(13)

1.4K 112 2
                                    

Happy reading....
Maaf kalau masih banyak Typo 🙏🙏

New bersandar pada tiang halte Bus. Pinggangnya terlalu sakit untuk duduk, tapi sebenarnya dia juga sudah lelah berdiri.

"Wah. Wah.... Kayaknya temen gue udah kehilangan keperawanannya nih" Baru saja Datang, Kris sudah meledek New. Tentu saja tidak diladeni oleh New.

"Lo jadi kelihatan berseri-seri gitu New. Serius" Kali ini Bright yang berkomentar.

"Diam deh Lo berdua. Gue lagi Badmood." Ucap New judes.

New memang sedang Badmood saat ini. Pinggangnya sudah seperti mati rasa, tapi dia harus datang ke Fakultas karna harus bimbingan Skripsi dengan Dosen Killer di Fakultasnya. Ditambah, Tay terlambat menjemputnya.

"Lo benci sama Tay, New?" Tanya Kris dengan hati-hati.

"Hah!? Benci? Kenapa gue harus benci sama Tay?"

"Ya.....Dia kan, gimana ya ngomong nya? Ya ....apa ya?" Bright bingung untuk memilih kata-kata yang tepat.

"Karna gue udah Making sama dia? Atau karna dia udah nandain gue?" Ucap New yang mengerti apa yang ingin Bright tanyakan.

"Hah!? Dia udah nandain Lo!" Kris kaget.

"Hmm"

Kris dan Bright saling pandang. Mereka berdua hanya mengira kalau New dan Tay Making saja. Tidak disangka Tay memanfaatkan itu untuk menandai New juga.

"Trus Lo gimana?" Tanya Kris setelah sadar dari kagetnya.

New Diam. Dia sama sekali tidak marah. Jika dia marah tidak mungkin dia menelepon Tay untuk menjemputnya. Tapi, New sadar kalau dia sudah tidak bisa mendekati P'Muk lagi sekarang ini.

New dan Tay adalah Mate. Mereka sudah terhubung sejak lama. Namun, sebenarnya itu tidak akan masalah kalau mereka tidak  Mating. Hubungan itu akan terputus saat mereka sudah memiliki pasangan masing-masing. Tapi, Mereka sudah Mating. Hubungan tak kasat mata di antara mereka semakin kuat dan sudah tidak bisa terputus.

"Gue gak benci sama Tay. Tapi......" New tidak melanjutkan perkataannya. Dia tidak ingin mengucapkan kata-kata yang seharusnya dia katakan.

Kris dan Bright trus menunggu New melanjutkan kata-katanya. "New. Ada yang  Lo sembunyiin selama ini, benar?" Kris mengintrogasi.

"Uummm.....Gue..."
Tin! Tin!
Belum sempat New menjawab. Tay sudah datang menjemputnya. Diam-diam New merasa lega karna tidak perlu menjawab pertanyaan Kris.

"Gue duluan gaes" New berjalan ke arah mobil Tay sembari melambaikan tangan pada teman-temannya.

New tidak duduk di samping Tay. Dia berbaring di kursi belakang. Pinggangnya benar-benar sakit.

"New. Pinggang kamu sakit?" Tanya Tay khawatir.

"Munurut kamu!? Siapa yang menghajar ku habis-habisan semalam!?" New menjawab dengan penuh emosi.

"Kamu? Aku?" Tay kaget dengan apa yang di ucapkan New. Biasanya New selalu menggunakan kata Lo-Gue saat berbicara dengan Tay.

New otomatis menutup mulutnya ketika menyadari dia menggunakan kata Aku-kamu Pada Tay.

"Kenapa!? Biasa aja kan" Ucap New. Dia yang mengatakan biasa saja. Tapi wajahnya sudah bersemu merah. Tay menyadari kalau New menutupi rasa malunya pun tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

Mobil Tay memasuki pekarangan rumah New. Tay memarkirkan mobilnya di tempat biasa dia memarkirkan mobilnya saat dirumah New.

"Tay? Lo ngapain parkir? Gak langsung ke kantor?" Tanya New heran. Dia perlahan duduk dan ingin membuka pintu mobil. Namun, Tangan New di tahan oleh Tay.

"Tay, kenapa lagi sih? Pinggang gue gak bisa banget buat duduk lama-lama"

"Apa sesakit itu?" Ucap Tay menarik New untuk lebih dekat dengannya lalu mengusap pinggang New.

New terdiam saat Tay mengusap pinggang nya. Tangan hangat Tay terasa dari balik baju New. Dia tidak bisa menolak, karna usapan Tay memang membuat pinggangnya menjadi lebih baik.

