"Lu ... Bangun, kita udah sampai."
Jeje membangunkan cewek itu.
Luisa sedikit melenguh. Merentangkan tangannya keatas dengan mata yang masih tertutup.
Luisa membuka mata. Disampingnya sudah ada Jeje dengan Jean yang sudah tidak ada.
Luisa menatap sendu, menunduk, sekejap mendapatkan jaket menutup tubuhnya.
"Ini ... "
"Jaket, Kak Jean." Sahut Jeje sebelum Luisa menebak, "Nanti kamu balikin. Kita turun dulu, yang lain udah pada nunggu."
Luisa segera bangun, kesadaran penuh total.
"Aduh maaf, ya. Kamu jadi repot nunggu aku bangun segala. Maafin aku, Je."
Jeje mendecak.
"Udah cepat. Cerewet kamu."
Luisa cengengesan, "Maaf, Jeje."
"Iya, Luisa, Sayang. Kita turun sekarang."
Luisa mengangguk.
__🍂__
Di dalam museum, Jean tidak melakukan banyak selain hanya melihat-lihat tidak berbaur dengan yang lain.
Sementara Aksa dan Davin tentu membuaya.
Aksa menemani salah satu siswi yang ikut, dan Davin ngapel dengan Jeje. Entah sejak kapan Davin jadi selalu ingin nempel dengan Jeje, tapi yang jelas ia selalu berada di sekitar Jeje.
"Je ... "
"Ya." Jeje menoleh, menatap Luisa.
"Aku mau pipis."
Jeje mengangguk.
"Aku anterin. Kak Dav---"
Ucapan Jeje terhenti.
"Eh gak usah, Je. Aku sendiri aja." Serobot Luisa sebelum Jeje berbicara mengatakan pada Davin kalau ia akan mengantar Luisa ke toilet.
"Kamu gapapa sendiri? Awas kesasar loh? Museum ini besar banget."
Luisa tersenyum hangat.
"Gak, Jeje." Gemas Luisa. Cewek itu memang care kuadrat padanya.
"Yaudah. Sana, cepetan. Jangan lama-lama. Kabarin aku kalau ada apa-apa."
Luisa terkekeh. Davin hanya menyimak.
"Cuman ke toilet masa. Aku gak akan kenapa-kenapa."
Jeje mendecak.
"Iya-iya, sana deh. Nyebelin."
Davin terkekeh. Jeje sangat imut.
Luisa pun pergi ke toilet.
__🍂__
Jean mulai lelah berdiri, ia duduk di salah satu kursi disana, agak pojok. Terhitung sudah yang ketiga kali ini Jean datang kemari, dan tak ada dari barang sejarah disini yang mampu menarik perhatiannya untuk di perhatikan dan diteliti lebih dari hanya supaya tahu.
Jean menghela nafas, melihat anak-anak kelas sepuluh yang sibuk mengamati, ada juga yang hanya bercanda, berpacaran, dan sebagainya.
"Aduh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Jean. [END]
ФанфикLuisa adalah salah satu siswi yang mengagumi sosok Jean. Cewek itu agak tidak percaya diri karena benari-beraninya menyukai Jean yang segalanya, tapi cowok itu malah, "Sayang banget sama, Luisa!"