05 | too cute

108K 2.6K 756
                                    

Part satu sampai empat nanti aku publish di KaryaKarsa, ya. Andai bisa, aku bakal kasih harga 1k. Tapi harga paling rendah itu 2k. Buat yg udah baca, kalian nggak usah beli. Dan yg mau baca, kalau ada rezeki lebih kalian bisa beli di KaryaKarsa. Empat part 2k, harga paling rendah!

Ingat ya, aku nggak maksa buat beli. Publish di KK cuma demi keamanan agar RODE nggak direport karena ada jejak empat part itu. 🌹

****

Sedari malam di mana Ical mengakui jika ia mencintai Nora dan sedikit berdebat, hingga hari ini terhitung sudah dua minggu keduanya tak saling berjumpa.

Duduk pada kursi kayu bercat putih, Ical menyesap rokok sembari merentangkan satu tangannya di atas kepala kursi tersebut. Melihat ke seberang jalan, ke arah bangunan restaurant di mana Nora bekerja.

Satu kakinya ia angkat ke atas kursi dengan kemeja hitam yang dua kancingnya terbuka. Menampakkan dadanya yang mengenakan sebuah kalung.

"Kenapa tidak langsung saja menghampirinya? Lihatlah, orang-orang memotret dan merekammu di sini."

Irine Lim. Putri Goliat dan Coraline, mengambil posisi duduk di sebelah Ical sembari memakai earphone dan asyik dengan ponselnya.

"Dia tidak ingin bertemu denganku dan menutup semua aksesku untuk menghubunginya." Ical membalas. Menyesap lagi rokoknya yang masih panjang.

Irine berdecak kecil. "Wanita mana yang sanggup bertahan, jika terus disakiti dan tak ada kepastian," kata perempuan dua puluh dua tahun itu.

"Selama ini dia sudah cukup sabar menghadapimu, meskipun kau selalu melukai hatinya," tambah Irine.

Ical menarik sudut bibirnya. Mendongak lalu mengepulkan asap rokoknya tinggi ke udara. "Aku harus apa, bila orang tua dan seluruh anggota keluarganya menolakku," kata Ical.

"Mereka tidak sudi memiliki menantu sepertiku, Irine. Pinanganku secara mentah-mentah ditolak di hadapan seluruh keluarga besarnya. Datang dengan hati berdebar, pulang dengan hati yang hancur." Ical terkekeh rendah. Mengingat lagi hari itu, di mana ia menanggung rasa malu yang teramat hebat di dalam hidupnya.

Membuat Felix dan Goliat ikut menanggung malu dan hanya dapat menundukkan kepala mereka.

"Hamili saja dia." Irine bercelatuk dengan amat entengnya.

Ical memandang jauh ke dalam restaurant. Lantas melihat Nora yang tengah mengantarkan menu pesanan para pengunjung. Perempuan itu terlihat sangat anggun dalam balutan seragam pramusajinya.

"Aku tidak ingin cara seperti itu. Biarlah aku seorang bajingan, tapi aku ingin menikahinya di dalam janji suci dan kudus." Luar biasa. Ucapan Ical sontak saja membuat Irine terkagum-kagum.

"Wah! Kupikir kau hanya suka menusuk lubang para jalang, ternyata terbesit pula sebuah pernikahan sakral di benakmu," balas Irine. Sedikit meledek Ical yang nampak lesu. Sama sekali tidak bersemangat.

Ical mendorong kepala Irine pelan. "Kau masih kecil. Tidak akan mengerti seperti apa rasanya mencintai versi orang dewasa."

"Dan kau orang dewasa yang bodoh. Apa susahnya langsung bawa dia ke Gereja dan meminta pada Pastor untuk menikahkan kalian. Dasar rumit," balas Irine. Ikut melihat ke mana arah mata Ical dan ternyata sedang memperhatikan Nora di dalam sana.

RODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang