23 | love in family

18.4K 1.2K 428
                                    

"Setelahnya kau yang akan menyusul." Felix Scott, mengarahkan ujung pistol glock-nya tepat ke kepala Goliat.

Mendengkus. Dengan rahang pun giginya yang terkatup rapat, Nora mendengkus geram lantas memejamkan matanya singkat.

"Ada baiknya kalian semua mati di tanganku."

Semuanya menoleh. Menemukan Nora yang telah menarik dua pistol dari holster pinggang yang ia kenakan, kemudian ia todongkan ke arah Goliat dan Felix bersamaan.

"Atau kau. Kaulah biang penyakit di sini," timpal Nora. Mengarahkan kedua pistolnya tertuju pada Irine. Tegas sigap, siap menarik pelatuknya kapan saja.

"Lakukan. Kupastikan seluruh trahmu Bangsawanmu akan lenyap di tanganku," tandas Goliat. Hendak menembak Nora dan pria itu serius. Irine menyeringai sinis, puas melihat Nora yang tersudut.

Ical bergeming. Melirik Nora, Goliat dan ayahnya yang sama-sama memegang pistol. Melompat, Ical mengayun kaki kokoh dan panjangnya kemudian menendang tangan Goliat. Membuat pistol Goliat terhempas jauh lantas menendang lagi Felix kilat dan pistol Felix terjatuh.

Kapten itu berlari cepat, memukul kedua tangan Nora yang terkejut lalu pistolnya jatuh pula ke lantai. Ical berseluncur dengan lutut, meraih semua pistol-pistol tadi kemudian ia sisip pada holtster pinggang dan paha yang ia kenakan.

"Tolong hentikan. Apa pun yang terjadi, aku tidak mungkin lagi meninggalkan Nora lalu menikahi Irine," ujar Ical. Kini hanya dirinya yang memegang pistol. "Nora sedang hamil dan itu kebahagiaan besar untukku."

Felice spontan menatap Nora yang berdiri dengan mimik datar marahnya. "Benar begitu?" lontar Felice. Menghampiri Nora dan dilirik oleh Felix.

"Benar. Tapi tidak udah kalian khawatirkan. Aku akan menggugurkannya agar Ical tidak memiliki tanggung jawab kemudian dapat menikah dengan Irine," jabar Nora. Ketus jengkel, semakin marah pada Ical.

Felice melihat suaminya. Seakan meminta keputusan dari mulut lelaki itu. Bagaimanapun, Ical dan Nora saling mencintai dan hubungan mereka sudah terjalin lama. Berbeda lagi konsep Ical dan Irine. Di sana hanya Irine yang mencintai pun terobsesi.

Felix bimbang, dilema ketika menatap wajah Ical dan Goliat bergantian. Marah pada dirinya sendiri karena tak dapat mengambil keputusan untuk yang satu ini.

"Bunuh saja aku sekarang. Kali ini aku tidak berdaya untuk mengambil keputusan." Felix pasrah. Lantas tertunduk dan memejamkan kedua matanya lemah.

Ical menyipit. Kali pertama ia melihat ayahnya selemah itu, benar-benar tidak berdaya karena tak ingin kehilangan Goliat, namun tak mungkin juga memaksanya untuk menikahi Irine.

"Suruh Ical menikah denganku dan tinggalkan Nora, Paman." Irine bersuara. Mengundang amarah hebat di hati Ical. Terlebih Nora.

"Tidak. Paman tidak ingin memisahkan dua hati yang saling terikat erat dan saling mencintai, Irine. Itu akan sangat menyiksa," jelas Felix. Pernah merasakannya saat dulu ia memperjuangkan Felice.

"Kalau begitu biarkan aku dan Nora pergi jauh dan kami hidup bahagia," timpal Ical.

"Tapi aku tidak ingin kehilangan sahabatku, Captain," balas Felix cepat. Berada di tengah-tengah dan entah ia harus berpihak kepada siapa.

RODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang