(05)

1.2K 112 3
                                    

"Aaghh.....Tubuhku sakit semua" Off mengeluh karna bekas cambukan ayahnya tadi malam.

Berita antara Off dan Gun yang berduaan di parkiran hotel bintang lima tersebar paginya. Berbagai media menanyakan hubungan antara pewaris tunggal keluarga Adulkittiporn dan Gun Atthaphan Techaapaikhun. Berita itu sampai pada Ayah Off, Tuan besar Adulkittiporn. Hal itu membuat Tuan Adulkittiporn marah, karna Off mendapat skandal dari aib keluarga Techaapaikhun.

"Tuan muda tidak apa-apa?" Tanya Gulf Sekretaris Off.

"Huh. Aku sudah terbiasa dengan luka cambukan ini, tidak perlu khawatir" Jawab Off. Perkataannya sungguh tidak sesuai dengan apa yang dia rasakan. Nyatanya, meskipun dia sudah terbiasa dihukum dengan cambukan oleh ayahnya Off tetap merasakan sakit di seluruh tubuh bagian belakangnya.

Brakk!
Pintu ruang kerja Off dibuka dengan sangat keras. Pelakunya adalah Gun.

"Gun. Kamu tau kan ini kantor? Bisa kamu pakai etika kamu sedikit?" Ucap Off dingin. Sebenarnya tidak bisa dipungkiri Off juga sedikit tidak suka bertemu dengan Gun. Mengingat karna Gun lah dia kena hukuman dari ayahnya.

"Ma-maaf Kak. Gun cuma mau mastiin kalau Kak Off gak papa" Ucap Gun gugup. Dia menyadari sikap dingin Off padanya.

Off menghela nafas panjang sebelum akhirnya dia berdiri dari duduknya menghampiri Gun. "Kamu liat kan saya gak papa? Jadi kamu bisa pergi sekarang"

Gun bahkan tidak dipersilakan duduk oleh Off. "Soal tadi malam......."

"Gak perlu kamu bahas. Saya akan anggap kamu tidak mengatakan apa pun tadi malam. Dan masalah rumor tentang kita, akan saya tangani secepatnya" Ucap Off memotong pembicaraan Gun.

"Tapi kak...."

"Kalau kamu tidak mau keluar. Saya yang akan keluar. Gulf, tolong handle semua kerjaan saya hari ini" Sekali lagu Off tidak membiarkan Gun menyelesaikan Ucapannya. Dan langsung pergi meninggalkan Gun di ruangannya.

Gun yang diperlukan seperti itu pun hanya bisa menerima. Memang sudah tidak mungkin Off bisa membalas perasaannya, bahkan jika bukan karna New. Off mungkin tidak akan rela untuk sekedar menyapa Gun.

Pada akhirnya gue juga yang kena imbasnya Batin Gulf meratapi nasibnya menghandle semua kerjaan Bos nya.

Disisi lain. New, Bright, dan Kris sedang duduk dikantin jurusan mereka.

"Tadi malam lancar kan Bright?" Tanya New. Dia bertanya tentang pesta ulang tahun Win. Karna kenyataannya tadi malam dia tidak kembali ke pesta ulang tahun Win. Tapi langsung pulang karna masih terlalu Syok.

"Iya lancar. Biar pun Nong Win sedikit murung sih di pesta" Bright

"Gun kenapa sih selalu aja gitu. Tiap tahun kayaknya dia cuma bisa jadi tukang rusak suasana" Kris mengeluarkan semua kejengkelannya.

Sebenarnya saat Gun mulai membuat Win menangis. Kris sudah ingin Melemparkan Bogeman ke Gun, sayang saja Singto lebih dulu menahannya.

"Maksud dia gak gitu kok" Ucap New membela Gun.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk tidak membicarakan apa yang terjadi tadi malam. Dan memutuskan untuk membahas tentang skripsi mereka masing-masing.

Seperti biasa saat selesai kampus. New selalu dijemput oleh Tay. Biarpun kerjaan kantor Tay menumpuk, New ada Prioritas Utama bagi Tay.

"New, kamu udah gak papa?" Tanya Tay masih menghawatirkan New.

"Iya gak papa kok Tay. Semalam gue cuma syok karna Feromon Off terlalu kuat aja" jawab New.

"Tapi Tay. Aneh gak sih? Padahal kamu sering keluarin Feromon Mengintimidasi didekat Gue. Tapi biasa aja kok, tapi Off Feromon Off benar-benar Mengintimidasi gue sampai buat nafas aja susah" Ucap New penasaran.

Benar, Tay juga sering mengeluarkan Feromon Mengintimidasi didekat New. Tapi itu tidak terlalu berpengaruh untuk New. Tapi Feromon Off benar-benar bisa membuat New tidak bisa bergerak apa lagi bernafas.

Karna aku mate kamu New. Sampai kapan pun Feromon ku tidak akan bisa menyakiti kamu Batin Tay.

Tay sebenarnya sudah tau sejak dulu. Kalau New adalah Mate nya. Alasan yang sama kenapa Feromon New selalu bisa menenangkan Tay, Feromon Tay pun juga bisa menenangkan New. Tapi tidak bisa Mengintimidasi New.

"Tay....Tay....Tay!"

"Hah? Iya. Kenapa New?"

"Lo bengong kenapa sih? Lagi nyetir juga. Gue belum mau mati muda ya"

Tay tersenyum. Tingkah New terkadang dapat menghibur Tay. "Iya-iya maaf ya" Ucap Tay sembari mengusap kepala New. Dan tentu saja langsung di tepis oleh New.

Mobil Tay berhenti didepan gerbang rumah New. Menunggu gerbang otomatis itu terbuka cukup lebar untuk mobilnya bisa masuk. Setelah masuk mobil Tay parkir dengan teratur di parkiran yang disediakan memang untuk tamu.

"Loh Lo gak langsung ke kantor?" Tanya New heran. Karna biasanya Tay hanya mengantar nya sampai depan rumahnya lalu kemudian pergi lagi untuk kembali ke kantornya.

"Aku mau nyapa papa sama Kakek dulu. Baru balik ke kantor, gak papa kan?" Ucap Tay.

"Gak papa sih. Tapi Lo tu kalau mau nyapa papa sama Kakek kenapa gak ajak P'Muk sekalian sih. Kan biar papa sama Kakek gue akrab sama calon mantu nya" Omel New sembari memasuki rumah.

Tay dan New berjalan ke arah dapur, tempat biasanya Luke sedang sibuk menyiapkan untuk makan siang keluarganya.

"Papa! Pa! Ada Tay nih" New tidak ragu berteriak memanggil papanya. Padahal dia sudah dekat dengan dapur.

"Eh nak Tay. Apa kabar?" Pompam datang dari arah belakang New dan Tay.

"Kek ingat ya cucu kakek tu New bukan Tay. Masa Tay duluan yang ditanyain, cucunya yang didepan mata gak ditanyain" New protes karna merasa terabaikan.

Pompam dan Tay terkekeh karna ulah merajuk New. "Ya kan Tay juga bakal jadi cucu kakek nanti" Jawab Pompam.

"Iya sih. Ntar kan kalau New nikah sama P'Muk, Tay juga jadi cucu kakek" New berucap sembari menganggukan kepalanya.

Pompam tidak percaya kalau New masih saja mengejar Muk. Anak pertama keluarga Vihokratana, padahal hampir tiap hari yang New ajak ke rumah adalah Tay. Ucapan dengan tindakan New bagi Pompam tidak Singkron.

"P'Muk atau Tay nih?" Luke yang membawa lauk makan di tangannya pun ikut dalam pembicaraan.

"P'Muk lah pa. Tay mah Adek ipar, hehehe...." Ucap New sembari merangkul Tay. Meskipun kenyataannya New harus sedikit menjijit karna Tay sedikit lebih tinggi darinya.

Setelahnya tidak banyak bicara New pun mengajak Tay untuk duduk dimeja makan. Pompam dan Luke pun tidak banyak protes hanya mengiyakan saja. Karna percuma saja membantah ucapan New, pada akhirnya kehendak New tatap tidak bisa ditolak.

TBC 💙

Jangan lupa buat Vote dan Comennya Readers 😁

Author bingung nih. Cerita nya masih nyambung gak sih? Soalnya Author ngerasa cerita ny kayak udah gak nyambung. Coba kasih sarannya dong Readers 😁

I'm OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang