_Happy Reading _Disinilah Adhe sekarang berdiri, dilapangan sekolah dan berhadapan langsung dengan tiang bendera dengan cuaca panas yang sangat menyengat.
"Ahk sial banget gue hari ini udah telat bangun pake dihukum berjemur segala, setelah ini apalagi?" Gumam Adhe kesal sambil mengusap peluh yang menetes dipelipisnya.
Sebenarnya ia bisa saja melewati hukuman karena bagaimanapun daddynya adalah pemilik sekolah ini, tapi tetap saja ia tak ingin menyalah gunakan kekuasaannya dan berlaku seenaknya. Bagi Adhe kalo salah yah salah dan harus dihukum, lagian hukuman ini tak sebanding dengan hukuman-hukuman yang sering dijalaninya dulu saat masih menjadi Violet, hanya saja yang membuatnya mengeluh adalah karena sinar matahari pagi ini benar-benar tidak mendukungnya.
Saat asik menatap bendera di atas sana Adhe dikejutkan dengan sebuah bola yang tiba-tiba saja menggelinding dibawah kakinya.
"Adhe lempar kesini dong bolanya." Teriakan seseorang dari lapangan basket.
Adhe memilih mengabaikannya dan kembali menatap bendera seakan itu adalah hal yang lebih menarik dibanding orang-orang disana yang sedang kesal karena diabaikan.
"Lo kenapa sih diminta tolong juga malah diem aja." Ferdi, orang yang tadi berteriak meminta Adhe melempar bola yang berada ditangannya sekarang.
"Lo ada bilang tolong?" Tanya Adhe datar tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ya-yah lo peka dong." Elak Ferdi gugup, emang salahnya sih tadi nggak bilang tolong tapi kan tetap aja masa ia diabaikan gitu aja. "Lagian tumben banget lo dihukum kek gini, biasanya kan lo nyogok biar nggak dihukum." Lanjutnya menyindir.
Merasa tak ada balasan dari lawan bicaranya Ferdi memilih membalikkan badan dan berjalan menuju teman-temannya yang lain.
Kring kring....
Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu berbunyi juga, Adhe dengan segera meninggalkan lapangan menuju kantin untuk menuntaskan rasa hausnya.
Disisi lain keempat teman Adhe sedang mencari keberadaannya karena tidak terlihat dipelajaran pertama. Lelah mencari Adhe mereka memilih berjalan kekantin untuk mengisi perut, saat memasuki kantin mereka melihat orang yang dicari sedang asik melahap bakso seorang diri disudut kantin.
"Astagaa Adhe, kita cariin juga malah enak-enak makan disini." Suara melengking menyapa gendang telinga Adhe dan membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Suara lo kecilin dikit Aurel, orang-orang pada liatin kita." Merasa malu dengan tingkah temannya Feli memukul pelan lengan Aurel.
"Tau nih"
"Lo juga sama aja Alice." Ucap Aurel tidak terima disalahkan.
"Tapikan gue tau situasi." Sanggah Alice yang tidak mau mengalah.
"Udah-udah kenapa kalian malah bertengkar?" Lerai Feli pusing dengan sifat dua temannya itu.
"Kemana Dhe?" Lydra memulai pembicaraan setelah mereka telah duduk.
"Dihukum." Jawab Adhe singkat.
"Lohh tumben banget, biasanya juga dibiarin aja kalo lo telat." Bingung Aurel.
"Itu dulu"
"Iya yaa, Adhe kan sekarang udah berubah."
"Udahlah sana kalian berdua pesenin kita." Suruh Feli pada 2A itu.
"Kok kita" protes mereka.
"Daripada kalian berantem mulu kan, udah sana cepet."
Akhirnya Aurel dan Alice memilih pasrah dan berjalan menjauh untuk memesan makanan.
"Kenapa bisa telat?" Tanya Lydra setelah 2A pergi.
"Ada urusan semalam jadi telat bangun." Jawabnya.
"Urusan apa?" Kali ini Feli yang bertanya sambari mengernyitkan dahinya.
"Adaa"
Tau Adhe tak ingin membicarakannya lebih lanjut Feli memilih diam menunggu makanan mereka datang.
"Nahh makan nih." 2A datang dengan nampan ditangan mereka, meletakkannya dan mendudukkan diri berhadapan dengan Adhe dan Lydra.
"Makasih."
"Gue duluan yah." Ucap Adhe berdiri dari posisi duduknya.
"Lohh mau kemana lagi?"
"Kenapa nggak nungguin kita aja Dhe?"
"Sorry gue mau ketoilet dulu." Setelah mendapat persetujuan dari teman-temannya Adhe melangkahkan kakinya keluar kantin, tapi belum sampai dipintu kantin tiba-tiba saja terjadi sebuah masalah yang mungkin disengaja.
"Lo nggak papa?" Tanya Adhe mengulurkan tangannya ke seorang gadis yang kini telah terduduk dilantai dengan kepala tertunduk.
"M-maaf hiks kak aku nggak sengaja hiks, tolong jangan pukul aku." Tiba-tiba saja ia terisak membuat Adhe yang berniat menolongnya bingung.
'ada apa dengan orang aneh ini?' batinnya.
"Siapa yang mau pukul lo?" Adhe bertanya kembali dan menurunkan tubuhnya sejajar dengan gadis itu untuk melihat wajahnya.
Belum sempat Adhe menatapnya, ia dikejutkan dengan suara teriakan seseorang yang berjalan cepat kearah mereka.
"ADHE APA YANG LO LAKUIN KE ELENA." Teriakan itu membuat Adhe kembali berdiri, menatap kebelakang untuk melihat siapa yang meneriakinya.
Elena, orang yang ditabrak Adhe tadi kini hanya bisa terus terisak seakan Adhe telah menyakitinya.
"Lo.. gue kira lo udah berubah Dhe, ternyata tampilannya aja yang berubah sifat lo nggak, masih busuk tau nggak." Seseorang yang meneriaki Adhe sekarang adalah Rafael, ketos SMA Rajawali.
"Apa-apaan sih kalian?" Bingung Adhe, sepertinya kesialan emang sedang bersamanya hari ini.
"Lo jangan pura-pura polos deh, lo apain Elena sampai dia kayak gini hah?" Kali Ferdi ikut menimpali.
"Lo semua kalo nggak tau apa-apa diem aja yah, kalian nuduh kek gitu fitnah tau nggak." Ucap Aurel membela Adhe.
"Tau nih." Timpal Alice.
"Lo juga Rafael, lo itu ketos harusnya lo cari dulu permasalahannya apa jangan langsung teriak kayak gitu. Lagian yah murid-murid disini buktinya loh, beberapa dari mereka pasti ngeliat kejadian yang sebenarnya." Feli berusaha menengahi keributan ini, bagaimanapun ia sebagai sekertaris osis bertanggung jawab (nggak kayak si onoh..)
"BAGI LO YANG NGELIAT KEJADIAN TADI, MAJU LO JANGAN JADI PENGECUT." Teriak Aurel mulai jengah karena para siswa dikantin hanya diam ditempat masing-masing.
Setelah teriak Aurel terlihat satu siswi maju dengan ragu, "maaf kak, tadi aku liat kak Elena yang sengaja nabrak kak Adhe, terus pas kak Adhe mau bantuin berdiri kak Elena malah nangis." Ucap gadis itu agak pelan tapi terdengar jelas ditelinga mereka karena suasana yang sunyi.
"Lo denger kan? Cih, buang waktu." Adhe berjalan pergi setelah berucap dengan sinis.
"Bodoh" Lydra juga berjalan menyusul Adhe setelah mengumpat mereka diikuti 2A yang berjalan sambil menatap sinis anggota Lord of the Road yang terdiam akibat perkataan adik kelas mereka.
"Udah sana kalian kembali kekelas masing-masing bel udah bunyi lima menit lalu." Ucap Feli yang masih berada disana, para siswa yang mendengar ucapan Feli langsung berhamburan keluar kantin, keasikan dengan drama yang terjadi membuat mereka tidak sadar bahwa bel masuk sudah berbunyi.
Sebelum meninggalkan kantin dan menyusul teman-temannya, Feli menyempatkan untuk menepuk pundak Zayn.
"Tolong perhatikan anggotamu itu, jangan terlalu banyak membuat masalah."
"Cabut." Perintah Zayn dan mereka juga ikut pergi dari kantin meninggalkan Elena yang terdiam dengan tangan yang terkepal dikedua sisi tubuhnya.
'awas lo Dhe, liat aja permainan gue berikutnya." batinnya penuh amarah.
*****
Sorry for typo🙏
Thanks for reading🥰
Sampai jumpa di part berikutnya👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Metempsikosis
Ficção AdolescenteMetempsikosis adalah istilah bagi ajaran yang mengatakan bahwa jiwa manusia dapat berpindah-pindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain setelah meninggal. Dalam dunia nyata, pertukaran tubuh belum pernah terjadi. Tapi, bagaimana kalau pertukaran tubuh...