"Kamu suka? Seperti ini" Tanya Tay. Hanya di jawab anggukan oleh New. Tay tersenyum kemudian dia keluar dari mobil.

dia membukakan pintu untuk New. "Aku akan memijatnya di kamar mu" Ucap Tay sembari mengulurkan tangannya agar New bisa bertopang padanya.

Tanpa banyak tanya New menyambut uluran tangan Tay "eh..Tay! Aku bisa jalan sendiri! Turunin!" New berontak saat Tay menggendongnya Bridal style.

"Diamlah New. Atau kamu akan jatuh" Ucap Tay

New akhirnya menurut saja. Dia mengalungkan tangannya di leher Tay untuk berpegang. Dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tay. New tidak bisa mengatakan apapun jika nanti Luke bertanya tentang Dia dan Tay.

Tay senang New menurut. Mereka pun masuk ke rumah dengan New di gendongan Tay. Hal itu mencuri perhatian Luke yang sedang menikmati tayangan televisi di ruang tengah.

"Nak Tay? New kenapa?" Tanya Luke khawatir. New mengeratkan tangannya dan semakin menyembunyikan wajahnya. Dia benar-benar tidak tau harus berkata apa lagi kali ini.

"Gak papa kok pa. New cuma manja aja" Tay menjawab pertanyaan Luke. Luke sedikit tertawa dengan jawaban Tay.

"Ya sudah. langsung antar ke kamar aja Tay. Kasian kamu lama-lama gendong Big baby" Ucap Luke. Tay permisi pada Luke kemudian naik ke lantai 2 ke arah kamar New.

Tay meletakkan New perlahan di kasur king size milik New. Karna New bukan Omega feminim seperti Win. Kamar New bernuansa putih. Membuat kamarnya sangat terang saat lampu kamar New menyala. Bahkan walaupun lampu nya dimatikan, kamar New masih terlihat terang, karna nuansa putihnya.

Jduk!
New menendang Tay saat dia sudah sempurna lepas dari gendongan Tay. "Huh, Manja!? Yang nawarin buat gendong itu Lo ya! Gue gak ada ngerengek minta gendong"

"Trus aku harus bilang, kamu sakit pinggang karna aku terlalu kasar main sama kamu tadi malam. Iya, gitu" Tay mengusap bokong nya yang sakit karna terjatuh di lantai.

"Ya cari alasan lain bisa kan!" New melempar bantal nya ke arah Tay yang baru saja ingin berdiri. Bantal itu di tangkap dengan mudah oleh Tay.

"Udah. Jadi gak, mau di pijatin pinggangnya?"

New mengangguk malu-malu karna pertanyaan Tay.

"ya udah sini" Tay duduk di samping New, merangkul pinggang New. Setelahnya tangan Tay menyelusup ke dalam baju kaos New.

Wajah New kembali bersemu merah saat tangan hangat Tay terasa di kulit pinggangnya. Dia memeluk bantalnya semakin erat.

Tay sangat menikmati pemandangan wajah New yang bersemu merah.

Cup
Tay tidak bisa menahan untuk tidak mencium pipi berisi New.

"T-Tay. Jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya!"

"Ya oke. Aku pulang" Tay pura-pura marah.
"Curang!"
"Masih mau dipijitin?" New mengangguk lagi, meskipun sebenarnya New sedikit marah karna Tay mempermainkannya.

Tay naik ke atas kasur dan bersandar di kepala kasur. "Sini" Ucap Tay menepuk-nepuk bagian kasur di sela duduknya. Memberikan Tanda pada New agar duduk.

New sebenarnya sedikit tidak mau. Tapi dia masih mau dipijit oleh Tay, mau tidak mau New harus menuruti Tay.

Tay memijiti New sembari sesekali mencium tengkuk New. Wangi Feromon New menenangkan bagi Tay. Sedangkan New sudah pasrah dengan tingkah Tay. Mau tidak mau dia hanya bisa diam.

"Tay....."
"Hhmmm, kenapa?"
"Aku mau mandi..."
"Hah!?"
"Aku mau mandi, dari tadi malam aku belum mandi"
"Trus?"
"Mandiin...."

Tay sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan oleh New. Dia menutup mulutnya tidak percaya.
"New, kamu serius?"
New menghadap ke arah Tay dan mengangguk mantap. "Iya.Ayok..." New menarik tangan Tay agar membawanya ke kamar mandi.
"Perlu kamu ingat aku gak janji tidak terjadi apa-apa kalau kita mandi berdua" Ucap Tay, kemudian menggendong New ala Bridal style ke kamar mandi.

TBC💙

Jangan lupa buat Vote dan Comennya Readers 👌👌

I'm OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang