(20)

1.3K 91 7
                                    

Happy reading......
Maaf kalau ada banyak typo 🙏🙏

"Ugh.....aku sangat lelah. Kenapa kamarku harus berada di lantai 2?" Keluh New sembari menaiki tangga.

"Di lantai satu gk ada kamar kak. Adanya ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga sama kamar tamu. Kakak bisa gunakan kamar tamu kalau kakak mau" Ucap Gun yang datang dari belakang New.

Sebenarnya saat New pulang, Gun sedang mencari cemilan di kulkas. Saat dia ingin kembali ke kamarnya sambil membawa sepotong kue. Gun melihat New berjalan dengan tidak semangat. Gun ingin menjahili New, karna itu dia berjalan perlahan di belakang New.

"Haruskah? Kakak benar-benar tidak bisa untuk naik lagi" Ucap New sembari duduk di anak tangga.

"Padahal kan kandungan kakak belum besar. Kenapa kakak sudah gampang kelelahan?" Ucap Gun penasaran.

"Mungkin itu bawaan baby nya" Jawab New.

"Bukan. Itu karna kakak memang pemalas" Ucap Gun meledek New.

"Daripada kamu mengomentari kakak. Bagaimana kalau kamu bantu kakak untuk naik saja?" Ucap New.

"Maaf Kak. Tapi tangan ku penuh" Balas Gun sembari menunjukkan kedua tangannya yang membawa sepotong kue dan segelas minuman.

New benar-benar putus asa. Dia sudah di tengah perjalanan. Naik atau turun sama jauhnya untuk dia tempuh.

Gun tidak tega dengan New. Dia pun meletakkan piring kue dan gelas minuman nya di tangga. "Ayo, Gun bantu turun. Lebih baik turun, jadi nanti kalau kakak mau ke bawah kakak tidak susah lagi" Ucap Gun sembari membantu New untuk berdiri.

"Papa, papa dari mana?" Tanya New saat melihat Luke berjalan di depannya.

"Papa habis belanja bulanan. Kamu udah pulang?" Tanya Luke sembari duduk di sofa samping New. "Gun tadi di rumah. Kamu ada liat dia?" Lanjut Luke.

"Iya pa. Dia lagi nyuruh bibi buat siapin kamar tamu" Jawab New.

"Emang mau ada tamu? Siapa?" Tanya Luke lagi.

"Enggak. Itu buat New pa, mungkin karna bawaan baby. New jadi gampang cape, tadi mau naik ke kamar aja susah. Karna itu Gun nyaranin buat pakai kamar tamu aja biar gak repot turun naik tangga" Jelas New. Saat New menjelaskan tentang baby nya, Luke jadi ingat kalau New hamil. Dia hampir melupakan nya karna terlalu memikirkan Gun yang di rawat Waktu itu.

Luke berdiri dari duduknya dan duduk di samping New. "Boleh papa pegang? Cucu papa" Tanya Luke dengan senyum di wajahnya.

"Boleh pa. Tapi belum kerasa, kan masih beberapa Minggu aja" Jawab New

Luke langsung mengelus perut rata New, tidak ada reaksi apa pun karna masih rata. "Bahkan walaupun papa tidak bisa merasakannya, papa yakin saat ini dia sedang tumbuh dalam janin mu" Ucap Luke dengan senyum nya. Tidak di sangka kalau dia akan segera memiliki cucu.

"Kak, itu kamarnya udah siap. Istirahat sana, Gun gak mau di bilangin adik yang tidak berbakti sama kak Tay"  Ucap Gun yang baru saja datang.

"Gun, kok kamu kayak cape banget? Kamu tadi suruh bibi kan, buat bersihin kamarnya? Bukan kamu yang bersihin?" Luke khawatir karna Gun sangat pucat.

"Tadi Gun nyari bibi, tapi gak ada pa. Jadi Gun aja yang......" Belum selesai Gun berbicara dia sudah pingsan.

"Gun!!!!! Pak Dadang! Pak Dadang!" New panik dan memanggil pak Dadang.

Pak Dadang yang tadinya sedang membersihkan mobil pun berlari kedalam rumah dengan terburu-buru saat mendengar New memanggil nya.

"Ada....Nak Gun!" Pak Dadang pun kaget dengan Gun yang sudah tidak sadarkan diri di atas sofa.

"Papa udah panggil dokter, pak Dadang tolong bawa Gun ke kamarnya ya?" Ucap New. Tanpa basa basi Pak Dadang langsung membawa Gun ke kamarnya.

Tay sudah berada di dekat rumah keluarga 
Techaapaikhun, dia membeli sekeranjang buah-buahan untuk New.

Namun, dia melihat mobil milik dokter pribadi keluarga Techaapaikhun melewati nya dengan sangat cepat. Tay sangat khawatir, dia takut terjadi apa-apa dengan New.

Tay memarkirkan mobilnya di sembarang tempat, dan melempar kan kunci mobil pada penjaga di rumah. Dia pun masuk ke rumah dengan terburu-buru.

"New! New! New kamu dimana!?" Panggil Tay sembari naik ke lantai dua menuju ke arah kamar New.

Saat Tay membuka pintu, kamar itu sudah bersih. Seprai berwarna hitam dan abu-abu yang biasanya digunakan New menjadi berwarna putih. Tay semakin panik.

"Tay? Kamu kenapa?" New bertanya pada Tay sembari memegang pundaknya.

Tay kaget dan melihat kebelakang. Itu New, orang yang dia khawatir kan sejak tadi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Tay langsung membawa New kedalam pelukannya.

"Aku khawatir New, tadi aku lihat dokter pribadi keluarga mu sedang terburu-buru. Aku takut kamu kenapa-napa" Ucap Tay, dia tidak melepaskan pelukannya sama sekali.

New mengerti. Dia mengusap punggung Tay untuk membuat Tay tenang. "Itu bukan aku Tay, itu Gun. Dia tadi membantu ku untuk pindah kamar di lantai satu. Karna kelelahan, dia pingsan. " Jelas New sembari menenangkan Tay.

Meskipun New sudah mengatakan seperti itu, Tay masih belum sepenuhnya tenang. Dia sangat khawatir tadi, dia tidak mau New kenapa-napa bersama calon anak mereka.

"Gun! Gun! Dimana Gun!?" Arm datang sama seperti Tay datang. Arm juga menanyakan Gun pada bibi yang kebetulan lewat di depannya.

"Tuan muda Gun? ada di kamarnya tuan" Jawab bibi itu.

Setelah mendapat jawaban dari bibi, Arm langsung menuju ke kamar Gun. Dan saat Arm membuka pintu kamar, ada Gun yang tidak sadarkan diri dengan infus di tangannya. Dan juga Luke yang duduk di samping Gun "Pa, Gimana kondisi Gun?" Tanya Arm sembari menyalami Luke.

"Gun, gak papa. Tadi dokter bilang dia cuma ke kelelahan, kamu tenang aja ya" Jawab Luke. Setelah mengatakan itu, Luke pergi keluar. Memberikan ruang untuk Arm menjaga Gun.

Arm duduk di samping Gun menggantikan Luke. Dia mengusap kepala Gun dengan lembut "bagaimana aku tidak khawatir Gun, aku tidak ingin melihat kamu berbaring koma di rumah sakit lagi" Ucap Arm kemudian mengecup kening Gun.

"Ugh.....Kak Arm?" Gun sadar saat Arm mengecup keningnya.

"Kamu udah sadar? Kakak khawatir banget tadi sama kamu" Ucap Arm, senyum tulus Arm membuat Gun tersipu malu.

"Kakak kamu tuh emang kelewat manja, masa pindah kamar aja nyuruh kamu. Kan kamu baru aja sembuh" Omel Arm, Gun terkekeh karna Omelan Arm. Beruntung New tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Arm, kalau New mendengar nya. Gun pasti akan mendengar kan perdebatan panjang.

Arm melihat Gun yang bahagia pun ikut senang. Sudah lama dia tidak melihat senyum manis milik pujaan hatinya itu.

TBC

Halo readers.......
Maaf banget nih lama gak Update
Karna bulan kemaren Author Ramadhan, jadi author stop buat nulis
Tapi berhubung udah lebaran, jadi author lanjut lagi deh😁😁
Makasih ya yang udah mau nungguin

Jangan lupa buat Vote dan Comennya juga😸

I'm OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang