16 | affair

24.4K 1.1K 725
                                    

Santai Ical mengendarai motornya. Mengenakan helm juga setelan formal licin.

Baru saja ia kembali dari suatu undangan pernikahan salah satu teman Tentaranya. Lantas semua orang pun bertanya-tanya, kapankah pria itu menikah?

Banyak bukti sudah mengenai hubungan Ical bersama Nora. Telah beberapa kali tertangkap basah oleh media tengah berduaan di dalam mobil, pun menemani Nora berbelanja di Mall.

Artikel-artikel mengenai asmara putra Felix Scott itu bahkan telah beredar, mulai menjadi topik hangat karena menjalin asrama bersama wanita yang mereka ketahui adalah putri seorang Bangsawan Spanyol.

"Daddy pulang..."

Memasuki penthouse, Ical lantas menghampiri Nora yang hanya mengenakan handuk karena hendak mandi.

"Bagaimana pestanya?" tanya Nora. Mengambil alih jas Ical dan ia gantung di lengannya. Melepaskan pula dasi Ical dengan kepala menengadah.

"Membosankan. Aku diterpa banyak pertanyaan untuk kapan menikah. Banyak juga yang menggodaku karena sudah tahu tentang hubungan kita," jawab Ical. Merengkuh pinggul Nora mesra.

"Istirahatlah. Aku mau pergi mandi." Nora tertawa. Merasa geli saat Ical mengusapi kumis-kumis halus tajamnya ke leher perempuan itu.

"Boleh aku ikut mandi?"

"Ck. Tidak usah. Kandunganku masih terlalu muda untuk—,"

"Aku tidak akan meminta itu. Hanya mandi, janji," potong Ical. Memainkan dua alisnya singkat.

"Baiklah..." Nora tertawa lagi. Ical bergegas menanggalkan pakaiannya. Menggendong Nora di depan kemudian membawa mereka masuk ke dalam kamar mandi.

Berendam air hangat bercampur busa tipis, Ical memeluk Nora dari belakang dan membiarkan wanita itu bersandar di dalam dekapnya. Sama-sama menikmati kemesraan dan kehangatan yang tercipta.

"Bisa kau berjanji padaku?" Ical membuka obrolan dan sepertinya cukup serius.

Nora duduk di atas paha Ical. Saling menghadap dan membiarkan Ical memijat-mijati payudaranya. "Berjanji untuk apa?"

"Untuk meninggalkan dunia kriminal dan kembali menjadi wanita baik-baik seperti yang kukenal," kata Ical. Kini mengusap lembut perut Nora yang masih rata. "Aku ingin kau menjadi Ibu yang baik untuk anak kita, Nora. Hanya itu."

Di wajahnya Nora tersenyum. Menyenggut pelan lalu mengecup bibir seksi Ical, singkat. "Karena aku mencintaimu, maka ... baiklah! Akan kutinggalkan dunia haram itu yang sudah ibumu jeratkan padaku."

Ical ikut mengulas senyum hangatnya. Memeluk Nora mesra lalu mengecup bahu kekasihnya lama. Penuh cinta dan kasih yang mendalam.

"Biarlah aku terlahir dari ayah dan ibuku yang merupakan para pembunuh, pengabdi kriminal dan mencintai kejahatan. Tetapi tidak untuk anakku. Aku ingin dia terlahir dari orang tua yang baik dan bersih dari kejahatan. Kuharap kau mengerti itu," ujar Ical. Kini menangkup pipi Nora lalu memberi kecupan manis pada kening perempuan tersebut.

"Aku mengerti, Captain. Maka bantulah aku untuk meruntuhkan geta kokain ibumu. Jika tidak, selamanya ibumu akan menjadi seorang kriminal yang bersembunyi di balik kata kematian." Nora membalas, serius.

Ical bergeming sesaat. Seketika mengangguk lalu menggenggam kedua tangan Nora erat. "Sama-sama kita runtuhkan. Semoga kau mau jujur dan mengatakan padaku, di mana singgasana kokain itu berdiri."

"Di negaraku, Spanyol. Berdiri sebuah rumah berdesain klasik dengan cat putih memburam. Ketat dijaga oleh banyak orang yang berpura-pura menjadi para pekerja. Puluhan tahun rumah besar itu berdiri kokoh, dan di ruang bawah tanahnya terdapat surga kokain yang akan membuatmu mematung jika melihatnya," jabar Nora serius.

RODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang