11 | sweet sex

75.5K 1.6K 619
                                    

"Akh!" Nora menggigit bantal serta meremas kain seprai dengan erat. Ini sudah yang ketiga kalinya Ical mengirim semua benih-benihnya ke dalam wanita itu.

Bergelut panas. Nora seakan remuk ketika Ical menekan sedalam mungkin batangnya masuk lalu kandas. Menggagahi perempuan itu dari posisi membelakangi, Ical bahkan sampai mengerang, ia berkali-kali mendesah berat, terdengar amat seksi di pendengaran Nora.

"Ical..." Nora menyandarkan sisi wajahnya di bantal. Memeluk kepala Ical dari samping, meremas-remas rambut lelaki itu yang masih menindihnya dari atas. Belum memisahkan diri dan inti mereka masih menyatu.

Keduanya tersengal. Ical meletakkan keningnya pada bahu telanjang Nora, ia mengernyit dan mulutnya terbuka kecil, bernapas berat melalui mulut. Pria itu menyesap, mengisapi punggung Nora berkali-kali dengan mata tertutup.

"Ough!" Nora tersentak. Memeluk leher Ical semakin mesra dan lelaki itu pun mengisap cuping Nora erat. Memberi satu hentakan dalam lalu Ical mencabut batangnya perlahan, ia letakkan di atas bokong mulus Nora yang memerah.

Ical membalik posisi Nora, menjadikan Nora telentang lalu kontak mata mereka bertemu. Sayu redup saling memandang. Terlihat Nora yang sudah amat lemas, hanya dapat mengulas senyum setipis mungkin.

"Laki-laki tampanku," gumam Nora pelan.

Ical membalas dengan senyum manis. Rambutnya basah oleh keringat dan kulitnya pun menjadi mengilap. Bersandar di atas dada Nora, pria itu mencari kenyamanan di sana. Memeluk wanitanya mesra, meletakkan wajahnya pada leher Nora dan Ical lantas memejamkan mata.

"Sepertinya kau memaksaku untuk menentang kedua orang tuamu, Nora," kata Ical dan napasnya masih terdengar berat.

"Sekarang kau berniat untuk menentang mereka?" tanya Nora. Menyisiri rambut lebat Ical dengan jemarinya. Meletakkan bibir pada kening pria itu.

Ical terkekeh rendah. Berbaring di samping Nora dan kini ia yang memeluk Nora di dadanya. Menarik selimut dengan kaki lalu menyelimuti tubuh telanjang mereka.

"Telah dipastikan, iya. Sudah seperti ini, aku tidak mungkin melepasmu lagi. Kau mau marah sampai meledakkan bumi pun aku tidak akan membiarkanmu pergi." Ical terkekeh lagi, pelan. Mendengar napas Nora yang juga masih tersengal, merunduk lalu melihat bibir perempuan itu yang menjadi kebas pun memerah.

"Bagaimana kalau sekarang keluargamu yang menentang?" tanya Nora. Masih belum yakin dengan Felice, khawatir jika Felice akan berubah pikiran.

"Aku laki-laki, hakku untuk menentukan pilihan," balas Ical. Memeluk Nora semakin erat.

Sesaat Nora hening kemudian wanita itu bertanya lagi. "Uhm... bagaimana jika aku hamil?"

"Lalu kenapa? Bukankah memang itu yang sedari tadi kuperjuangkan?" Ical meraih satu tangan Nora lalu ia kecup lama dengan mata terpejam. "Setelah semua tugas-tugas besarku tuntas, kita ke China dan menikah di sana. Aku tidak akan membiarkanmu lagi tinggal di sini, dunia Barat terlalu tidak aman untuk semua orang yang kusayangi."

Perkataan yang sangat tidak Nora sangka akan keluar dari mulut Ical. Perempuan itu menahan senyumnya, mengulum bibir, memeluk pinggang Ical dan mendempetkan tubuh mereka yang berkeringat.

"Sekarang aku tahu mengapa para jalang-jalang itu sangat ingin kau tiduri," ucap Nora. Mendongak untuk membalas tatapan Ical.

"Kumohon jangan bahas itu. Aku tidak mau suasana hatimu menjadi rusak dengan mengingat—,"

"Tapi aku ingin membahas itu, Ical," sela Nora.

Ical menggeleng dengan mata terpejam. "Jangan. Tidak usah membahas itu."

RODETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang