusul rekan transaksinya.

"Baik tuan" Liam membungkuk menyembunyikan seringai diwajahnya kemudian berjalan pelan menuju pintu keluar.

Sebelum sempat memegang gagang pintu terdengar suara gelas yang terjatuh dan pecah, Liam dengan segera mengunci pintu tersebut dan berbalik menatap pengawal kedua pria yang telah terkapar akibat obat tidur. Empat pengawal yang merasa curiga pada Liam dengan sigap mengangkat senjata mereka dan disodorkan kearah Liam.

"Cih.. senjata seperti itu tak dapat melumpuhkanku." Ucap Liam yang kemudian berlari kearah 4 pengawal itu. Suara tembakan terdengar jelas memenuhi ruangan, untungnya ruangan yang mereka tempati saat ini kedap suara hingga keributan yang mereka buat tidak terdengar diluar ruangan.

Kurang dari sepuluh menit Liam berhasil melumpuhkan empat lawannya, berjalan mengambil koper yang berisi senjata ilegal dan berjalan santai menuju pintu sambil menghubungi Adhe.

"Kopernya sudah kudapatkan."

"Bagus, tapi tetap didalam. Sepertinya anak buah mereka yang lain mulai curiga, aku sudah meminta yang lainnya untuk kesana, keluar saat aku memintanya."

"Baik"

Tepat diluar ruangan terdapat sekitar sepuluh pria berbaju hitam dengan pistol ditangan mereka mencoba membuka pintu yang ditempati bosnya. Seperti yang diucapkan Adhe, anak buah kedua pria tersebut curiga jika sesuatu terjadi pada bos mereka karena salah satu pengawal yang tadi dikalahkan Liam sempat menghubungi mereka sebelum Liam mengalahkannya.

"Maaf tuan-tuan, tapi lawan kalian disini." Suara dari arah belakang mengejutkan mereka. Disana terlihat Kory yang tengah berdiri sombong dengan bibir yang mengukir senyum menyebalkan, disampingnya terdapat Max yang hanya menampilkan raut datar andalannya.

"Siapa kalian?!" Gertak salah satu pria dengan dengan pistol yang diacungkan kearah Kory.

"Wow santai bro, jangan bermain-main dengan pistol, bahaya." Balas Kory santai.

MetempsikosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang