"shh"
Sudah beberapa kali wooseok meringis merasakan sakit di bagian perutnya namun ia tetap mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Wooseok mengambil kalender kecil yang ada dipinggir mejanya, ia melihat tanggal yang ia lingkari dengan spidol merah.
"minggu depan baru masuk 9 bulan, kenapa udah sakit sekarang ya?" bingung wooseok sambil mengusap perutnya.
Akhirnya wooseok pun memutuskan untuk bertanya kepada ibunya sebagai orang yang sudah berpengalaman.
Ibu😚
Buuuu
Kenapa kak?
Minggu depan kan kandungan nya kakak masuk 9 bulan kan buuu
Iya, terus?
Masa sekarang perutnya udah sakit
Itu gapapa bu?Kontraksi palsu mungkin
Coba tanya ke dokter nya kak, kan lebih tau
Biar lebih tenang juga kakIya kali ya
Check up kemaren emang ada bahas kontraksi palsu sih buTerus gimana sekarang?
Kakak dikantor?
Bawa istirahat nakIya bu dikantor
Nanti istirahatKalau ada apa-apa kabarin ibu ya
Siap ibuuu
...
Jadi wooseok menyimpulkan kalau ini cuma kontraksi palsu, dia nikmatin aja rasa sakitnya walaupun bikin keringet dingin.
Wooseok mau sih bilang ke jinhyuk, tapi kan jinhyuk tingkat lebay nya lumayan tinggi dan kronis, jadi kalau masih bisa tahan sendirian mending gausah bilang jinhyuk dulu.
"dek"
"astaga kaget aku" ujar wooseok saat jinhyuk masuk tiba-tiba.
"maaf maaf, mas meeting keluar ya"
"iya tau, kan aku yang ngasih jadwal" jawab wooseok.
"iya sayang ku, kan harus pamit istri dulu" ujar jinhyuk mendekati wooseok.
"oke oke, hati-hati ya mas"
"hmm, kok keringetan? Panas emang?"
"lumayan gerah"
"dingin padahal"
"udah ah sana, ntar telat meeting lagi"
"iya, mas berangkat ya sayang" ujar jinhyuk lalu mengecup kening wooseok.
"iya mas"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wooseok makin yakin kalau tadi itu kontraksi palsu, soalnya pas nyampe rumah dan sampe malam ini dia ga ngerasa sakit lagi.
