22 | trouble is coming

17.8K 1.2K 473
                                    

"Ini hanya permasalahan kecil tentang anak-anak kita. Janganlah kau jadikan ini problem besar yang mengharuskan kita saling membenci."

"Bukan aku ingin kita saling membenci. Tapi kebungkamanmu membuatku kecewa, Felix. Sebagai seorang ayah, harusnya kau pun ikut merespon masalah ini dengan baik. Aku tidak meminta kau memberiku uang, sebagai tebusan karena Ical telah mengambil kemurnian Irine. Aku hanya ingin. kau. bersikap tegas. layaknya. seorang ayah!"

Sengit tegang. Felix dan Goliat saling mengimbuhkan pendapat mereka masing-masing dan itu saling bertentangan. Puluhan tahun bersahabat layaknya saudara sekandung dan sedarah, ini merupakan kali pertama bagi mereka saling bertentangan dalam berpendapat.

"Lalu aku harus apa? Memaksa Ical untuk menikahi Irine? Begitu maksudmu?" timpal Felix tegas.

Goliat mendengkus jengkel. "Setidaknya kau bilang pada Ical, untuk membuat Irine mengerti dengan ucapan pun perkataan yang lembut. Bukan dengan kekerasan, kekasaran juga sifat angkuhnya seperti itu," balas Goliat lantas melangkah maju. Agak melotot.

"Memang. Memang kuakui Irine yang memancingnya. Tapi jika dia dapat berpikir dengan jernih, tidaklah seharusnya dia terpancing dan justru meniduri Irine berkali-kali. Itu bukan lagi terpancing namanya jika sudah sampai berkali-kali, melainkan berengsek," tekan Goliat dan rahangnya menegas kini.

Felix mengembuskan napas pelan. Merapikan jasnya kemudian membalas sorot marah Goliat padanya. "Sekarang bagaimana? Apa maumu?" tanya suami Felice itu.

"Kau pikir saja sendiri. Putriku sakit, kehilangan banyak berat badan dan menuju gila. Seandainya kau di posisiku, apa yang akan kau lakukan? Membiarkan dan menonton putrimu mati di tempat tidur? Atau mengantarnya ke rumah sakit jiwa dengan senyum mengembang?" Bola mata Goliat melotot nyalang.

Felix tetap tenang namun napasnya memberat. "Kau menyalahkanku, Goliat?"

Goliat mendengkus lagi. Singkat membuang muka ke samping lalu kembali menatap Felix. "Jika putriku mati, maka putramu pun harus mati. Nyawa. dibalas. nyawa." Goliat menekankan. Berbalik arah kemudian melangkah lebar hendak meninggalkan Felix.

Felix menengok, menatap punggung lebar Goliat yang kian jauh. "Itu artinya kau mengundang perang kematian di antara kita berdua, Goliat."

Langkah Goliat terjeda singkat. Menatap sengit ke depan dengan mimik marahnya. "Lakukan dan akhirilah tali persahabatan kita. Semua itu tidak akan lagi berarti, di saat aku telah kehilangan satu-satunya darah dagingku."

Beranjak pergilah Goliat dari sana. Meninggalkan mansion Felix kemudian kembali ke mansion-nya. Pergi dengan kemarahan, meninggalkan Felix dengan segumpal dendam.

Felix memejamkan lagi matanya singkat. Amarahnya kini tertuju kepada Ical, putranya yang memanglah berengsek dan ia pun mengakui itu.

Mengambil ponsel dari saku celana, lantas Felix menghubungi pemimpin Pentagon saat itu juga. "Tolong segera kau hubungi Captain Scott dan timnya. Suruh mereka tinggalkan Black Forest dan kembalilah."

"Misi belum selesai, Mr. Scott. Mereka bahkan baru dua hari di dalam hutan—,"

"Perintahkan. mereka. untuk. kembali." Felix memotong. Menekan nada bicaranya dengan rahang mengetat. Terbawa emosi.

"Akan kuganti dua puluh juta euro tidak berguna itu hari ini juga," tambah Felix kemudian memutus panggilan mereka sepihak.

Marah. Felix menekan tepi meja kuat dengan isi kepalanya yang terngiang-ngiang akan ucapan Goliat tadi. Mereka saling menyayangi dan mengasihi, tidaklah seharusnya mereka berakhir dengan saling membunuh.

RODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang