(09)

1.4K 105 0
                                    

"Tay. Kapan ya, Gue bisa jadi Kakak yang baik buat adek-adek gue" New berucap sembari bersandar di bahu kanan Tay. Saat ini, Tay dan New sedang duduk di sofa ruang Pasien. Menjaga Gun yang sudah terlelap tidur sejak tadi. "Gue berasa gak guna banget jadi kakak. Gue gak bisa jagain Gun dari Kakek. Gue juga gak bisa jadi Phi yang baik buat Win. Gue gak cocok banget jadi kakak"

Tay tidak mengucapkan apapun. Saat New menjadi Overthinking seperti sekarang ini. Tugas Tay hanya mendengarkan sampai New lelah sendiri.

Tay mengusap kepala New, yang masih bersandar di bahu kanannya. Sejak Gun masuk rumah sakit. New memang selalu menyalahkan dirinya sendiri. Luke memang mengatakan pada Tay kalau hal itu karna New terlalu syok saat melihat kondisi Gun dan juga Apartemen Gun sangat berantakan. Keadaan itu, bisa mencerminkan keadaan mental Gun saat itu.

New mulai tenang. Perlahan Tay merasakan kalau kepala New yang bersandar di bahunya pun, perlahan merosot kebawah. Pertanda kalau New sudah tertidur.

"Jangan menyalakan dirimu New. Aku tau kalau kamu sudah berusaha semampu kamu selama ini" Ucap Tay sembari menidurkan New disofa. Sementara Tay rela duduk dilantai bersandar pada Sofa, hanya agar New tidur dengan nyaman.

Gun yang juga mendengar keluh kesah New diam-diam meneteskan air mata. Sebenarnya sejak tadi Gun hanya pura-pura Tidur. Karna dia tau New tidak akan tidur sebelum dirinya tidur.

Maaf Kak. Maaf. Aku tidak pernah ada maksud untuk membuat kakak berfikir seperti itu Batin Gun. Setelahnya Gun benar-benar tertidur.

"Phi Guuun!!!" Win berteriak dari luar kamar Gun. Terdengar suara langkah kaki Win yang berlari menuju ke kamar Gun.

Brak!
"Phi Gun!!" Win membuka pintu dengan keras. Membuat New yang tadinya masih berada di alam mimpi terpaksa bangun karna suara pintu terbuka dengan keras.

"Win..... pelan-pelan. Ini rumah sakit" Gun menegur Win. Karna di tegur oleh Gun, Win langsung ciut. Win berjalan dengan pelan ke arah Gun dengan kedua tangannya yang memegang keranjang buah-buahan.

Setelah Win masuk. Bright dan Kris juga ikut masuk. Bright membawa berbagai makanan ringan dalam Paperbag. Sedangkan Kris membawa bubur yang dibungkus dalam plastik transparan. Membuat Gun dan New tau apa yang dibawa oleh Kris.

"Gun. Nih gue bawain jajan, siapa tau Lo bosan kan sama masakan rumah sakit" Bright menyodorkan Paperbag yang memang diisi penuh oleh makanan ringan.

"Lo emang kurang akhlak ya Bright. Orang sakit juga. Lo kasih yang beginian, nih buat Lo aja New" Kris dengan Cepat mengambil Paperbag dari tangan Bright dan melemparkannya ke arah New. Untung saja New dengan sigap menangkapnya.

Setelahnya Kris memposisikan meja yang memang menyatu dengan ranjang Gun, didepan Gun. Setelahnya bubur ayam yang tadi dibawa oleh Kris sudah tersedia didepan Gun. Tak lupa Kris juga menyiapkan air putih untuk Gun minum.

"Makan bubur aja Gun. Biar pun Lo gak sakit parah, tapi Lo emang masih harus jaga kesehatan kan?" Ucap Kris. Nada bicara Kris memang sedikit dingin dengan Gun. Tapi memang itulah Kris, dia tidak bisa berpura-pura baik pada Gun. Karna Kris sudah terlalu tidak suka dengan sikap Gun pada New selama ini.

Win mengambil pisau yang ada dimeja dekat ranjang Gun. Kemudian Win mulai mengupas Apel, buah kesukaan Gun.

Ceklek
"Wah....baru juga ditinggal sebentar udah rame aja" Ucap Tay yang baru datang mengambil kopi kaleng dari mesin penjual minuman otomatis yang ada di rumah sakit. "Tapi minumannya cuma ada dua nih. Gak cukup, gue beli lagi dulu ya" Belum sempat ada yang melarang. Tay sudah langsung meletakkan dua kopi kaleng ditangannya di meja depan sofa, kemudian dia keluar untuk membeli kopi kaleng lagi.

I'm OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang